webnovel

Cinta Sabrina

20+ Sabrina Anastasya Bramantio, gadis cantik berusia 23 tahun itu terpaksa harus menelan pil pahit secara bersamaan dalam hidupnya. Dia tidak pernah menyangka hidupnya akan hancur bagaikan pecahan kaca. Kehancurannya berawal dari kekasihnyanya Reyno Prasetiyo yang selama 3 tahun bersama, akhirnya malah menikahi adik tirinya, Cantika Zaipahusna. Hingga suatu hari, Reyno mengalami kecelakaan yang nyaris merenggut nyawa. Sialnya, Cantika menuduh Sabrina yang mencelakai Reyno, karena semua bukti-bukti mengarah padanya. Peristiwa itu terjadi begitu saja dan berhasil membawa Sabrina ke penjara atas dakwaan kelalaian. Siapa sangka, saat ia memulai kehidupan baru dengan menjadi asisten rumah tangga, di tempatnya bekerja dia menemukan sosok Azka Purnama Assegaf, putra dari majikannya. Wajah tampan dan sikap bijaksana yang dimiliki Azka, nyatanya berhasil menarik perhatian Sabrina. Pun sebaliknya. Azka juga perlahan mulai terkesan dengan sikap lugu Sabrina. Seiring berjalannya waktu, akhirnya mereka saling dekat dan mempunyai perasaan yang sama. Akan tetapi, hati Sabrina kembali dipatahkan, saat mengetahui bahwa Azka hendak dijodohkan dengan wanita pilihan orang tuanya. Sakit. Hatinya bak hancur berkeping-keping. Untuk yang kesekian kalinya Sabrina terjerembap ke dalam lubang lara. Bagaimana kelanjutan kisah Sabrina dan Azka? Akankah pada akhirnya perjodohan itu berjalan dengan mulus, hingga mereka bisa bersatu? Mampukah Sabrina membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah?

Miss_Pupu · Urbano
Classificações insuficientes
292 Chs

Bab 172-Kembali meminta bantuan

Azka dan Sabrina pun kembali dibuat resah karena Bu Yeni tak menjawab sambungan teleponnya.

"Kenapa ini, Mamah. Masih tak mau menjawab telepon dari aku," kesal Azka karena masih tak ada jawaban dari mamahnya.

"Coba kita ke rumah dulu, barangkali Mamah sempat pulang. Bukankah titik mapsnya tadi ada di dekat rumah kita kan, Mas." Sabrina mengeluarkan saran berharap jika yang ia pikirkan benar adanya.

Tanpa menjawab saran dari istrinya, Azka kemudian melajukan kembali kendaraan roda empatnya menuju kediamannya yang hanya tinggal beberap meter lagi.

Adam yang sudah yang sudah menyadari kedatangan mobil Azka, segera membukakan pintu pagar tanpa diberikan kode terlebih dahulu.

Keluarlah Azka dan Sabrina dari dalam mobil dan mereka segera berjalan menghampiri satpam rumahnya.

"Pak Adam!" panggil Azka pada satpam rumahnya.

"Iya, Tuan," sahut Adam seraya menghampiri panggilan majikannya.