Keesokan harinya di kediaman Assegaf, keluarga kecil itu tampak tengah melakukan sarapan pagi. Namun, ada pemandangan yang mengenakan perasaan tatkala melihat Bu Yeni yang memandang dengan tatapan kosong tak tentu arah. Wanita paruh baya itu sepertinya trouma dengan kejadian kemarin yang cukup membuat jantungnya berdebar kencang.
"Mah!" Azka mengusap punggung tangan Bu Yeni kemudian mengelusnya dengan lembut.
"Mamah takut," lirih Bu Yeni dengan lesu. Pikirannya masih di selimuti kata-kata yang bernada ancaman dari orang jahat kemarin.
"Aku akan selalu menjaga, Mamah." Azka bersaha meyakinkan ibunya.
"Tapi kamu lebih sering keluar rumah dari pada di sini," ujar Bu Yeni penuh keragu-raguan. Perasaannya berkecamuk penuh ketakutan.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com