webnovel

Cinta Sabrina

20+ Sabrina Anastasya Bramantio, gadis cantik berusia 23 tahun itu terpaksa harus menelan pil pahit secara bersamaan dalam hidupnya. Dia tidak pernah menyangka hidupnya akan hancur bagaikan pecahan kaca. Kehancurannya berawal dari kekasihnyanya Reyno Prasetiyo yang selama 3 tahun bersama, akhirnya malah menikahi adik tirinya, Cantika Zaipahusna. Hingga suatu hari, Reyno mengalami kecelakaan yang nyaris merenggut nyawa. Sialnya, Cantika menuduh Sabrina yang mencelakai Reyno, karena semua bukti-bukti mengarah padanya. Peristiwa itu terjadi begitu saja dan berhasil membawa Sabrina ke penjara atas dakwaan kelalaian. Siapa sangka, saat ia memulai kehidupan baru dengan menjadi asisten rumah tangga, di tempatnya bekerja dia menemukan sosok Azka Purnama Assegaf, putra dari majikannya. Wajah tampan dan sikap bijaksana yang dimiliki Azka, nyatanya berhasil menarik perhatian Sabrina. Pun sebaliknya. Azka juga perlahan mulai terkesan dengan sikap lugu Sabrina. Seiring berjalannya waktu, akhirnya mereka saling dekat dan mempunyai perasaan yang sama. Akan tetapi, hati Sabrina kembali dipatahkan, saat mengetahui bahwa Azka hendak dijodohkan dengan wanita pilihan orang tuanya. Sakit. Hatinya bak hancur berkeping-keping. Untuk yang kesekian kalinya Sabrina terjerembap ke dalam lubang lara. Bagaimana kelanjutan kisah Sabrina dan Azka? Akankah pada akhirnya perjodohan itu berjalan dengan mulus, hingga mereka bisa bersatu? Mampukah Sabrina membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah?

Miss_Pupu · Urbano
Classificações insuficientes
292 Chs

Bab 144-Ancaman

"Mamah!"

Sabrina memanggil-manggil mertuanya. Mencari di setiap sudut ruangan, tak juga terlihat Bu Yeni di mana-mana.

"Bi Atun!" panggil Sabrina pada salah satu pembantu rumah tangga di situ.

"Iya, Non," sahut Bi Atun seraya berjalan menghampiri panggilan Sabrina.

"Apa Bibi melihat, Mamah?" tanya Sabrina tiba-tiba saja raut wajahnya berubah menjadi lesu.

"Bukankah dari tadi ada di kamar, Non? Saya sama sekali tak melihat Ibu keluar kamar," jawab Bi Atun dengan cemas. Ia tampaknya bisa merasakan kecemasan yang dialami majikannya.

Tanpa menunggu komando, mereka kemudian berjalan menuju kamar Bu Yeni untuk kembali memeriksa keberadaan Bu Yeni di kamarnya.

"Tuh kan, Bi. Tidak ada siapa-siapa!" cemas Sabrina saat ia dan Bi Atun sudah berada di dalam kamar mertuanya.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com