webnovel

Cinta Sabrina

20+ Sabrina Anastasya Bramantio, gadis cantik berusia 23 tahun itu terpaksa harus menelan pil pahit secara bersamaan dalam hidupnya. Dia tidak pernah menyangka hidupnya akan hancur bagaikan pecahan kaca. Kehancurannya berawal dari kekasihnyanya Reyno Prasetiyo yang selama 3 tahun bersama, akhirnya malah menikahi adik tirinya, Cantika Zaipahusna. Hingga suatu hari, Reyno mengalami kecelakaan yang nyaris merenggut nyawa. Sialnya, Cantika menuduh Sabrina yang mencelakai Reyno, karena semua bukti-bukti mengarah padanya. Peristiwa itu terjadi begitu saja dan berhasil membawa Sabrina ke penjara atas dakwaan kelalaian. Siapa sangka, saat ia memulai kehidupan baru dengan menjadi asisten rumah tangga, di tempatnya bekerja dia menemukan sosok Azka Purnama Assegaf, putra dari majikannya. Wajah tampan dan sikap bijaksana yang dimiliki Azka, nyatanya berhasil menarik perhatian Sabrina. Pun sebaliknya. Azka juga perlahan mulai terkesan dengan sikap lugu Sabrina. Seiring berjalannya waktu, akhirnya mereka saling dekat dan mempunyai perasaan yang sama. Akan tetapi, hati Sabrina kembali dipatahkan, saat mengetahui bahwa Azka hendak dijodohkan dengan wanita pilihan orang tuanya. Sakit. Hatinya bak hancur berkeping-keping. Untuk yang kesekian kalinya Sabrina terjerembap ke dalam lubang lara. Bagaimana kelanjutan kisah Sabrina dan Azka? Akankah pada akhirnya perjodohan itu berjalan dengan mulus, hingga mereka bisa bersatu? Mampukah Sabrina membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah?

Miss_Pupu · Urbano
Classificações insuficientes
292 Chs

Bab 109-Tak Ada Gunanya

"Kita akan berjuang, Rin. Tolong jangan pesimis!" tukas Azka. Nada suaranya sangat tegas meyakinkan Sabrina agar tak putus Azka.

"Aku tidak cinta sama, Paula. Aku hanya cinta sama kamu, Rin!" Imbuhnya kembali lirih.

"Baiklah kita lanjutkan perjuangan kita. Semoga dalam waktu satu bulan ini perjuangan kita tak sia-sia."

Setelah mereka berdua sama-sama sepakat dengan komitmennya untuk memanfaatkan waktu satu bulan yang tesisa kini sambungan telepon itu berkahir begitu saja.

Sabrina mau pun Azka sama-sama luruh di kamarnya masing-masing dengan perasaan resah mencoba menyemangati diri, menggantungkan harap semoga akan ada keajaiban untuk kisah cintanya.

Keesokan harinya di rumah, Paula. Terlihat Juna tengah berdiri di depan pintu rumah Paula, berdiri dengan raut wajah tegang tak ada goresan senyuman seperti biasanya.

Saat pintu rumah dibuka, Paula nampak terperangan melihatnya. "Mau ngapain kamu kesini?" tanyanya acuh tak acuh.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com