webnovel

Cinta Di Atas Dendam

Raditia Gunawan Adalah seorang pemuda yang mengalami koma, saat tubuhnya lemah tidak berdaya, ruhnya pun bergentayangan mencari sosok yang mencelakainya. Orang yang mencelakainya tidak lain adalah tunangan dan sahabatnya yang bernama Rayyan. Dalam keadaan gentayangan hanya satu sosok yang dapat melihatnya. Dialah gadis yang ternyata dokter yang pernah diabaikan cintanya oleh Radit saat mereka SMA. Rasya Nadira gadis cantik yang juga dokter ini dimintai Radit untuk balas dendam dan mempertahankan hartanya. Awalnya Nadira menolak karena dia masih sangat sakit hati dengan semua tindakan Radit yang semena-mena di masa lalu. Namun Nadira memutuskan untuk membantu dan akan membuat Radit jatuh cinta kepadanya kemudian mencampakkannya Disaat itu pula Radit mengetahui ternyata saudara kembarnya masih hidup dan dimanfaatkan oleh Rayyan. Radit yang dapat masuk ke tubuh Ditia alias saudara kembarnya, memanfaatkan itu untuk menghentikan kejahatan Rayyan. Ketika rencana Radit hampir berhasil, dia siuman dan tidak mengingat kejahatan tunangan bersama sahabatnya. Sementara perasaan cinta mengalahkan dendam di hati Nadira, dia tulus mencintai Radit, walau Radit tidak mengingat perjuangan Nadira. Diwaktu bersamaan dengan sadarnya Radit, ternyata Ditia sudah dibunuh. Arwah Ditia merasuki tubuh Radit untuk mengungkap siapa orang yang telah membunuhnya. Akankah Radit berhasil mempertahankan kekayaannya? Akankah dia mengingat Nadira? Dapatkah arwah Ditia mengungkap pembunuhnya?

Airin123 · Fantasia
Classificações insuficientes
16 Chs

15

"Jangan tanya ke aku. Aku tidak tahu. Dit, ayahnya Rayyan itu pernah dipenjara enam tahun karena tuduhan dari keluargamu."

"Apa?!" Radit sangat terkejut.

"Mungkin itulah dendam awal Rayyan."

"Ya, tapi aku belum tahu alasannya. Sampai om Hardi Sufyan masuk penjara."

"Pelan-pelan kamu akan tahu," kata Nadira. Dokter cantik itu fokus melajukan mobil. Radit diam-diam terus memikirkan segala masalahnya.

"Menurutmu, apa artinya kehidupan?" tanya Radit lalu menatap Nadira.

"Hidup untuk melakukan kebaikan, segala sandiwara kehidupan sudah tertulis. Hidup sejatinya untuk mencari ridhoNya. Bukankah dalam kandungan, ketika Sang Pencipta memberi ruh. Janin ditanya, siapkah hidup di dunia? Dan Sang Pencipta pun menunjukkan kehidupan janin tersebut di dunia. Jika janin tidak siap menghadapi kehidupan, maka janin akan gugur dari rahim sang ibu."

Radit menatapnya. "Jangan menatapku seperti itu, takutnya kamu nanti terpesona olehku."

Mendengar perkataan Nadira, Radit tertawa lepas, Nadira melirik singkat sambil tersenyum.

Mobil terparkir di depan rumah yang sangat sederhana. "Rumah ayahku tidak besar, mungkin juga kotor, mungkin kamu akan risih."

"Jangan bicara seperti itu. Rumah ternyaman adalah ketika kita merasa bahagia.