webnovel

4

Pagi ini berjalan seperti biasanya, Naya ke butik lebih pagi, Firman hanya mendapatkan informasi melalui pesan singkat istrinya yang mengabarkan bahwa sudah ada sarapan untuk Firman di atas meja.

Naya memasuki butiknya, dia disambut oleh Diah yang sedang bersih-bersih.

"Diah, bagaimana persediaan untuk pelanggan kita beberapa Minggu ke depan?" Naya melihat stok barang kini tinggal sedikit, siang nanti barang baru akan diantarkan dari pabrik.

" Alhamdulillah, cukup Bu. Tapi sudah banyak lagi pesanan yang masuk". Diah tersenyum gembira.

" Apa kita cari karyawan lagi yah?". Naya membutuhkan karyawan pria sekarang ini, karena tidak bisa mengharapkan karyawan ceweknya untuk mengangkat barang yang agak berat.

"Bisa sih Bu, sekalian kita juga cari kurir biar makin cepat pengantaran barang pada konsumen kita". Naya menganggukkan kepalanya.

"Diah, gaji kamu nanti siang aku transferin. Khusus nhari ini kamu bisa tutup butik ini lebih cepat dari biasanya, kamu tutup siang juga tidak apa-apa." Diah langsung memeluk Naya senang, gadis itu kegirangan. Naya memang sangat baik hati padanya dan semua karyawan yang bekerja lama pada dirinya.

" Sekalian buat iklan, lowongan buat kurir dan yang akan bantu-bantu kita memindahkan barang". Diah mengangguk setuju. Akhirnya gadis itu tidak lagi akan merangkap semua pekerjaan lagi, gadis itu akan fokus pada desain-desainnya.

Siangnya butik ditutup, Naya mengajak Diah untuk makan siang bersama dirinya. Mereka makan ke restoran yang tidak jauh dari butiknya, Naya memilih meja yang berada di tengah-tengah.Naya dan Diah makan dalam diam, menikmati lezatnya makanan yang memanjakan lidah mereka.

Seseorang yang juga sedang makan di restoran itu, memerhatikan Naya dengan penuh selidik, takut tersalah orang. Pria tersebut memandang lama meja tempat Naya makan. Tampaknya Naya akan beranjak, pria itu tetap mengawasi pergerakan Naya. Naya berlalu keluar restoran setelah membayar makanannya di kasir. Pria itu langsung ikut meninggalkan restoran tersebut menyusul Naya, untung tadi dirinya belum sempat memesan makanan jadi tidak harus antri di depan kasir dan kehilangan jejak Naya.

Naya berjalan dengan tergesa-gesa gadis itu merasa ada yang mengawasinya, tetapi ketika melihat sekelilingnya dia tidak menemukan seorang pun yang mencuri pandang ke arahnya.

"Naya, Nay!" Gadis itu menoleh, seseorang berteriak menyebutkan namanya. Matanya terbelalak ketika melihat wajah orang yang memanggilnya, Andrew masa lalunya.

" Ada apa anda memanggil saya". Naya masih menormalkan suaranya, gadis itu berusaha mengendalikan emosinya melawan masa lalu tentang Andrew yang berkelebatan dikepalanya.

"Naya, maafin aku untuk kejadian empat tahun yang lalu. Aku mencari kamu kemana-mana tapi kamu tidak ada kabar Nay, kamu menghilang". Pria itu mengucapkannya dengan sungguh-sungguh. Naya menghembuskan napasnya, pasti papinya melindunginya dalam diam agar pria ini tidak memiliki akses untuk bertemu dengannya.

"Maaf untuk soal itu. Tapi empat tahun yang lalu itu kesempatan terakhir untuk kamu, aku sudah menikah sekarang dan walaupun aku belum menikah kamu sudah tidak punya kesempatan lagi Drew". Naya menggigit bibirnya, matanya berkaca-kaca.

Gadis itu menarik napasnya perlahan dan menghembuskannya juga perlahan-lahan. Berangsur-angsur keadaannya membaik hilang sudah keinginannya untuk menangis.

"Nay, aku akan tetap perjuangin kamu Nay, aku tak akan peduli lagi larang papimu yang brengsek itu". Andrew berlalu dari hadapan Naya dengan penuh emosi. Naya menggigit bibirnya, gadis itu kembali geram mengingat perkataan Andrew yang mengatakan papinya brengsek. Gadis itu menghembuskan nafas dan menarik napas berulang-ulang, setelah agak tenang gadis itu menjalankan mobilnya, meninggalkan restoran itu.

Sementara itu di dalam mobil yang lain di parkiran restoran itu seseorang juga memerhatikan Naya bersama Andrew.

"Yakin bro, tidak mau mengikuti kemana istrimu pergi?" yang ditanya hanya menganggukkan kepalanya.

Dia tahu istrinya itu punya mantan, tapi tidak tahu kalau mantan istrinya itu datang lagi pada Naya. Kalau dilihat-lihat tadi sepertinya bukan pertemuan yang menyenangkan, karena terlihat dari wajah penuh emosi dan rahang yang mengetat pria yang berlalu dari hadapan istrinya itu. Sedangkan, istrinya terlihat barusaha menenangkan diri. Firman, ingin sekali langsung turun dari mobil untuk mengeluarkan pertanyaan-pertanyaan yang ada di kepalanya. Tetapi, pria itu masih punya jam mengajar dan akan ada rapat lagi setelahnya.

Sejak kejadian yang dilihatnya dari dalam mobil Firman menjadi lebih pendiam, dirinya berharap hari ini cepat berlalu. Di lain tempat Naya menenangkan dirinya di bawah pohon dekat rumahnya, angin membelai gadis itu. Naya melebarkan tangannya menerima terpaan angin pada dirinya. Gadis itu kembali teringat padaasa lalunya.

Sore itu Naya sangat marah pada Andrew, pria itu mencium bibirnya. Naya tidak senang ada orang yang berani-berani melakukan hal seperti itu. Naya selalu dinasehati oleh papi dan Maminya untuk menjaga dirinya, apalagi Naya itu perempuan. Dalam masyarakat jika ada apa-apa yang terjadi yang disalahkan adalah anak perempuan. Seperti anak tetangganya yang dihamili pacarnya, dan pacarnya melepas tanggung jawab. seperti habis manis sepah dibuang lah ceritanya, anak itu kemudian diusir oleh keluarganya. Sedangkan pacarnya tidak diketahui keberadaannya, yang menjadi gosip ditetangga adalah kutukan dan hinaan pada perempuan itu karena menjadi perempuan bodoh dan murahan. Naya hanya mendengarkan tanpa menimpali ketika dia membeli sayur pada mas-mas dikompleksnya itu, salahin lakinya dong jangan ceweknya saja tapi itu dalam hati, Naya tidak berani berurusan lebih jauh dengan gosip ibu-ibu itu. Sekarang Naya senang dengan nasihat-nasihat orang tuanya itu, padahal awal-awal remaja gadis itu sedikit merasa kesal kalau di nasehati untuk selalu hati-hati dengan teman-temannya. Naya setuju sebagai anak perempuan, dirinya harus pandai-pandai menjaga diri, Naya pun tahu tidak semua pria yang dekat dengan dirinya itu orang-orang yang tulus.

Hingga suatu kejadian saat gadis itu berumur 20 tahun membuat pikirannya lebih terbuka. Andrew yang sudah meminta maaf karena menciumnya kembali menciumnya dengan sedikit paksaan. Sejak saat itu, Naya menghapus semua hal yang berkaitan dengan Andrew, gadis itu memutuskan hubungannya dengan Andrew. Naya tidak pernah menceritakan hal tersebut kepada kedua orangtuanya. Akan tetapi, Naya kecolongan orang tuanya sudah tahu dari orang-orang yang mengawasinya secara diam-diam.

Naya kembali membuka matanya, hatinya agak baikan gadis itu bertekad untuk lebih tegas pada orang-orang yang datang untuk mengusik pernikahannya.