Setelah mengatakannya, Qu Tan'er mengeluarkan ekspresi yang tidak pernah terlihat sebelumnya. Walaupun berpura-pura bodoh bisa membuatnya hidup sedikit tenang, namun ini bukan cara yang bisa dipakai untuk jangka lama.
"Nona, Anda…" Jingxin melihat Qu Tan'er dengan cemas. Saat dia ingin mengatakan sesuatu, ucapannya langsung dipotong oleh tuannya.
"Jingxin, bagaimana ini? Aku ingin sekali pergi dari sini. Sudah tidak banyak waktu lagi dan aku tidak berminat bermain-main bersama mereka. Kamu tahu tidak? Mo Liancheng bilang aku harus membunuhnya kalau aku mau pergi. Kalau membunuhnya, memang aku masih bisa hidup? Bukankah ini hanya omong kosong saja? Aku tahu ini omong kosong, tapi aku tidak bisa memprotesnya!" tutur Qu Tan'er yang semakin merasa tidak berdaya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com