webnovel

Kamu Begitu Ingin Surat Cerai? (7)

Editor: Wave Literature

Mo Liancheng tertawa pelan kemudian berkata, "Kamu kan sudah masuk, tidak perlu repot-repot keluar lagi."

"Tidak repot kok. Kamu pelan-pelan saja berganti pakaian. Aku tidak buru-buru."

"Masuk kemari..." Nada bicara Mo Liancheng terdengar tenang. Tidak ada kemarahan yang terpancar, namun siapa pun yang mendengar tidak berani untuk membangkang.

Namun…

"Tenang saja. Setelah aku keluar, aku akan menutup pintu rapat-rapat. Aku tidak akan membiarkan angin berembus masuk," ujar Qu Tan'er sembari tertawa. Mana mungkin aku bisa menuruti perkataannya? Tidak akan pernah! batinnya. Setelah menyelesaikan ucapannya, dia segera melangkah ke belakang, lalu…

"Kamu ingin mati?" Mo Liancheng mengucapkannya dengan sangat datar. Matanya menatap Qu Tan'er yang berdiri membatu di dekat pintu. Sudut bibirnya terangkat sedikit ke atas sehingga membawa kesan dingin. Senyumnya terlalu dingin, tidak ada kehangatan sama sekali.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com