"Hanya satu tangkai, terlalu sedikit." Mo Liancheng tiba-tiba bersuara.
"Tidak terlalu sedikit, walaupun hanya satu tangkai, itu melambangkan satu hati dan satu pikiran."
"Satu hati dan satu pikiran? Sepertinya ada dua kata 'satu', kalau begitu buatkan 11 tangkai saja."
"..." Apa dia ingin menjadi seorang wanita? Astaga, kenapa dia menginginkan 11 tangkai bunga? Batin Qu Tan'er.
Tanpa diduga, Mo Liancheng tiba-tiba bertanya, "Apa maksud dari ungkapan satu hati dan satu pikiran?"
"Maksud dari ungkapan itu adalah keabadian. Kamu tercipta hanya untukku satu-satunya." Qu Tan'er pernah melihat ungkapan itu di internet saat berada di zaman modern. Tapi seolah dia tampak sudah sangat familiar dengan ungkapan tersebut.
"Kalau begitu, Pangeran ini hanya menginginkan satu tangkai saja."
"Eh?" Qu Tan'er berkedip beberapa kali. Bagaimana dia bisa berubah pikiran dengan begitu cepat? Batinnya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com