webnovel

Chapter 38 - Masalah dimulai

"Jadi Kotori, aku tidak perlu lagi mengurus masalah yang di buat oleh Nao Tomori?" Tanya Touma kepada Kotori, tepat ketika ia baru saja pulang tiba di Yuragi Sou dan Kotori tiba-tiba saja memanggil Touma ke ruang tamu.

"Yup, Nao Tomori mendadak disambar petir, tubuhnya ditemukan di dekat asrama Tokiwadai," Jawab Kotori menjelaskan. "Kemungkinan besar petir yang dilepaskan oleh Mikoto-san secara tidak sengaja mengenai Nao Tomori yang sedang mengawasi kamarnya Mikoto-san, karena luka yang diterima oleh Nao Tomori begitu parah, ia tidak akan bisa menjalankan rencananya setidaknya untuk beberapa bulan ke depan."

"Sigh, baguslah kalau aku tidak harus berurusan dengan gadis aneh semacam dirinya," Kata Touma sambil duduk di sebelah Kotori. "Aku paling malas kalau harus menangani gadis aneh seperti Nao Tomori, yang percaya kalau khayalan yang ia alami adalah sebuah kenyataan."

"Onii-chan dalam kasus apapun dimana aku membutuhkan bantuanmu, kau selalu merasa malas," Kata Kotori yang cuma bisa menghela nafasnya dalam-dalam ketika ia mendengar ucapan dari kakaknya. "Dan kau baru akan menunjukkan sifat rajinmu, hanya untuk hal-hal yang kau sukai saja."

"Yah, mau bagaimana lagi," Kata Touma. "Bagiku hal-hal yang tidak kusukai adalah hal yang tidak penting dan merepotkan, tapi kalau hal-hal semacam itu tidak kuurus, maka aku juga yang akan disusahkan jadi suka ataupun tidak aku terpaksa harus menangani semua kasus yang kau limpahkan padaku, Kotori."

***

"Kotori-san dan Touma masih mengobrol di ruang tamu," Kata Index yang saat ini sedang memegang mug berisi susu yang disediakan oleh Chitose untuknya. "Sedangkan ada anime yang ingin kutonton, kalau mereka berdua masih mengobrol begitu, aku jadi sama sekali nggak bisa menonton anime itu. Karena satu-satunya TV yang ada di Yuragi Sou di taruh di ruang tamu."

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

"Kamu harus bersabar Index-chan," Kata Chitose yang sedang mengelap piring dan gelas di dapur. "Mereka berdua sedang membicarakan masalah yang penting, jadi kita tidak boleh mengganggu mereka berdua."

"Hmmph baiklah," Kata Index sambil menggembungkan pipinya.

"Touma-chii dan Kotori-chan pasti sedang membicarakan masalah Judgement yang tidak bisa ditangani oleh Kotori," Kata Kirika yang saat ini sedang duduk di sebelah Index dalam wujud normalnya. "Dan apapun masalahnya, itu bukan urusan yang harus kita campuri. Karena pasti masalahnya cukup berbahaya."

"Yah, tapi aku nggak suka kalau Touma-san yang harus selalu menangani masalah yang dimiliki oleh Kotori-chan," Kata Ayu dengan wajah yang terlihat kesal. "Dia selalu menyebut dirinya pemalas, tapi dia selalu menolong orang yang membutuhkan bantuan tanpa mengharapkan balasan sama sekali."

"Yah, Touma-san memanglah orang yang seperti itu," Kata Shizuka yang duduk di sebelah Ayu. "Dia adalah pemalas yang suka menolong orang lain, dan untungnya Touma-san bukanlah orang bodoh yang merasa dirinya akan mati kalau tidak menolong orang lain. Tapi dia adalah seseorang yang hanya akan menolong orang yang benar-benar membutuhkan bantuan dari dirinya."

"Aku sama sekali tidak mengerti apa yang baru saja kau ucapkan Shizuka-chan," Kata Kirika dengan wajah yang terlihat bingung. "Bisa kau jelaskan dengan kata-kata yang bisa kupahami dengan mudah?"

"Maksud dari hal yang diucapkan oleh Shizuka-san ialah, Touma-san itu bukan seseorang yang mengidap Aultrism, penyakit kejiwaan dimana seseorang merasa ketagihan untuk menolong orang lain dan merasa tidak nyaman kalau tidak bisa menolonh orang lain," Kata Ayu menjelaskan. "Touma-san suka menolong orang lain, tapi dia tidak 'ketagihan' menolong orang lain. Dia adalah tipe orang yang hanya akan menolong seseorang jika ia bisa memberikan bantuan itu."

"Ah, jadi itu maksud dari perkataan sulit yang diucapkan oleh Shizuka-chan tadi," Kata Kirika yang tersenyum karena akhirnya ia bisa mengerti hal sulit yang diucapkan oleh Shizuka.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Di siang hari di saat Misaka Mikoto sedang duduk disebuah bangku taman dimana ia sering menghabiskan waktunya untuk merenung. Ia bertemu dengan seorang gadis yang sangat mirip dengan dirinya, memakai seragam Tokiwadai, dan saat ini gadis itu sedang duduk di sebelah Mikoto dengan wajah yang tanpa emosi dan pandangan mata yang kosong.

Misaka Mikoto mengetahui identitas dari gadis di sebelahnya, tapi Mikoto tidak tahu ia harus berbuat apa dengan gadis itu. Dan Mikoto yakin kalau selain gadis yang saat ini ada di sebelahnya, masih ada tiruan dari dirinya yang lain sedang berkeliaran di Kota Akademi. Dan memikirkan kekacauan macam apa yang akan terjadi ketika klon dari dirinya bekeliaran di Kota Akademi, hanya membuat kepala Mikoto menjadi pusing.

Saat ini satu-satunya hal yang membedakan dirinya dengan klonnya ialah google yang menempel di kepala klonnya dan pandangan mata yang kosong yang dimiliki oleh klonnya. Selain hal itu, ia dan klonnya memiliki tinggi dan wajah yang sama.

Mikoto ingin segera pergi ke fasilitas yang sudah menyalahgunakaan peta DNA miliknya untuk membuat klon dari dirinya dan menghancurkan fasilitas tersebut. Tapi saat ini ia tidak bisa melakukan hal itu, karena kalau ia meninggalkan klon yang saat ini ada di hadapannya, ia merasa kuatir akan ada masalah gawat yang terjadi.

***

Puluhan klon dari Misaka Mikoto saat ini sudah menjadi tumpukan mayat, dan yang berdiri di atas tumpukan mayat itu ialah seorang lelaki berambut putih berkulit pucat dan berbadan kurus. Wajah dari lelaki itu terlihat sangat jahat dan menakutkan, dan senyum jahat yang muncul di wajahnya, bisa membuat siapapun merasa ketakutan atau jijik.

Nama lelaki itu adalah Accellator, Esper Level Lima nomor satu yang muncul tepat setelah Touma menjadi nomor nol dari Esper Level Lima. Dan saat ini ia sedang menjalankan misi untuk mencapai level kekuatan yang lebih tinggi yaitu Level 6.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Di waktu yang sama dengan Mikoto yang sedang duduk di bangku taman dengan klonnya.

"Kenapa juga kita harus kembali lagi ke kota ini, tepat satu minggu setelah kita dikalahkan oleh Kamijou Touma!" Kata Stiyl Magnus yang terlihat amat marah. "Aku tidak mau berada di kota sialan ini! Kota ini hanya mengingatkanku pada kekalahanku di tangan Kamijou Touma yang tidak mengizinkan kita berdua untuk bertemu dengan Index!"

"Kita tidak punya pilihan lain Stiyl," Kata Kaori sambil menghela nafas. "Karena kita diperintahkan untuk menangkap Aurelous Izzard anggota Vatican yang dipercaya sudah bergabung dengan the Zodiac dan mendapatkan peningkatan kekuatan dari grup teroris itu, ditambah lagi Laura-Sama memaksa kita untuk mengecek apakah Kamijou Touma adalah leluhur keempat atau bukan!"

"Tccch, bos kita yang brengsek itu benar-benar merepotkan!" Kata Stiyl yang membuka kotak kecil berisi rokok yang sangat ia sukai. "Kenapa juga dia harus memberikan kita perintah yang merepotkan dan tidak penting. Aku masih punya banyak hal yang harus kulakukan di Necessarius! Dan para muridku masih membutuhkan bantuanku untuk mengembangkan kekuatan sihir yang mereka miliki!"

"Aku akui kalau Laura-Sama memang brengsek dan kadang kekanak-kanakan," Kata Kaori. "Tapi suka atau tidak kita adalah anak buahnya dan dia adalah atasan kita, jadi selama kita masih menjadi anggota dari Neccessarius kita diwajibkan untuk mengikuti semua perintah yang ia berikan kepada kita."

Kanzaki Kaori, yang secara diam-diam mengontak Chitose, setelah Chitose memberikan nomor telepon yang tidak bisa dilacak kepada Kaori. Sudah mengetahui identitas asli dari Laura Stuart setelah Chitose memberitahukan semua keburukan dari Necessarius kepada Kaori. Kaori awalnya tidak percaya dengan ucapannya Chitose, tapi setelah ia memeriksa sendiri apakah ucapannya Chitose benar atau tidak. Kaori akhirnya sadar kalau Chitose tidak berbohong kepadanya.

Kaori sebenarnya ingin melarikan diri dari Necessarius dan kembali ke Jepang. Tapi ia tahu kalau ia melarikan diri maka, pihak Necessarius akan merasa curiga kepada dirinya. Jadi ia memilih bertahan sambil berpura-pura setia kepada Necessarius, dan menunggu waktu yang tepat untuk melarikan diri.