webnovel

Bab 2. Pria Bereng**k

"Akhhh...!!" Jerit Aurel terdengar lirih dia yang merasa semakin kesakitan, hingga terduduk lesu di kursi sambil memegang kepalanya.

Cuplikan gambar dan suara-suara terdengar samar di dalam kepalanya.

"Akhhh.. apa itu.." jeritnya.

"Akhhh.. sakit.. sakit..." Aurel memegang kepalanya dengan kuat dengan jemarinya,

kepalanya terasa berputar-putar beraneka ragam gambar dan suara-suara terputar di kepalanya.

Kembali dia bisa melihat dan mendengar dengan jelas suara-suara yang sangat dikenalnya...

"Akhhhh...." jeritnya nyaring, hingga mengejutkan perias pengantin yang kembali bersama seorang pelayan hotel.

"Apa itu.. sepertinya dari kamar calon pengantin..!" teriak perias pengantin itu.

"Cepat.. cepat..!!" terdengar suara teriakan dan langkah kaki samar-samar di telinga Aurel sebelum semuanya menjadi gelap dan dia jatuh tak sadarkan diri.

"Lekas.. tolong dia..!! Panggilkan Dokter ..!! kabarkan di luar pengantin wanita sedang pingsan tidak sadarkan diri.." kata perias pengantin itu.

"Lekas panggil dokter..!!" terdengar suara lainnya.

Di Kepalanya berputar-putar berbagai adegan yang membuatnya sangat bingung.

Dia layaknya sedang berdiri melihat ke sebuah ruangan dan disana dia bisa lihat dengan jelas sosok David tunangannya tengah bermadu kasih dengan seseorang yang dia tidak kenali.

Bahkan dengan jelas dia bisa mendengar suara desahan dari keduanya.

"Akhhh... Hmmm.." desahan yang saling beradu satu sama lainnya.

Lalu berputar lagi sebuah adegan dimana Davis tengah mencumbu mesra dengan seorang gadis yang sangat dikenalinya, sepupunya Lusiana hal itu sontak membuatnya sangat emosional.

"Kalian brengsek...!!" teriak Aurel sambil  berlari menerjang mereka berdua hendak melampiaskan amarahnya, dan yang terjadi sosok David dan Lusiana  yang dilihatnya di depan matanya  langsung menghilang bak ditelan asap.

"A-apa itu, bagaimana mungkin..?" pikirnya, lalu kembali kepalanya terasa amat sangat sakit.

"akhhh.. nikmat…" kembali dia bisa mendengar suara David tuanangannya, sebuah suara yang terdengar jelas di telinganya.

Sebuah adegan dimana David beradegan ranjang dengan wanita lain lagi, lagi dan lagi hingga membuatnya sangat jijik melihat sosok pria yang sudah ditunangkan dengan dirinya.

"Dasar pria berengsek... Bajingan kamu..!!" makinya.

Lalu berputar lagi adegan lain di kepalanya, dia bisa melihat sosok David yang tengah menemani Lusiana sepupunya yang sedang terbaring  sakit, terlihat raut wajah kesedihan di mata David.

"Ada hubungan apa-apa kalian, mengapa kalian melakukan hal ini kepadaku..?"

Kembali lagi berputar-putar berbagai adegan yang bahkan Aurel tidak bisa mengetahui apakah adegan itu nyata atau tidak, apakah itu terjadi nanti, sekarang atau sebelumnya.

Semuanya menjadi tanda tanya besar pada dirinya..?

Dan yang terakhir adalah sebuah adegan yang membuatnya semakin jijik dengan sosok David, pria paling berengsek yang pernah dikenalnya.

Seorang yang dengan yakin telah dipilihnya meski harus melalui perjodohan dari kedua belah orang tua, seorang pria yang diyakininya akan menjadi sosok perlindungan untuknya.

Disana dia bisa melihat dirinya sendiri seorang diri, seperti sedang melihat dirinya dalam sebuah cermin.

Dan ketika dia hendak mendekatinya, seketika dia terkejut sebuah tangan membekap mulutnya dengan kuat. Dan menarik tubuhnya dengan kencang, Aurel bisa melihat dirinya yang berusaha melawan sekuat tenaganya.

"Akhhh.. lepas.. lepaskan...!!", dia bahkan bisa turut merasakan betapa ketakutan dirinya saat itu.

Bahkan terlihat dia beberapa kali berusaha memukul, menginjak bahkan menggigit namun lagi-lagi sosok Itu berhasil membekap lagi mulutnya dengan erat hingga membuatnya tak sadarkan diri.

Dia bisa melihat tubuhnya yang tergolek tak berdaya di lantai dengan garis dar*h yang terpampang jelas menyayat di lehernya.

Sosok Aurel yang dia lihat tidak sadarkan diri tentu saja tidak tahu siapa yang melakukan hal tersebut kepadanya, namun sosok Aurel  yang sedang berdiri dengan jelas bisa melihat siapa yang melakukannya.

Dia adalah David tunangannya, yang dijodohkan oleh papinya.

Melihat sosok lelaki itu Aurel berusaha menerjang untuk membalaskan hal yang baru saja dilakukan pada dirinya, melawan dan menolong dirinya sendiri namun tak bisa.

Lagi-lagi semua yang dilihatnya langsung menghilang begitu saja bagai sebuah asap hitam.

"Akhhhhh.. " Aurel berusaha teriak menjerit sekuatnya, karena saat ini Aurel bisa merasakan sakit kepala yang amat sangat hebat.

"Apa itu semua..? Siapa mereka..? Mengapa David begitu padaku..?".

Hingga semuanya perlahan-lahan menghilang dan semuanya menjadi hening di kepalanya.

"Dia masih belum bangun..?" samar-samar sebuah suara terdengar pelan di telinganya,

sebuah suara yang cukup dikenalinya.

"Belum.. " jawab seorang wanita, Aurel tidak tahu suara siapa itu.

"Apa kata dokter, kenapa bisa dia menjadi tak sadarkan diri?" tanya suara lelaki tadi.

"Sepertinya dia sedang setress, sebelum acara dimulai terjadi keributan di ruang ganti pengantin wanita"

"Bahkan dia terluka karena hal itu, namun ketika perias pengantin mau mengobati dan menggantikan gaunnya yang kotor"

"Aurel berkata kepalanya sangat sakit,"

"Aurel... Aurel..." Terdengar suara memanggil namanya.

"Hmmm.." Aurel mulai menggerakkan jari-jemarinya.

Perlahan dia mulai membuka matanya, Aurel bisa melihat saat ini dia sedang berada di sebuah ruangan yang berbeda dan terlihat beberapa orang yang dikenalnya dengan menatapnya.

"Hmmm... Dimana aku..? A-apa yang terjadi?" tanya Aurel lirih sambil memegang kepalanya, yang masih terasa amat sangat sakit.

"Aurel apakah kamu baik-baik saja sayang,?" tanya David menghampirinya.

David yang terlihat sangat khawatir mendekat ke arah Aurel dan menggenggam tangannya, "Apakah kamu merasakan sakit,? bagian yang mana yang terasa sakit..,?" tanya David kembali.

Bukan menjawab pertanyaan itu, di benak dan di kepalanya terngiang-ngiang adegan menjijikkan yang dilakukan oleh David.

Bahkan dia mengingat dengan jelas, bagaimana terakhir kali ketika David membekap mulutnya dan membuat tak sadarkan diri dan jatuh tak berdaya berlinang darah, dia tidak akan tahu apa yang akan terjadi dengan dirinya saat itu .

Melihat wajah David membuat Aurel menjadi murka dan merasa amat sangat jijik, sontak dia menarik tangannya dari genggaman David.

"Kenapa.. ? apakah aku menyakitimu..?" tanya David  yang terkejut dengan sikap Aurel yang biasanya sangat lengket dengannya sekarang tiba-tiba menarik tangannya begitu saja ketika dia menggenggamnya.

"Ti-Tidak, aku hanya ingin sendiri. Bisakah kalian tinggalkan aku dulu. Kepalaku masih terasa amat sangat sakit" pintanya.

"Sebaiknya kamu segera memeriksa ke dokter," sahut David.

"Baiklah, nanti aku akan memeriksakan ke Dokter" jawab Aurel.

"Tolong, bisakah kalian memberikan aku waktu.. aku ingin beristirahat, kepalaku masih teramat amat sakit,?!" pintanya, tanpa banyak bicara mereka langsung beranjak pergi, Aurel bisa melihat mereka semua meninggalkannya sendirian disana.

Dalam kesendirian dia berpikir, apa yang baru saja terjadi padanya.

"Mengapa dia tiba-tiba pingsan,?".

"Dan bagaimana dengan pesta itu,? persetan dengan pesta..!! dia lebih kembali adegan apa yang sebenarnya tadi terjadi, apakah itu sebuah mimpi atau pertanda?

Atau hal itu beneran sedang terjadi saat ini, Aurel saat ini benar-benar tidak mengetahui apa yang real dan apa yang tidak,?

Dan siapa yang bisa dipercaya olehnya, bahkan terlihat orang-orang terdekatnya bahkan yang tinggal satu rumah dengannya juga terlihat dengan jelas di kilasan adegan itu hal apa yang mereka lakukan padanya.

Tangannya gemetar, emosinya saat ini mulai tidak stabil. "Hhhh.." bahkan saat ini dia merasakan sesak di dadanya.

"Hhhh.. Hhhh.. bernapas Aurel.. bernapas Aurel.." dia berusaha menenangkan dirinya sendiri, pikiran kacau dan hati yang tak karuan membuatnya tak bisa berpikir jernih.

"Dimana telepon ku..?!" dia berusaha mencari sekeliling kamar mencari telepon miliknya. Di pojok meja rias dalam kamar itu, Aurel bisa melihat tas yang dikenakan dari rumah.

Dengan gontai dia berusaha bangun dari tidurnya, membawa tubuhnya yang gemetar dengan kakinya yang terasa lunglai tidak berdaya.

Meraih teleponnya dan menggulir sebuah nama disana.

"Bepp.. Bepp.."

setelah beberapa dering telepon itu diangkat.

"Sekian tahun baru kamu mengingat keberadaanku " jawab dengan nada dingin terdengar ditelinga nya..

"Hik.. Hik... " Hanya Isak tangisnya yang terdengar

"Apa yang terjadi padamu" nada emosi begitu mendengar hanya suara tangis

"Aku membutuhkanmu disini oniisan.. hik..hik.." katanya dengan suara yang masih sesegukan

"Tunggu aku satu jam lagi aku akan berada disana.. Dan ingat sebaiknya jangan sampai ada yang tahu keberadaanku.. Kamu paham.."

"Iya oniisan aku mengerti.. Kemarilah.. Tolong aku....!!"

"SHITTT .. Kamu membuatku penasaran.." makinya..

"Tunggu aku.. Aku segera kesana..!!"

Terdengar suara sambungan telepon yang terputus kan. Aurel hanya bisa memandang teleponnya yang bertuliskan sebuah nama inisial yang hanya bisa diketahui identitasnya olehnya.

Disaat ini dia hanya membutuhkan orang yang benar-benar bisa dia percaya karena dia selama ini buta tertutupi segalanya tidak tahu mana lawan mana kawan.