webnovel

Bab 1. Pria Ber*ngs*k

Di sebuah hotel ternama tengah berlangsung sebuah acara pernikahan megah, saat ini sang calon mempelai pria sedang bercakap-cakap dengan para tamu undangan yang datang, sambil menunggu kedatangan calon mempelai wanita yang sedang berada di ruangan lain.

"Selamat David.." ucap para tamu yang hadir satu persatu.

"Terima kasih," kata David tersenyum lebar kepada mereka semua.

"Selamat David... kamu memang beruntung.." sahut lainnya.

"Terima kasih Bro,".

Tak lupa para undangan juga memberikan ucapan selamat kepada keluarga kedua mempelai.

Saat ini di bangunan yang sama, namun ditempat berbeda terlihat sosok wanita asia berwajah cantik tengah di make up di dalam sebuah ruangan yang khusus disediakan untuknya.

"Wahh.. kakak kamu terlihat sangat cantik sekali..!!" puji seorang gadis yang sedari tadi menemaninya.

"Kak David pasti sangat beruntung mendapatkanmu.." pujinya kembali.

"Akh kamu Lusiana, hari ini kamu juga terlihat luar biasa cantiknya. Gaun itu sangat pas di tubuhmu.." puji calon pengantin wanita itu.

Hari ini adalah hari yang membahagiakan untuknya, dimana hari ini dia akan melangsungkan pernikahan dengan David seorang pria yang dijodohkan olehnya.

"Kakak Aurel lah yang tercantik hari ini, bukankah begitu.." puji Lusiana lagi, sambil meminta persetujuan dengan para perias pengantin dan bridesmaid.

"Benar, kamu yang tercantik Aurel.." puji mereka satu persatu, membuat gadis itu tersipu malu.

Dia adalah Aurellia Mestika Hutomo putri tunggal dari pasangan Abraham Hutomo dan Harumi Aina.

Seorang gadis yang diimpikan oleh semua pria di kota itu, selain wajahnya yang dapat dikatakan sebagai sosok tercantik di kotanya.

Aurel sebagai seorang putri tunggal yang di gadang-gadang mewarisi warisan sebesar 2350T dari kedua orang tuanya.

Sehingga membuatnya menjadi incaran para pemuda lajang di negara Konoha itu. Namun harapan mereka pupus tak kala mendapatkan berita pertunangannya dengan David Gautama seorang pewaris dari keluarga Gautama.

"Sungguh, kamu yang tercantik Aurel," puji mereka lagi.

"Akh, Kalian ini, bisa aja menggodaku" wajahnya semakin merona karena pujian-pujian yang datang.

Semua orang  yang ada di ruangan itu menggodanya, mereka tertawa bersama.

Hingga..

"Prang..." Suara pecahan gelas yang jatuh, terlihat seorang gadis pelayan yang terlihat kaget karena nampan minuman yang dibawa olehnya tersenggol hingga jatuh pecah di lantai.

"Akhhh.. matamu dimana..?!" teriak Lusiana dengan  marahnya, melihat gaunnya yang kotor karena bertabrakan dengan pelayan itu yang menumpahkan minuman yang dibawa olehnya hingga mengenai  gaun yang dia kenakan.

"Maaf.. maaf saya tidak sengaja," pelayan itu terlihat ketakutan.

"Maaf.. maaf.. makanya jangan bodoh kamu, dimana kamu taruh matamu itu.." hardiknya kasar.

"Sudah.. sudah Lusi.. sebaiknya kamu hentikan dia tidak sengaja.." tegur Aurel.

"Tidak bisa kak.. lihatlah gaun yang aku kenakan ini jadi kotor, dan lihat sebentar lagi acara akan dimulai.." Lusi emakin marah karena dilarang olehnya.

"Maaf.. maaf Nona.." pelayan itu menunduk penuh hormat dan penyesalan karena tindakan ceroboh dan ketidak hati-hatiannya.

"Bodoh kamu.." Lusiana dengan kasar mendorong gadis itu, melihat hal itu tentu saja Aurel tidak bisa membiarkan keributan semakin berlanjut apalagi ini di hari pernikahannya.

Bahkan acara sebentar lagi akan segera dimulai.

"Sudah.. sudah Lusi... hentikan..!! Nona tolong siapkan baju lain untuk Lusi,  kalian membawa baju cadangan bukan..?!" tanya Aurel kepada perias pengantin yang masih berada disana.

"A-ada nona.. kami membawa baju cadangan.." sahutnya.

"LUSI...!! lekaslah kamu mengganti bajumu yang kotor itu, acara segera dimulai.."

"Tapi dia sangat ceroboh kak, baju ini baju yang ku impi-impikan.." Lusiana masih bersikeras dengan rasa emosinya.

"Aku harus menghukumnya,karena dia gaun ini menjadi rusak.." Lusiana dengan paksa menarik rambut gadis itu lalu mencengkramnya dengan kuat.

"Akhhh sakit... Sakit... Ampun.. ampun nona.." sahut gadis itu kesakitan..

"Jangan.. jangan Angel.. hentikan..!!"Aurel menarik tangan Lusiana yang mencengkram rambut gadis itu dengan kuat.

Terjadi dorong mendorong disana, bahkan Bridesmaids lainnya juga ikut menarik ketiganya agar tidak semakin panjang.

"Akhhh... Sakit... Sakit.." jerit gadis itu.

"Brukk..Akhhh..." Semua orang yang berada disana terkejut dan berteriak tatkala melihat sosok Aurel calon mempelai wanita hari ini terjatuh di lantai.

Tepat dimana pecahan gelas-gelas itu berada, terlihat dar*h segar mengalir dan mewarnai gaunnya yang berwarna putih bersih.

"Akhhh.. Nona.."

"Kakak, apakah kamu tidak apa-apa..?!' panik mereka karena keadaan calon  pengantin wanita yang tampak berantakan sedangkan acara segera dimulai

Mereka bergegas membawa Aurel bangun.

"Ihsss.." Aurel merasakan nyeri di kaki dan tangan nya yang terancam pecahan kaca.

Dar*h mengalir deras disana, hingga membuat semua yang ada di ruangan itu menjadi panik.

"CEPAT OBATI.. PANGGIL DOKTER..!!" teriak mereka sahut menyahut.

"SUDAH.. SUDAH CUKUP...!!! HENTIKAN.. !!" bentak Aurel terhadap semua orang yang ada disana.

"HENTIKAN KALIAN SEMUA.. KALIAN SUNGGUH KETERLALUAN..!!" suara Aurel berteriak kencang dalam ruangan itu, membuat semua yang berada di salam sana terdiam membisu.

"Kamu Lusi, cepat ganti pakaianmu dengan yang baru..!!" perintahnya sambil menunjuk tegas kepada adik sepupunya.

"Dan kalian tidak usah ribut, bantu aku mengobatinya, dan berganti pakaian dengan gaun cadangan"

"Dan kamu," tunjuk Aurel  pada gadis pelayan itu,

"Bereskan itu dan pergilah dari sini.!!" bentaknya.

"Ba-baik Nona.. Maaf Nona" gadis itu bergegas membereskan pecahan kaca agar tidak melukai yang lain lagi, dan segera pergi dari sana.

Lusiana yang masih bersungut-sungut karena kesal, mau tak mau mengikuti kata-kata Aurel dan pergi ke ruangan lain untuk mengganti pakaiannya yang kotor.

"Kalian, kabarkanlah pada mereka.. untuk menunda acara ini sejenak," pinta Aurel pada Bridesmaids yang lain.

"Baiklah.." jawab mereka.

Aurel menatap kepergian mereka dengan mata tajam, dia berusaha menurunkan emosinya.

"Nona, ini pembalut lukanya, ayo kita obati dulu lukanya.." kata perias pengantin itu.

Mereka terlebih dahulu membantu Aurel membuka baju pengantinnya yang kotor,

Aurel yang merasa sedikit pusing dengan hal yang baru saja terjadi, duduk menatap dirinya di depan cermin.

Tangannya mencoba mengeluarkan pecahan kaca yang masih menempel di kaki dan tangannya.

"Ishhh...perih.." satu persatu dia cabut dari kulit putihnya yang mulus.

"Mereka itu gimana sih, tidak tahu tempat dan waktu.. ribut tidak mau saling mengalah.." gerutunya.

"Isshhh.. perih sekali..!!".

Hingga pada saat dia hendak mencabut pecahan kaca yang tertancap pada bagian kaki, sebuah kalung yang menjuntai di lehernya jatuh ke depan dadanya.

Salah satu tangannya reflek meraih bandul di kalung itu lalu memindahkan ke bagian belakang kepala agar tidak mengganggu nya untuk melihat pecahan kaca yang tertancap.

Tanpa dia sadari darah yang membekas di bandul kalung itu meresap masuk ke dalam kalungnya, dan memberikan reaksi pada kalung itu.

Matanya kalung itu yang sebelumnya berwarna putih bersih berubah menjadi merah darah. Seketika mata kalung itu menyala merah terang dan memberikan reaksi kepada Aurel  yang saat ini sedang menggunakannya.

"Ishh.. kenapa kepalaku sakit sekali.." dia terduduk memegang kepalanya yang tiba-tiba terasa amat sangat sakit.

"Nona.. nona tidak apa-apa..?!" tegur perias pengantin itu.

"Ishh.. kepalaku sakit sekali," lirih Aurel.

"Apakah Nona mau saya mengambilkan nona minum..?" tanyanya.

"Boleh, bisakah aku minta tolong untuk mengambil air hangat. " Pintanya.

"Baik Nona, tunggulah dulu saya akan segera kembali" perias pengantin itu segera berlari keluar mencari pelayan hotel untuk membawakan segelas air hangat untuk Aurel.

"Akhhh..." Jerit Aurel yang semakin kesakitan.

"A-ada apa denganku.. mengapa kepalaku sakit sekali dan seperti berputar-putar" rintihnya sambil terus memegang kepalanya dengan erat.

Cuplikan gambar dan suara-suara terdengar samar di dalam kepalanya.

"Akhhh.. apa itu.." jeritnya begitu terkejut dengan apa yang ada di dalam  isi kepalanya

"Akhhh.. sakit.. sakit..." Aurel memegang kepalanya dengan kuat dengan jemarinya,

kepalanya terasa berputar-putar beraneka ragam gambar dan suara-suara terputar di kepalanya.

Suara-suara yang sangat dikenalnya, bahkan wajah-wajah mereka ada beberapa yang dikenalnya.

"A-apa yang mereka lakukan..?!" pikirnya.

"Akhhhh...."