webnovel

Cerita SMA

Zoin2020 · Realista
Classificações insuficientes
33 Chs

Chapter 24

Handphone Kenny gak bisa di telp, gua coba ke rumahnya juga. Gak ada orang yang keluar ketika gua memencet bel rumahnya, aneh gua ada perasaan gak enak mengenai hal ini.

Kenny sudah gua anggap seperti saudara sendiri,tiba-tiba menghilang  seperti di telan bumi. Terakhir kali gua temuin dia

"Si Kenny kemana kok gak kelihatan 2 hari ini.Hari ini kita ada pertandingan Dota" tanya Jason

"Gua juga bingung, handphone mati ke rumah nya. Juga gak ada orang."

"Kalau gitu ini hari kita berempat aja ya." Kata Jason

"Ya."

"Bisa lah kita berempat dari awal kita udah berempat mainnya." Kata Mike

William terdiam sambil menekan-nekan tombol hpnya.

"Pacaran aja lo." Kata Mike mengait kepala William

"Enggak kali...emang lo...gua lagi ngecheck esai gua udah ke kirim belum."

"Esai apa an ?" Kata gua

"Gua ikutan lomba esai." Jawab William

"Walah keren gitu bro." Kata Jason

"Reno.." panggil Clara

"Ya..."

"Bisa kita ngomong bentar ?" Tanya Clara

"Cie...cie...suami istri nih." Ledek anak-anak

"Apa an sih kalian ini.." kata Clara

"Iya kalian itu jangan usil." Timpal gua

Gua dan Clara meninggalkan mereka, meskipun sempat ku dengar mereka masih cengegesan. Kita berdua

"Gua udah dapat nih lagu apa untuk gua cover."

"Oh ya ? Lagu apa ?"

"Lagu jepang, video clipnya kukirim ke lo. Nanti lo bisa nonton sendiri di YouTube."

"Lo bisa bahasa Jepang ?" Tanya gua

"Hahahaha...gak cuma ngafalin lirik aja."

"Kirain, kalau gua sih suka beberapa lagu jepang. Cuma gua gak banyak tau lagu Jepang."

"Oh ya, lo bisa bahasa jepang ?"

"Kagak, pikirnya kalau lo bisa minta ajarin lo."

"Hahahahaha...lo itu lucu,ternyata sama-sama gak bisa."

"Ya udah kapan enaknya ?"

"Ntar sore ?"

"Sore gua masih ada urusan. Besok aja gimana ?"

"Oke, besok ya. Di taman dekat rumah."

Teng...teng

Bersamaan dengan itu, bel tanda istirahat udah selesai. Gua dan Clara berjalan masuk kelas,sambil mengobrol ringan. Tapi gua masih kepikiran soal ntar sore gimana ya ? Ditambah gua gak enak sama yang lain tau sih berempat cuma, susah sama aja terus gak enak.

Hari ini awan menutup in kota ini dengan tebalnya, tanda akan hujan. Menambah suasana dingin.

"Dok kapan suami saya siuman."

"Mengenai hal itu,saya tak bisa memberikan jawaban pasti. Tapi yang saya bisa kasih jawaban pasti, operasinya berhasil."

"Tapi kenapa suami saya belum bangun ?"

"Nah, mengenai itu tergantung pasien juga Bu."

Kenny merangkul pundak mamanya, dia tau keadaan ini berat bagi mamanya. Termasuk dia juga, tapi dia berusaha untuk tegar.

"Makasih dok."

Mama Kenny menangis di kursi kamar pasien.

"Ma tenang aja papa kuat kok, apalagi operasinya berhasil." Hibur Kenny

Mama Kenny tidak bisa menjawab, cuma bisa menangis. Melihat hal itu Kenny juga bingung harus berkata apalagi, dia juga di kondisi tidak enak dan dia teringat hari ini ada pertandingan. Mana hp dia mati lua bawa charger belum pulang rumah juga.

"Ma Kenny keluar dulu ya."

Mama Kenny hanya mengangguk.lalu Kenny keluar dari kamar tempat papa nya dirawat.

Kenny berjalan menuju resespionist rumah sakit,bermaksud untuk meminjam charger. Tapi apa daya tidak ada juga, Apa gua langsung aja ke tempat pertandingan dota. Terus nanti balik sini lagi..iya gitu aja

Kenny menuju parkiran motor lalu, menjalankan motornya menuju jalan ke arah tempat pertandingan.

"Lo orang yakin berempat aja ?" Tanya juri

"Iya teman kami satu berhalangan." Kata Jason

"Team lawan gimana ?"

"Gak masalah."

"Seharusnya ini gak boleh, tapi karena team lawan memperbolehkan maka tak apa-apa. Tapi untuk kali ini aja berikutnya akan di diskualifikasi langsung."

Mendengar hal itu kami langsung agak bingung, kalau pun lolos hari ini gimana dengan hari berikutnya.

"Guys maaf gua telat." Kata Kenny yang baru saja datang

Kita berempat kaget

"Loh katanya berhalangan ?" Tanya juri

"Iya berhalangan awalnya, tapi saya berusaha untuk kemari dan bisa. Saya mohon maaf."

"Baiklah kalau gitu."

"Ken.." kata gua

"Guys sorry nanti gua jelasin semua setelah pertandingan."

"Lo bisa gak ?" Tanya Mike

"Bisa." Jawab Kenny

Kenny berusaha menenangkan hatinya, sambil berkata fokus Ken untuk beberapa jam ke depan. Bokap lo juga udah oke nunggu siuman aja.

"Gak pertandingan dimulai."

Pertandingan pun dimulai, gua tau ada yang membuat Kenny gusar, tapi setidaknya dia berusaha untuk bertanggung jawab. Gua harus bermain lebih bagus dari biasa

Pertandingan pun dimulai, pertarungan pun berlangsung sengit apalagi lawan juga gak mau mengalah. Kita beberapa kali sering terdesak tapi pada akhirnya berhasil membalikkan keadaan. Dan menang

Jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan.

Gila udah 3 jam berarti tadi. Akhirnya menang

"Guys sorry tadi gua telat."

"Sebenernya ada apa Ken ? Tanya William

"Jangan disini, di depan aja."

Kita pun mengikuti Kenny

"Bokap gua kecelakaan, dan kemaren ini operasi."

"Whaaaatt...."

"Iya sempat kritis, tapi bisa melalui tahap tersebut."

"Terus ?" Tanya gua

"Operasi berhasil tapi sampai sekarang masih belum bangun. Ini kalau gak ada gimana gua mau balik ke rumah sakit."

"Gua ikut Ken." Kata gua

"Kita juga ikutan Ken, bukan hanya Lo aja Ren."

"Yakin guys ? Gua gak enak ngerepotin Lo orang."

"Ngerepotin apa ? Kita Khan teman." Jawab gua

"Iya kita udah teman." Kata Mike dan William menimpalin

"Makasih." Kata Kenny sambil merangkul kita

Kita bersama-sama menuju rumah sakit, gua bonceng dengan Kenny yang lainnya mengikutin di belakang.

"Kenny lagi apa ya ? Kenapa gua kepikiran dia terus sih." Kata Elly dalam hati

Gua harusnya buang aja rasa untuk ingin memperhatikan dia, carik perhatian dia dan sebagainya. Dia aja udah menolak, cuma rasanya susah banget makin gua mau melupakan tetapi selalu ada aja dipikiran. Tapi semakin gua berusaha melupakan,malah susah. Apa ini yang di namakan cinta

"Non....non Elly."

"Ya mbok."

"Ada Den Brian."

"Oh ya, suruh masuk aja bi."

Ketika sampai di resepsionist rumah sakit tempat yang pertama di tuju Kenny adalah resepsionist. Gua dan lainnya mengikutin dari belakang

"Sus gimana papa saya ?"

"Papa anda masih sama, masih belum siuman."

Gua menepuk pundak Kenny.

"Sabar Ken."

"Iya." Jawab Kenny

Kita berjalan menuju kamar, tempat papa Kenny dirawat.

"Ken thank you, tadi sudah datang. Gua tau tadi berat lo nyempetin waktu untuk ikut pertandingan."

Kenny diam hanya membalas dengan senyuman. Gua tau Kenny tidak bisa berkata apa-apa, karena sudah bingung dan dia lebih kuat dari gua. Kalau gua di posisi dia belum tentu bisa seperti itu.

Brak pintu kamar terbuka

"Sus....sus....dok.." teriak mama Kenny barusan keluar dari ruangan

"Ada apa ma ?" Tanya Kenny kaget dan ketakutan

"Papa mu...Ken...udah bangun."

Mendengar hal itu gua dan lainnya tampak gembira. Dan dari belakang kami dua perawat datang.

"Ada yang bisa kami bantu ibu ?".

"Iya sus suami saya.. tolong liat suami saya barusan siuman."

"Iya Bu."

Satu suster masuk ke dalam ruangan,dan satunya lagi memanggil dokter.....