webnovel

Bagian Lorong dan Genggaman

Majas yang kau berikan waktu itu masih ada dalam catatan kecilku. Kerap selalu kubaca hanya untuk membual perihal kita yang selalu bersama dalam setiap waktunya. Dalam majas yang kau rangkai hari itu di catatan kecil ini seolah kau memang sengaja menciptakan sesuatu yang abadi dalam sosok dirimu untukku. Dengan begitu, salahkah jika aku mengharapkanmu terus dari waktu ke waktu?

Naas, ketika di bagian lorong dan genggaman dalam keramaian tanpa sengaja butir bening dari mata ini jatuh membasahi pipiku. Senja sedang bergurau dengan burung camar yang bergerombolan. Tanpa sadar mentari terbenam enggan melawan jalur porosnya. Di bagian ini benar-benar mengingatkanku pada sosok dirimu yang selalu menggenggam erat tanganku di depan banyak manusia yang menginginkanmu. Tak sedikit doa agar kita berdua berpisah, di bagian cerita ini seolah meyakinkanku bahwa kau benar-benar bangga memilikiku. Dan seolah doa-doa yang terdengar sangat jahat itu tak akan dikabulkan oleh Sang Tuhan.

Kau tak pandai berpuisi, kau juga tak pandai bersenandika. Kau hanya suka mendengarkan cerita. Dari situlah kau mulai menyeretku ke dalam dunia aksara. Dengan alasan agar kau selalu terlelap dalam segala cerita yang kuciptakan untukmu di tiap malam.

Entahlah, harus bagaimana lagi ketika membaca bagian ini terasa sesak mulai menggerogoti raga dan jiwa, kau benar-benar manusia yang sangat membuatku menderita perihal cinta. Tentang bagaimana cara baikmu meminta, dan cara anehmu memutuskan untuk berpisah. Dengan cerita yang kucipta tiap harinya agar tidurmu terlelap, menabung setiap bait yang menenangkan. Ya, sampai saat ini pun aku terus menciptakan sebuah cerita. Berharap sewaktu-waktu kau kembali dengan segudang permintaan untukku kembali bercerita.

22/08/22 — Frizka Anggraini