Beberapa hari kemudian , Jessica dan Bella segera merencanakan aksinya. Dengan dibantu teman yang lainnya , tanpa sepengetahuan Lexy. Jessica mengingat kata kata Lexa yang dulu pernah dikatakan kepada Cantika tentang sebuah pilihan untuk Cantika. And now , Jessica tahu harus melakukan apa terhadap Cantika.
Hari ini hari sabtu , tak ada kegiatan belajar mengajar. Hanya kegiatan eskul yang dilakukan. Jessica telah melakukan rencananya dengan mulus. Ia membuat sebuah jebakan untuk Cantika disekolahan.
"Hahaa... Itu baru permulaan." ucap Jessica kepada Bella. Mereka tertawa senang dengan kejahilannya.
"Jess , gimana kalo besok kita kerjain lagi. Besok kan hari weekend , lumayanlah buat senang senang." pinta Bella.
"Boleh juga tuh." ucap Jessica dengan senyum jahilnya.
Setelah melakukan aksinya , merekapun bergegas pulang karna hari sudah mulai sore. Kegiatannya disekolah telah usai .
Keesokan harinya , Jessica mengirimi kabar kepada kedua sahabatnya pada pagi hari di GC SOMPLAK .
**Jessica**
💬 "Gaiiss jln yuk ?"
**Bella**
💬 "Ayok !"
**Lexy**
💬 "Entar , mikir dulu 🤔"
**Jessica**
💬 "Kelamaan beb 😒"
**Bella**
💬 "Ayolah , gue jemput deh."
**Jessica**
💬 "Laga lo , mu jemput orang. Elo sendiri aja kagak bisa nyetir 😋"
**Bella**
💬 "Hahaa 😅 Mksd gue , elo yg jemput gue sama Lexa. Kan elo yg ngajk jln."
**Lexy**
💬 "Haha... Let's go ."
**Jessica**
💬 "On the way 🚀"
**Bella**
💬 "Lah , emang lo semua udh pda mndi gitu ?"
**Jessica**
💬 "Ya , belum lah wkwkwk 😂"
**Lexa**
💬 "Gue mh tinggl gnti baju aja."
**Bella**
💬 "Ck. Gue mandi dulu kalo gitu."
**Jessica**
💬 "Jgn lama lo ,Bell. 5 mnit harus selesai segalanya 🤭"
**Bella**
💬 "Gila lo , Jess ! Lo pikir gue salermun. Dengan kekuatan bulan gue bisa berubah menjadi bidadari. Haha...😂"
**Lexy**
💬 "Udah sana mandi , bau tuh iler lo 😂."
**Jessica**
💬 🤣🤣🤣
Satu jam lebih kemudian , mereka bertiga sudah dalam perjalanan. Mereka berpergian tanpa Dirgan cs.
"Elo mu jalan kemana sih ?" tanya Lexy penasaran.
"Udah lama nih , gak nongkrong di Alexand Cafe. Gue mu ngajak elo kesana. Siapa tahu elo bisa ingat sesuatu disana." jawab Jessica. Untung dia punya alasan dan dia sudah berjaga jaga jika Lexa bertanya kepadanya.
"Gue ingat !" ucap Lexy setengah berteriak.
"Astaga , Lex ! Elo ngagetin aja." ketus Jessica sambil mengusap dadanya.
"Ingat apa ? Kita aja baru mau kesana , apa coba yang lo ingat ?" tukas Bella.
"Iya , gue ingat sesuatu dikafe itu. Gue ingat , kalo kemaren gue disiram si Cantika disana." jelas Lexy.
"Halah , b a s i !" ujar Bella seraya memutar bola matanya.
"Kok basi sih ?" tanya Lexy heran.
"Udah diceritain kali sama si Jason." timpah Jessica tanpa menatap lawan bicaranya.
"Kemarinlah , waktu dikantin." sambung Bella.
Setibanya dikafe , mereka langsung duduk ditempat favorit mereka. Yaitu meja pojok dekat jendela. Waktu menunjukkan pukul setengah 10 pagi , dan kafe belum begitu ramai. Mungkin karena kafe baru buka setengah jam yang lalu. Hanya ada 2 meja yang terisi , ditambah meja Lexy and the geng jadi 3 meja. Itupun meja yang lain hanya terisi 2 orang permeja.
"Eh , Lex ? Gimana kalo yang melayani hari ini dikafe itu elo ?" pinta Jessica.
"Pasti seru tuh." timpah Bella.
"Gue ? Yang benar aja kalian ?" tanya Lexy seraya membelalakkan matanya. Kebetulan sekali , manager kafenya telah tiba. Jessica sontak minta ijin langsung kepada manager tersebut.
"Om Rez !" panggil Jessica sambil melambaikan tangannya meminta Reza menghampirinya.
"Eh ada Mbak Lexa. Selamat pagi mbak." sapa hangat manager itu. "Wah , ada mbak Jessie sama mbak Bella juga. Apa kabar Mbak ? Sudah lama ya , gak nongkrong disini ." ujarReza dengan senyuman ramahnya yang sepertinya sudah mengenal dan akrab dengan mereka.
"Pagi Om." sahut Jessica dan Bella serempak. "Om , saya mau kasih tantangan nih buat Lexa. Boleh gak Om , kalo hari ini Lexa jadi waitress disini ?" tanya Jessica tanpa basa basi.
"Oh , jelas boleh dong mbak." jawab Reza dengan tulus memberikan ijin. Bagaimana tidak , secara Lexa kan pemilik kafe tersebut. Mau tidak mau , Lexy menerima tantangan sahabatnya. Dan Lexy membuktikan bahwa dirinya memang jago melayani pelanggan.
Lexy termasuk anak cekatan , dia dengan cepat bisa memahami dan mengerti apa yang harus dia lakukan seperti yang dicontohkan oleh Reza. Satu persatu pelanggan telah ia layani dengan sangat baik dan tidak ada kesalahan sedikitpun.
Hari ini hari weekend , semakin siang semakin banyak pelanggan yang berkunjung. Saking ramainya , gedung kafe yang hanya memiliki 2 lantai saja sudah terisi penuh. Padahal waktu masih pukul 12 siang. Dan Lexy masih tetap menjadi waitress. Tak lama kemudian , masuklah tiga gadis remaja memakai pakaian dress serba merah . Dari mulai baju , sepatu , sampai tas yang mereka pakai berwarna merah.
Lexy yang sedang membawa nampan berisikan 2 gelas minuman jus , tak sengaja menabrak hingga menumpahkan jus kepada salah seorang dari ketiga gadis itu yang hendak duduk dimeja depan dekat meja kasir. Sontak gadis itu marah besar , ia kesal karena baju yang dipakainya baru saja ia beli dan harus ketumpahan jus.
"What the fuck ?" pekik gadis itu seraya membersihkan bajunya.
"Maaf , mbak . Saya tidak sengaja." ujar Lexy sambil membersihkan sisa jus yang tumpah dibaju gadis tersebut.
"Kalo kerja tuh yang...?" ucapan gadis itu terpotong ketika mengibaskan rambutnya yang sempat menutupi wajahnya. Ia terkejut , saat melihat waitress dihadapannya adalah orang yang paling dirinya benci. "Elo ?"
"Cantika ?" ucap Lexy seraya tertawa kecil. "Duh , sorry banget ya ? Gue gak sengaja." sambungnya.
Jessica yang mendengar suara ribut ribut sontak ia senang sekali. Karena akhirnya yang ditunggu tunggupun terjadi. Jessica langsung meminta Bella untuk menemui Manager dan melaporkannya. Dan secara diam diam Jessica merekam keributan dikafe itu. Sebab itu adalah rencana lain Jessica untuk menyingkirkan Cantika. Dia sengaja mengajak Lexy ke Alexand Cafe , dan ngasih tantangan untuk menjadi waitress selama seharian. Itu merupakan taktik Jessica dan sebuah jebakan untuk Cantika. Sedangkan Lexy tidak tahu menahu soal rencana yang mungkin bisa dikatakan sadis untuk Cantika.
"Elo ngapain dikafe gue ?" pekik Cantika.
"Haha... Kekurangan duit lo , ya ? Sampai jadi waitress segala." timpah Lilly yang diiringi tawa mengenaskan.
"Kasihan banget sih kamu nak . Cup cup cup." ucap Dhea ikutan nimbrung seraya mengacak acak puncak rambut Lexy.
Lexy hanya menyeringai , mendengar semua perkataan dan ocehan Red Devils. "Elo yakin ni kafe milik lo ?" tanya Lexy.
"Heh ! Udah jelas jelas , bokap gue tuh manager disini." bentak Cantika.
"Pede amat sih lo , si amat aja gak pede tuh." ledek Lexy seraya melipat kedua tangannya. Geram dengan ledekan Lexy , Cantikapun menumpahkan sisa jus tadi ke wajah Lexy.
"Hahaa... Itu akibatnya jika lo lawan gue." ketus Cantika. Lilly dan Dheapun menertawakan Lexy.
Lalu managerpun datang , yang tak lain adalah Reza . Ayah dari anak yang gak pernah punya akhlak , yaitu Cantika.
"CUKUP CANTIKA !" Bentak Reza dengan tatapan tajam. Matanya tiba tiba membesar seperti ingin keluar dari kandangnya. "Papih sudah pernah bilang , jangan cari masalah dikafe ini ." tegasnya.
"Tapi Pih , dia duluan yang mulai. Lihat nih , baju baru Cantika kotor gara gara ketumpahan jus yang dibawa dia." rengek Cantika mengadu seperti anak kecil yang mainannya dirusak oleh seseorang.
"CUKUP !" Reza membentaknya lagi.
"Papih kok belain dia terus . Disini yang anak Papih tuh siapa ? Dia itu cuma waitress Pih . WA-I-TRESS PIH , waitress !" jelas Cantika yang emosinya kian memuncak kala ayahnya membela orang lain.
Orang orangpun saling berbisik membicarakan keributan didalam kafe tersebut. Hingga salah seorang perempuan pelanggan setia kafe itu berani angkat bicara dan menyatakan bahwa Lexy itu adalah pemilik kafe .
"Heh mbak ! Saya itu sudah menjadi pelanggan setia ditempat ini , sejak kafe ini resmi dibuka 2 tahun yang lalu. Dan saya juga tahu , kalo Mbak Alexa ini adalah anak Pak William , pemilik dari kafe ini." tegasnya seraya menunjukkan ekpresi wajah yang sangat kesal. Karena Cantika mengaku bahwa kafe itu adalah miliknya. "Asal mbak tahu , Pak Reza ini baru setahun bekerja dan diterima sebagai manager dikafe ini. Mungkin , sebentar lagi bakalan dipecat karena kelakuan anaknya yang gak waras dan seenaknya saja dikafe ini." perempuan itu terus berbicara dan menyinggung Cantika.
Ketika mendengar pernyataan perempuan itu tentang kepemilikan kafe. Red Devils sontak sangat terkejut sekali , mereka sama sekali tak menyangkanya. "Hah !? Gue gak percaya , sama sekali GAK PER-CA-YA !" sangkal Cantika.
"Oh , apa perlu gue telpon Om William dan suruh beliau datang kesini ?" tukas Bella tiba tiba.
"Ja , jangan Mbak." ujar Reza dengan nada gemetar. "Saya mohon mbak , jangan panggil Pak William." sambungnya seraya memohon sambil bertekut lutut dihadapan Lexy.
"Pih , papih apa apaan sih ? Malu maluin tahu." kesal Cantika sambil menarik tangan Reza supaya bangun dan berdiri kembali. Karena menurutnya , Reza tak seharusnya bertindak seperti itu. Namun siapa sangka , Reza malah tambah kesal dengan sikap anaknya dan tiba tiba ia melayangkan tangannya ke atas dan mengayunkannya dengan sangat keras. Lalu satu tamparanpun mendarat dengan mulus diwajah cantik milik Cantika.
"Ada apa ini ?" tanya seorang laki laki setengah tua dengan penampilan rapi berpakaian kemeja merah dengan dasi hitam dikerah bajunya dan dibalut jas berwarna hitam pula. "Sayang ? Wajah kamu kenapa basah seperti ini ?" tanya laki laki tersebut setelah melihat wajah Lexy .
"Eump ? Lexa gak papa kok , Yah. Ini tadi ketumpahan minuman." elak Lexy. "Kenapa ayah tiba tiba ada disini ?" tanyanya dalam hati. "Apa Bella yang telpon ? Tapi itu gak mungkin , dari tadi dia gak megang ponselnya."
"Mampus lo , Cantika." gumam kecil Jessica dari kejauhan. "Datang juga Om William."
"Reza ! Jelaskan kepada saya , ada keributan apa dikafe saya ?" tanya William kepada managernya. Reza hanya terdiam mematung , dan menundukkan kepala. Ia tak tahu harus berkata apa tentang kejadian ini kepada William. "Saya sering sekali mendapat laporan , dari karyawan saya. Disini sering sekali terjadi keributan , semenjak kamu yang mengelola kafe ini." jelas William.
"What ? Jadi bener , kalo si Alexa adalah anak dari pemilik kafe ini." ucap Cantika dalam hati. "Wah ! Bisa gawat nih ."
"Saya minta maaf , Pak." ujar Reza penuh dengan penyesalan atas sikap anaknya sendiri yang gak pernah ada akhlaknya. "Saya benar benar minta maaf."
"Saya sudah melihat semua yang terjadi disini , karena sebenarnya kafe saya diawasi cctv ." ujar William. "Dan kamu !" seraya menunjuk wajah Cantika. "Papih kamu itu orang yang baik , jujur disiplin dan cekatan. Tidak seperti kamu . Saya sudah selidiki keseharian kamu . Kamu satu sekolah dengan anak saya , dan kamu juga sering ngebully teman teman kamu bahkan adik kelas kamu disekolahan."
"Apa ? Kamu sering ngebully orang ?" tanya Reza tak menyangka.
"Eng , eng , enggak kok , Pih." jawab Cantika terbata bata.
"BOHONG !" bentak Reza. "Berarti benar , yang papih lihat waktu itu. Kamu sudah membully mbak Lexa. Siapa yang ngajarin seperti itu ? " Reza sudah hilang kesabarannya , dan menampar Cantika untuk yang kedua kalinya.
"Uuhh ! Pasti sakit tuh." umpat Bella sangat puas.
Cantikapun merasa malu , karena papahnya tega menampar anaknya didepan umum. Matanya mulai berkaca kaca dan membendung air. Hingga bendungan itu roboh , dan airnya mulai membanjiri pipinya. Tak kuasa menahan sakitnya , Cantikapun akhirnya menangis dalam pelukan sahabatnya , Lilly. Lalu berlari keluar kafe dan meninggalkan semuanya. Lilly dan Dheapun mengejarnya.
*****
[ Catatan : Jangan lupa tinggalkan komentar 🙃 ]
**Duh , managernya dipecat enggak ya ? Hayoo... penasaran kan , ikutin terus ya cerita gadis kembar.**