Malampun tlah tiba . Setelah merasa lelah karena seharian ia pergi jalan jalan bareng Jason , kini ia merebahkan badannya ditempat tidur. Tak lama dari itu , satu chat masuk ke ponsel milik Lexy. Lexypun segera menyalakan tombol daya.
*Dirgan*
💬 "Gue jemput bsok jam 6."
*Lexy*
💬 "Okeh."
Lexypun segera memejamkan matanya , kali ini ia tidur ditemani oleh teddy bear. Ia peluk erat erat boneka itu , sampai ia terlelap.
Keesokan paginya , Lexy telah bersiap untuk berangkat kesekolah. Seperti yang dikatakan Dirgan semalam , ia akan menjemput dirinya pukul 6 pagi. Dan Lexypun sudah menunggu didepan gerbang rumahnya. Hari ini Lexy sangat bersemangat , sampai lupa sarapan pagi. Tak lama kemudian , mobil Dirganpun telah tiba dihadapan Lexy. Tanpa disuruh , Lexy bergegas masuk kedalam mobil sport berwarna putih itu dan duduk disamping kemudi seperti biasa. Dirganpun langsung tancap gas.
Dalam perjalanan menuju sekolah , mereka diam diaman didalam mobil. Lexy tidak berani menyapa atau mengawali pembicaraan dengan Dirgan . Sebab , raut wajah Dirgan yang seakan akan sedang dalam kondisi suhu yang tinggi. Membuat Lexy takut salah berbicara dan akhirnya hanya akan membuat Dirgan emosi.
Entah apa yang sedang dipikirkan pria tersebut sepagi itu ? Sehingga Lexy enggan menyapa. Lexypun berpikir untuk melakukan sesuatu , agar pria yang sedang bersamanya itu tidak mengabaikannya. Iapun memberanikan diri untuk berbicara.
"Eheeemmm !" Lexypun berdehem . "Elo lagi sariawan ya ?" tanyanya tanpa menoleh ke arah Dirgan. Dirganpun melirik sebentar , lalu kembali fokus kedepan.
"Enggak !" singkat Dirgan.
"Kalo gitu , sapa gue dong." pekik Lexy. "Biar gue disini gak kayak patung."
"Elo kemaren habis dari mana ?" tanya Dirgan.
"Kemaren gue jalan."
"Kemana ?"
"Keliling Jakarta."
"Sama siapa ?"
"Jason."
Mendengar kata Jason , Dirgan terdiam sejenak. "Sialan ! Berani juga tu anak bawa Lexa jalan." gumam Dirgan dalam hati. "Ngapain keliling Jakarta ?" tanya Dirgan lagi.
"Awalnya sih dia ngajarin gue belajar mobil lagi . Habis itu , kita pergi ke Alexand Cafe yang diJakarta Timur." jelas Lexy.
"Kenapa harus sama dia ?" ketus Dirgan kesal.
"Memangnya kenapa ? Lagian gue udah minta temenin sama anak anak di Gc , tapi gak ada yang mau. Dan elo juga gak ngerespon." jelasnya lagi.
Dirgan hanya berdecik. Ia memperlihatkan wajahnya yang kesal .
"Kenapa dengan muka lo ?" tanya Lexy. "Sepertinya elo gak suka sama Jason ? Elo kesal , gue jalan sama dia ?"
Dirgan tak meresponnya , ia malah menaikan kecepatan laju mobilnya dengan wajah yang sangat kesal. Lexypun kaget dan takut , saat Dirgan tancap gas sekaligus.
"Dirgan ! Elo apa apan sih ?" teriak Lexy setengah mati dengan jantung yang berdetak kencang seperti genderang mau perang. Namun Dirgan mengabaikan teriakan Lexy. Ia terus menancap gasnya tanpa ampun. "Dirgan gue takut ! Please , turunin kecepatan lo ." pinta Lexy. Nampak didepan ada seorang pedangang hendak menyebrang , sontak Lexy berteriak dan menutup matanya dengan kedua tangannya.
"AAAAAHHHHHHH !!!!!"
Dirganpun memberhentikan mobilnya dengan mengerem mendadak. Sebelum melanjutkan kembali perjalanannya , ia sempat berpikir bahwa ada yang tidak beres dengan Lexa. Sehingga beberapa pertanyaan muncul dikepalanya. "Kenapa Lexa jadi penakut ? Apa karena kecelakaan itu , dia jadi seperti ini ? Mungkin kah dia trauma ? Atau , dia memang bukan Lexa ?"
Lexypun segera mengontrol nafasnya agar tidak ngos ngosan. Iapun menjambak rambut Dirgan bagian belakang. "Elo , apa apaan sih ? Elo mau bunuh gue ?" kesal Lexy. "Sudahlah , gue turun disini ." kesalnya seraya membuka sabuk pengaman lalu keluar dari mobil sambil ngomel ngomel.
Sangat terkejut sekali , ketika Lexy keluar dari mobil Dirgan. Ia mendongakkan kepalanya , dan melihat kesekelilingnya. Ternyata ia sudah sampai didepan gerbang sekolah. Seketika ia menengok ke arah kaca mobil yang sengaja di buka sedikit oleh Dirgan. Dirgan hanya mengernyitkan alisnya lalu senyum menyeringai melihat sahabatnya yang mungkin sangat terkejut. Dengan wajah yang sangat kesal , Lexypun mendelik kemudian beranjak dan bergegas masuk ke gerbang sekolah.
Lexy berpikir , kalau perjalanannya masih jauh dari sekolahannya. Ketika Dirgan berhenti , ia berniat turun dan akan melanjutkannya dengan naik taksi. Ternyata , Lexy dikerjain oleh Dirgan. Iapun segera menuju kelasnya dengan mulut yang tak berhenti komat kamit seperti mbah dukun lagi baca mantra. Untung saja , sekolah masih sepi.
Dirganpun segera menyusulnya ke kelas setelah memarkirkan mobilnya . Setibanya dikelas , ia mengambil kotak makanan dari dalam tasnya. Lalu memberikannya kepada Lexy yang tengah kesal kepada dirinya. Mau tak mau , Lexy harus menerimanya. Karena Dirgan tahu , bahwa Lexy melewatkan sarapannya.
"Apa ini ?" pekik Lexy. "Elo nyogok gue ? Gak mempan ." ucapnya seraya menolak pemberian Dirgan. Tak banyak bicara , Dirgan menaruhnya dimeja Lexy yang kemudian ia melempar tasnya ke meja miliknya lalu pergi keluar kelas , entah menuju kemana.
Masih dengan umpatannya , Lexy terus memandangi kotak makan yang berisi 2 potong sandwich. Sebenarnya , cacing dalam perutnya sudah berteriak minta asupan nutrisi pagi hari. Namun ia tengsin jika harus memakannya. Sebab dirinya sudah menolak makanan tersebut.
"Kenapa juga sih , gue harus lupa sarapan ?" gumamnya kesal. "Kalau kayak gini , gue kan jadi tengsin buat makannya. Heh cacing ! Elo , elo pada juga kenapa pada berisik sih minta asupan nutrisi ?" Lexypun kesal sendiri. Alhasil diapun memakan satu potongan sandwich tersebut , karena pagi ini ia harus mengikuti upacara. Jika telat makan , ia takut magh nya kambuh.
"Morning my Lexa." sapa Bella tiba tiba dengan senyuman manisnya yang penuh dengan semangat. Dia berjalan jingkrak jingkrak girang , entah apa yang membuat dirinya senang pada pagi hari. Lexypun mangerutkan keningnya , ia melihat rona wajah yang berseri seri dalam diri Bella.
"Kenapa lo ? Semangat bener ." tanya Lexy heran.
"Iya dongs , gue kan lagi seneng." jawabnya.
"Seneng kenapa ?" Bella hanya mengerdikkan bahunya sambil tersenyum lebar tanpa mengatakan sesuatu kepada Lexy seraya duduk dibangkunya sembari memainkan ponselnya.
Lexypun mengintip dari belakang , kepo akan kesenangan sahabatnya. Ia melihat Bella sedang menggeser geser layar ponselnya. Ternyata Bella lagi asyik melihat foto dirinya dengan Ikhsan. Mungkin foto waktu kemarin pas mereka jalan. Dengan senyum jahilnya , Lexy beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri Bella sambil menggebrak meja.
"Hayyooo ! Elo jadian kan sama Ikhsan ?" ujar Lexy.
"Apaan sih ih ?" ucap Bella malu malu .
"Udahlah , elo ngaku aja. Ngaku gak ? Hayo , ngaku gak ?" pinta Lexy sembari menggunjing gunjing lengan baju Bella. Tiba tiba...
"Woi ! Kalian lagi ngapain sih ?" tanya Jessica heran dengan kedua sahabatnya.
"Eh , Jes. Sini sini deh." ucap Lexy seraya menarik tangan Jessica dan menyeretnya ke belakang. "Kayaknya ada yang udah jadian tuh ?" bisik Lexy.
"Hah ? Maksud lo ?" tanya Jessica melongo tak paham atau pura pura gak mengerti. Lexy memberi isyarat dengan dagunya untuk melihat apa yang sedang dilakukan sahabatnya. Jessicapun langsung mengintipnya.
"Woi , cabe !" teriak Jessica mengagetkan Bella. Elo jadian sama sikutu kupret ?" tanyanya. Bella sudah benar benar kehilangan kewarasannya. Ia sama sekali tak menggubris pertanyaan dari kedua sahabatnya itu. Bella hanya senyum senyum sendiri gak jelas seraya melihat foto foto digaleri ponselnya.
"Aduh ! Udah kehilangan akal sehatnya tuh anak." gumam Lexy menepuk jidatnya.
"Selamat pagi semua !" sapa seseorang didepan pintu kelas , siapa lagi kalo bukan Ikhsan. Jessicapun langsung menghampirinya dengan menunjukkan ekpresi kesal diwajahnya. Seketika langkah Ikhsanpun terhenti karena Jessica. Iapun melangkah mundur , sampai mentok dipapan tulis. Ekspresi yang begitu menyeramkan , seperti Jessica ingin mencekik leher Ikhsan.
"Jess , Jess ! Elo mu ngapain , Jes ?" tanya Ikhsan gemetar. Karena baru pertama kalinya ia melihat tatapan Jessica seperti seseorang sedang kesurupuan. Jessicapun segera mengintrogasi teman laki lakinya itu.
"Elo ? Elo kan yang udah bikin sahabat kita hilang kewarasannya ?" tanya tegas Jessica.
"Hah ? Gue gak ngerti ? Maksud lo apa Jess ?" tanya balik Ikhsan.
"Sekarang juga , E-LO NGA-KU SAMA KITA ."
"Ngaku apaan sih Jes ? Sumpah deh gue gak ngerti ." pekiknya.
"ELO ?" Ucap Jessica seraya jari telunjuknya menunjuk wajah Ikhsan. Lalu mengambil nafas dalam dalam dan mengeluarkannya secara kasar. "Elo udah jadian kan sama Bella ?" tanyanya sekali lagi.
Ikhsanpun yang awalnya merasa tercekik , kini ia bernafas lega setelah mendengar pertanyaan Jessica. Sembari membenarkan kerah bajunya , iapun menjawab dengan santainya. "Oh itu , bilang dong dari tadi. Pake acara introgasi gue segala , serasa kayak maling gue." omelnya.
"Jadi ?" tanya singkat Lexy seraya menghampirinya juga.
"Huh ." Ikhsanpun menghela nafas. "Iya , gue udah jadian." jawabnya girang.
"What ?" Jessicapun kaget mendengar pernyataan temannya itu. Lexy hanya menyeringai dan berkata "Sudah ku duga." Lalu pergi meninggalkan mereka dan berjalan menuju lapangan karena sebentar lagi upacara segera dimulai.
Selesai upacara , semua murid kembali ke kelasnya masing masing. Tak lama , bel masukpun berbunyi. Namun kelas Lexy masih berisik dan gaduh , jam pertama belajar belum dimulai. Dikarenakan gurunya belum tiba dikelasnya. Seketika suasana kelas jadi hening , saat Pak Irfan memasuki kelas Lexy. Padahal pagi itu bukan jadwal Pak Irfan.
Ripanpun sang ketua kelas memerintahkan semua murid untuk berhenti beraktivitas. Dan memperhatikan guru didepan.
"Selamat pagi anak anak." sapa Pak Irfan.
"Pagi." sapa balik semua murid dengan serempak.
"Pagi ini bapak selaku wali kelas kalian , saya ingin memberitahukan bahwa kelas kita kedatangan murid baru." ujar Pak Irfan mengumumkannya. Sontak semua muridpun kaget dan bertanya tanya , siapa murid baru itu ? kelaspun menjadi sedikit gaduh. "Baik , murid baru !" panggil Pak Irfan. "Silahkan masuk." titahnya.
Keluarlah seseorang dari balik pintu kelas , dengan tubuh kecil dan tinggi. Kira kira sekitar 178 atau lebih gitu. Dia seorang laki laki . Wajahnya gak kalah menarik dari Dirgan , senyumnya yang terpancar membuat semua murid perempuan dikelas itu melongo dan berdecak kagum.
"Aaahh... Manise." ucap salah seorang murid.
Laki laki itu berjalan masuk kedalam kelas dan berdiri didepan mereka semua. Lalu memperkenalkan dirinya setelah dipinta oleh Pak Irfan. Baru saja mengatakan sepatah kata , suara laki laki itu sudah membuat para kaum hawa meleleh hatinya. Semua muridpun bersorak ria tetapi tidak termasuk Lexy. Ia hanya tersenyum kecil melihat sosok laki laki yang berdiri didepan kelasnya itu.