Setelah beberapa menit, Aqsa menghadap kepada istrinya. "Apa yang kamu inginkan. Sesuatu hal yang bagaimana yang kamu harapkan dariku." Kedua mata saling memandang.
"Keinginanku. Bismillah, permintaan, selalu mengabariku setiap tiga jam dalam satu hari dan mengangkat telepon dariku. Aku akan mencoba mengerti jika aku bukan pengganggumu. Sebagai seorang istri dan tugasmu adalah dokter. Aku harus paham betul ketika kamu sedang sibuk berada di rumah sakit. Aku mau minta kamu memberitahu setiap jadwal kesibukan agar aku tidak mengganggumu, emmm. Ih, pikiranku." Madina menutup wajah lalu tertawa kecil.
"Katakan saja. Aku akan berusaha memaklumi juga," ucap Aqsa lalu menurunkan wajah Madina.
"Kalau ada operasi harus mengabari lewat vidio call sebagai bukti ah ... konyol. Bagaimana pendapat dokter yang lain nanti. Tidak jadilah permintaanku yang ini."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com