TMR chapter 7

seorang wanita muda berdarah indo yang cantik sedang di rias, di ruang make up. Sedang persiapan untuk shooting brand clothing line miliknya sendiri.

Wanita cantik jahat bernama Hilkia.

Di studio bertema outdoor, Hilkia sedang fotoshoot mengenakan bikini yang sexy bagaikan model majalah dewasa. Karir wanita itu mulai pesat di dunia entertainment.

ia pun di pekerjakan oleh Kennet.

Hilkia sedang berpose layaknya model profesional, wajah indo dan tubuhnya adalah andalan nya di dunia entertainment. Kennet, Vino, dan Shane menonton fotoshoot itu, modal clothing line itu adalah Kennet yang investasi.

Sudah berjam jam Hilkia fotoshoot. Kennet tak bosan-bosan memandang nya, untuk Kennet Hilkia termasuk wanita cantik, tetap saja Alya lebih cantik dibandingkan dengan Hilkia.

Setelah sekian jam fotoshoot, Hilkia telah selesai, dengan berbalut handuk tebal wanita itu datang pada Kennet, kelakuan nya yang genit-genitan pun diladenin oleh Kennet, dan juga Vino dan Shane.

"hai Mr. Agnor Wright," sapa Hilkia, yang sudah tahu itu adalah Kennet yang mengganti identitas.

"Hilkia, you did a great job today." kata mafia itu mesra, Kennet sengaja merangkul Hilkia, yang berbalut handuk tebal memakai bikininya.

"Mr. Wright, that's my job. aku kan model di majalah remaja dulu." kata Hilkia, merasa dia mulai bisa bersaing dengan Alya.

Kennet memandang genit ke arahnya.

"bagaimana kalau sekarang kita makan siang bersama? di restoran?" ajak Kennet mesra.

"of course, darling," Hilkia dengan wajah genitnya mulai merayu Kennet.

"alright, but call Mr. Agnor, itu identitasku di indonesia." kata Kennet setengah berbisik.

"sure, Mr. Wright, whatever you say" Hilkia memang dari kecil tinggal di bali dia lebih lancar bahasa inggris daripada bahasa indonesia nya.

Mereka berdua pergi ke restoran mahal, di pusat kota jakarta.

Kalau Vino dan Shane pulang kerumah namun menyusun rencana untuk mensabotase Alya.

☆☆☆☆☆

Di restoran bintang lima yang mahal. Hilkia yang sudah mulai agak tenar pun menjadi pusat perhatian, publik tau nya dia berkencan dengan pria bule. tak ada yang tahu itu Mr. Kennet Wright, Kennet mencat rambutnya jadi cokelat muda terang, namun mengubah gaya potongan rambut nya sedikit lebih style dari sebelumnya. Pria itu terlihat keren.

"Mr. Wright, emang nya anda masih usaha di bidang perfilman?" kata Hilkia sambil menunggu menu makan siang.

"aku memang salah satu investor beberapa bidang, termasuk pertambangan, real estate, dan perfilman terutama di prancis." kata Kennet menunjukan dirinya kaya.

"wow, anda pengusaha yang sukses banget yah" pujian Hilkia terdengar kagum.

Pria tampan, kaya, konglomerat akan segera menjadi milikku, Alya dapat Daviel, aku dapat Mr. Wright. batin Hilkia penuh percaya diri.

"Oh yah, Hilkia"

"ada apa Mr. Wright?" tanya wanita indo di hadapan nya, Hilkia terlihat senang dan tersanjung, di ajak kencan dengan Kennet.

"kamu tau, Alyara?" kata Kennet mengorek informasi.

Alya? Ngapain Mr. Wright bahas Alya? gawat, mungkin ia masih mencintai Alya, mantan tunangan nya. Kecemburuan Hilkia mencuat.

"Alyara? emang ia kenapa?" kata Hilkia dengan wajah tidak suka.

"hm, tak apa apa, kurasa kalian ga terlalu akrab yah?" kata mafia itu mengorek informasi.

Kurangajar, mengapa Kennet masih ingat tentang Alya? usahaku seolah nikung Alya, hingga Alya dan Kennet putus pun jangan sampe ketahuan oleh Kennet, bisa habis aku dengan mafia itu. batin Hilkia ketakutan.

Sepertinya Mr. Wright mencintai Alya, bukan aku. batin Hilkia sedih namun cemburu.

Kennet tadinya ingin menyuruh Hilkia merebut Daviel dari Alya, tapi mafia itu ragu, karena Kennet nyadar, Hilkia naksir berat pada dirinya, mafia yang terkenal di eropa.

Melihat wajah Hilkia yang kecewa itu, Kennet merasa tidak enak hati, seolah merasakan pecahan hati Hilkia berkeping.

Hilkia terlihat sangat sensitif. Kasihan dia, aku mencintai Alya,Hilkia mencintaiku, Alya mencintai Daviel, nah itu baru namanya rumit. batin Kennet tau ada yang tidak beres.

"baiklah, Hilkia, mulai bulan depan kamu shooting iklan parfum di paris yah, aku segera bikin parfum ternama yang sangat mahal. kamu jangan khawatir, kamu freelance walaupun bayaran nya mahal." Kennet berusaha membujuk Hilkia, agar wanita itu tak menangis atau minimal tidak merasakan pecahan hati itu.

Kennet mulai merasa sedikit bersalah.

wanita, kadang susah untuk di tebak. batin Kennet pusing. Mafia itu ingin memisahkan Alya dari Daviel atau dari pria manapun juga, dia pun bingung untuk mendatangi Alya, mengingat nasib nya sedang berganti identitas di indonesia menjadi Agnor Wright.

"alright, Hilkia, kita berkabar saja yah."

Makanan segera dihidangkan. Mereka menyantap makanan lezat di restoran, Kennet berusaha tidak menggubris hal apapun tentang Alyara, yang ia tahu adalah Hilkia tergila gila pada mafia kejam itu.

kalau begini, susah untuk melepaskan Alya dari Daviel. apapun yang terjadi, itu rencana utamaku, menikah dengan Alya lalu aku bawa pergi ia ke eropa, selamanya.

batin Kennet sambil makan, makanan kesukaan nya restoran bintang lima yang mahal.

☆☆☆☆☆

di mansion. Daviel masih proses istirahat. ia sudah dua minggu tidak ke kantor. CEO itu mengurus pekerjaan kantor di mansion itupun ga semuanya.

seorang intel profesional duduk di depan nya di mansion, di ruang tamu yang interior nya mewah.

"Miss Tania, ada berita apa yang kamu selidikin?" tanya CEO itu.

"berita, yah, Vino dan Shane di bebaskan dari penjara."

Daviel terbelalak. "dibebaskan? Oleh siapa?"

"Mr. Kennet Wright" jawab Miss Tania mantap. intel wanita itu membuka sebuah laptop canggih.

"Kennet kan sudah di deportasi" kata Daviel bingung.

Miss Tania berkata dengan wajah sangat serius.

"Mr. Carter, Kennet mafia yang terkenal di eropa, urusan dengannya juga taruhan nya nyawa." Miss Tania berkata serius.

Daviel mengusap dahinya.

"Di indonesia, Kennet mengganti identitas menjadi Agnor Wright, pengusaha real estate. Mr. Carter anda harus berhati hati, ia yang meracuni anda!" kata Miss Tania dengan suara serius.

Daviel memasang wajah khawatir.

"namun satu lagi, Kennet sedang berencana untuk memisahkan anda dengan Alyara!" Miss Tania berkata seolah peringatan keras di benak Daviel.

berpisah dengan Alya? aku tak akan sanggup. Alyara cinta pertamaku dan terakhirku. batin CEO itu sedih. Wajahnya terlihat mendung.

Daviel terdiam sejenak. Kemudian memberi cek yang sangat mahal.

"terimakasih Miss Tania, ini cek hasil perjuanganmu" kata boss nya itu.

"thank you Mr. Carter, stay safe" intel wanita itu menerima cek.

Miss Tania segera pergi menuju rumahnya, dan merencanakan perjuangan untuk Alya dan juga Daviel Carter.

....

Readers, komentar dong supaya author makin semangat tapi yang sopan komentar nya. Boleh juga donasi ke DANA : 085218926699

makasih readers. Baca terus yah novel author semoga In Sha ALLOH swt jutaan views di novel author makasih readers