webnovel

CEO Termiskin di Dunia

Posisi Hanjo sebagai CEO terusik setelah kematian Moina, istrinya. Betul, kedudukan di kursi eksekutif tertinggi itu didapatkannya setelah menjadi suami ketiga janda bergelimang harta itu. Namun Hanjo tidak bisa menerima ketika dalam surat wasiatnya, Moina yang biasa dipanggilnya Mamoi itu, hanya menyisakan sebuah rumah kecil dan mobil tua untuknya. Selebihnya untuk kedua anaknya. Lucya dan Melina. Hanjo bukanlah pria dengan modal tampang semata. Ia menduduki jabatan sebagai CEO juga ditunjang oleh kemampuan dan kemauannya untuk belajar. Ia punya banyak kawan. Pandai bergaul. Terjadilah perseteruan dengan Lucya dan Melina. Hingga ia kehilangan posisi sebagai CEO. Ia masuk penjara. Menjadi CEO termiskin. Mampukah Hanjo keluar dari belitan masalah? Apakah ia menjadi CEO termiskin selamanya? Apa yang dilakukannya?

Rehano_Devaro · Realista
Classificações insuficientes
147 Chs

Sarita Menyampaikan Terimakasihnya

"Tak masalah dia dianggap adik atau apa," kata Sarita tidak ingin dicap kasar. Ia mengurangi nada. "Jelaskan posisinya."

Sarita memperbaiki posisi duduknya. Ia menegakkan badan. "Kalau serius dengan dia segera nikahi. Tidak ada halangan untuk itu. Diberi saham berapa pun tidak ada yang menggugat. Kami di perusahaan pun bisa memastikan sikap pada dia."

Hanjo ingin mengatakan kalau Sonia marah besar. Dia malah mengancam akan mempermalukan aku. Menghancurkan aku.

"Maaf, Bos. Bukan bermaksud apa-apa. Aku merasa perlu mengingatkan."

Hanjo menatap mata Sarita. "Terima kasih aku diingatkan."

"Terima kasih juga aku dibantu," balas Sarita.

Raut wajah Hanjo mengendor. "Kok malah saling balas terima kasih?"

"Maunya saling apa?" Sarita mulai melemparkan pancing.

Bagai ikan yang tengah kelaparan, Hanjo menyambar pancing tanpa umpan itu. "Maunya sih berduaan."

"Sekarang sudah berduaan."

"Ramai ini." Hanjo mengedarkan pandangan setengah keliling.

"Tak berani di tempat yang ramai?"

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com