Sarita melepas kedongkolan setiba di ruangan kerjanya. Sengaja digamitnya Rieke dan Putri untuk duduk di depan meja. Merasa ada sesuatu yang penting, kedua gadis itu berpindah sengan cepat.
"Aku benar-benar heran ilmu apa yang dipakai cewek itu." Gelengan kepala Sarita tak beda dengan orang lagi on.
"Cewek mana lagi?"
"Cewek wartawan yang di lantai atas."
"Ngapain lagi dia? Bersama Bos lagi?" Putri merundukkan kepala merendahkan suara.
"Dia ngomong soal refresing, jalan-jalan dan kemping. Eh, si Bos langsung oke. Akhir bulan ini kita refresing."
Putri dan Rieke kompak berteriak. "Ya, baguslah itu!"
Kepala Sarita tersurut. Ia yang salah ngomong atau mereka yang salah tanggap?
"Refesing ditanggung kantor mesti disambut riang. Kamu itu kok malah mempermasalahkannya?" heran Putri.
"Bukan soal setuju atau tidak. Tapi soal omongan dia yang langung direspon Bos," ujar Sarita mencoba menjelaskan maksudnya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com