webnovel

CEO Termiskin di Dunia

Posisi Hanjo sebagai CEO terusik setelah kematian Moina, istrinya. Betul, kedudukan di kursi eksekutif tertinggi itu didapatkannya setelah menjadi suami ketiga janda bergelimang harta itu. Namun Hanjo tidak bisa menerima ketika dalam surat wasiatnya, Moina yang biasa dipanggilnya Mamoi itu, hanya menyisakan sebuah rumah kecil dan mobil tua untuknya. Selebihnya untuk kedua anaknya. Lucya dan Melina. Hanjo bukanlah pria dengan modal tampang semata. Ia menduduki jabatan sebagai CEO juga ditunjang oleh kemampuan dan kemauannya untuk belajar. Ia punya banyak kawan. Pandai bergaul. Terjadilah perseteruan dengan Lucya dan Melina. Hingga ia kehilangan posisi sebagai CEO. Ia masuk penjara. Menjadi CEO termiskin. Mampukah Hanjo keluar dari belitan masalah? Apakah ia menjadi CEO termiskin selamanya? Apa yang dilakukannya?

Rehano_Devaro · Realista
Classificações insuficientes
147 Chs

Apeng Datang Menawarkan Kilang

Sama dengan Hanjo, Apeng pria yang praktis juga. Tak mau berlama-lama. "Okelah kalau begitu," katanya kemudian.

"Heh, kenapa tidak dengan Meisa ke sini?" tanya Hanjo yang seakan lupa dengan wanita itu.

"Saya pun sudah ngajak dia, Pak. Tapi dianya itu tak mau."

"Kenapa?"

"Tak bisa meninggalkan ibunya," jelas Apeng.Hanjo ingat ibu Meisa memang sakit. "Kalau ke Jakarta lagi menyelesaikan jual beli itu bawa dia ke sini."

"Ya, Pak. Saya akan ajak dia."

Meisa. Malaikat penolong bagi Hanjo. Heh, kenapa Meisa tidak menelpon? Padahal pembayaran untuk pemasangan antena dan peralatan untuk menangkap sinyal itu sudah dikirimkan. Apa yang terjadi?

"Pak Apeng jauh rumahnya dari rumah Meisa?" tanya Hanjo.

"Tak jauh betul. Kenapa Pak?"

"Pak Apeng lihat tidak di rumahnya dipasang antena untuk HP?"

"Ada. Ada saya lihat antena."

"Aku yang suruh pasang kemarin itu. Biar di rumahnya bisa pakai HP. Tapi kenapa dia tak pernah nelpon?"

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com