“Lena, apakah kau sedang menghindar dariku?” tanya Cayden sambil bersusah payah naik ke atas bangku panjang yang diduduki si pelayan muda.
Mendengar suara Pangeran Kecil, gadis yang sedang mengotak-atik kamera itu pun tersentak. Dengan mata lebar, ia menoleh. “Tidak, aku tidak menghindar,” sangkalnya seperti robot.
“Tapi kau tidak seperti biasanya. Kau tidak ikut bermain dengan anak-anak lain. Kau memotret kami tanpa bersuara. Bahkan saat membagikan bingkisan, kau sengaja berdiri jauh dariku. Apakah berada di panti asuhan ini membuatmu sedih?”
Sadar bahwa Pangeran Kecil mencemaskannya, Lena sontak merasa bersalah. Sambil meletakkan kamera di sisi lain, ia pun menghela napas.
“Aku sedih bukan karena itu, Cayden,” aku gadis itu kemudian.
“Lalu, karena apa? Apakah karena kau belum menemukan tujuan hidupmu?”
Tak menduga sang balita mampu menerka, Lena pun melirik dengan lengkung alis tinggi. “Dari mana kau tahu?”
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com