webnovel

122. Mengulas Kenangan

Sambil menahan gemuruh dalam dada, Max melangkah cepat menuju ruang ICU. Sepanjang jalan, ia terus memikirkan kalimat apa yang harus dikatakan ketika tiba di hadapan sang ayah. Haruskah ia menyapa, mengatakan semua akan baik-baik saja, atau memberi maaf? Tidak ada yang terasa tepat untuk mewakili perasaannya.

“Tuan,” panggil Minnie saat menyadari kedatangan sang pria. Dengan mata yang berkaca-kaca, wanita itu menunjuk ke arah pintu. “Ayah Anda sudah menunggu.”

Tanpa sempat mengucap terima kasih, Max mengangguk dan bergegas menuju pintu. Langkahnya begitu cepat. Ia tidak pernah menghadapi momen yang semenegangkan itu seumur hidup.

Namun, saat pintu terbuka, gerak kakinya tiba-tiba melambat. Udara di sekitar telah bertambah berat. Butuh usaha lebih untuk Max mampu menembusnya. Setelah menarik napas cepat dan mengepalkan tangan erat-erat, barulah ia menjejaki kamar Herbert.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com