Keesokan harinya.
Hari minggu yang cukup cerah untuk pergi keluar dan berburu makanan ringan di luar sana. Mungkin juga bisa menghabiskan waktu dengan aktivitas yang bermanfaat seperti jogging, mengatur pola makan dan memperhatikan kalori yang masuk ke tubuh, dan juga membereskan kamar untuk melatih diri mengutamakan kenyaman ruang yang kita tempati setiap hari.
Namun sepertinya hal itu tidak berlaku bagi Felicia. Gadis itu masih tertidur pulas karena begadang dan lanjut bertelepon ria dengan sang kekasih.
Alhasil, pagi ini Felicia masih tidur dengan mulut menganga kecil. Untungnya tidak ada cairan bening yang keluar dari mulutnya. Setidaknya ia tidak terlalu jorok. Namun suara ngoroknya terdengar samar-samar.
Klek!!
Pintu kamar gadis itu dibuka begitu saja dari luar.
Sepasang kaki yang terlihat kuat itu melangkah masuk. Sepasang kaki yang mengenakan sepatu sport berwarna putih dengan garis hijau mint. Siapa lagi kalau bukan Ryan si curut menyebalkan bagi Felicia.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com