Kelopak mata Lukman mengerjap satu kali. Detik berikutnya, kerjapan itu bertambah beberapa kalai, hingga akhirnya bola matanya terbuka, namun terlihat sayu. Meski penglihatannya masih samar-samar, tapi ia bisa melihat senyum, pada beberapa wajah yang tengah menatapnya.
Setelah kelopak matanya ia kedipkan berkali-kali, akhirnya ia bisa dengan jelas melihat wajah-wajah di sekitar ia berbaring.
"Gue di mana?" Suaranya terdengar lesu. Perlahan ia memutar kepala, melihat tiang infus dimana ada selang yang menghubung ke punggung tangannya. "Kenapa gue di sini?"
"Syukur deh, lu udah sadar." Ucap Pandu, yang sedang duduk di tempat tidur, di sampingnya. "Lu bikin kita khawatir."
Dengan wajah bingung, remaja yang tengah berbaring lemah itu, menatap satu persatu wajah-wajah yang tidak berhenti memberikan senyum saat menatap dirinya. Wajah-wajah beberapa sahabat, yang pastinya sudah sangat ia kenali.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com