"Nggak bisa, aku nggak mau pokoknya!"
Aku memeluk papa. Rasanya seperti kembali ke masalalu dimana aku menjadi anak kecil yang bertingkah sesuka hati.
Usai semalam benar-benar mengatakan seluruh keinginan hatiku mama dan papa benar-benar jadi bersikap lebih baik lagi. Sedangkan aku? Tentu saja makin manja dibuang. Heran terkadang bagaimana bisa aku mengembalikan sifat yang telah lama hampir mati.
"Bukan gitu maksudnya. Papa itu bukannya bertanya sama kamu, justru mengajukan pernyataan dimana kamu nggak boleh dekat-dekat sama Riki. Disini kamu nggak berhak memilih okey? Maaf tapi papa memang harus menjaga kamu agar tak terjadi hal yang tidak diinginkan," jelas papa ulang.
Aku mengerucutkan bibirku kesal menatap papa yang asyik dengan dunianya sendiri itu. Memang bibirnya memberikan nasehat padaku namun sejujurnya papa malah tertawa terbahak-bahak dengan mama sambil memperhatikan televisi.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com