"hay Sen, sorry"
Mata yang berkaca-kaca, kerinduan yang menumpuk di pelupuknya, raga lemas itu tersenyum tipis kala kedua netra nya menangkap kehadiran Tasya di sekitarnya.
Dia sudah sakit sangat lama, ini proses penyembuhannya, beberapa bulan lagi dia baru akan mendapatkan transplantasi hati dan ginjal karena koneksi sang Ayah, sekarang Senja harus berjuang dulu untuk sampai ke waktu itu.
"Apa kabar Sya?"
"Kenapa? Kenapa lo gak bilang gue?"
Senja hanya tersenyum tipis, ya buat apa? Itu kan jawaban yang harusnya Tasya dengar?, Toh juga dia yang meninggalkan Senja, bukan sebaliknya.
"Gue nanya apa kabar lo Sya, kok lo bales nanya"
"Sen please"
"Kata lo gue pahlawan lo, sekali hati lo terusik karena Bumi nelepon gue lo tinggalin gue, lo tau saat itu gue butuh lo?, Kayaknya gak deh" tawa renyah itu hadir, namun jika orang yang peka melihat itu semua pasti sadar ada sakit yang begitu besar di dalam arti tawa Senja saat ini.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com