webnovel

seratus dua belas

Aku mengawasi sekelompok dokter muda yang berkerumun di depan makanan, dan dalam hati bertanya-tanya apa yang bakal mereka pikir seandainya mereka tahu kala ada seorang pengacara di tengah mereka, sedang belajar menghadapi ujian sehingga suatu hari nanti bisa menuntut mereka.

Aku ragu mereka bakal peduli. Aku punya hak yang sama dengan mereka untuk berada di tempat ini.

Tak seorang pun memperhatikanku. Sekali-sekali seorang pasien terpincang-pincang dalam kursi roda oleh tongkat ketiak, atau didorong seorang mantri. Aku tak siaga melihat menerkam ada pengacara mangsa.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com