Aku masih tertegun menatap wajah laki-laki yang bernama Erwin itu. Dia sungguh manis semakin kuperhatikan. Kumis tipis dan bibir yang merah merekah, membuatku gemas.
"Tsk, sungguh menyebalkan!" decak Mona dari belakangku.
Seketika kami terdiam sejenak, sikap Mona memang selalu menyebalkan setiap kali di depan banyak laki-laki yang datang menghampiriku.
"Mmh... Bagaimana kalau malam ini kita bertemu dan nongkrong di kafe?" tiba-tiba kak Yogi memberikan ide serta menatap ke arahku, seolah itu sebuah ajakan yang memang tertuju hanya untukku.
Keysa yang sudah tentu paling peka akan hal ini lagi dan lagi menyenggolku. Membuatku terkesiap dan kikuk, rasa malu sudah tentu aku rasa saat ini.
"Emh..." aku hendak menjawabnya namun, lagi dan lagi Monalisa mendecak sebal serta meninggalkan kami begitu saja.
Kami kembali tertegun ketika melihat Monalisa melangkah lalu berhenti setelah sebuah mobil datang lalu berhenti tepat di depannya. Bahkan pintu mobil itu terbuka untuk nya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com