webnovel

Menjual Barang antik; Pagoda

"Tolong, tolong berhenti aku menyerah!"

"Menyerah, bagaimana kamu bisa menyerah begitu saja? Padahal tanganmu belum juga putus dari tungkainya." Kata-kata Su Jin begitu menakutkan, dia berbicara dengan penuh senyuman.

Sedangkan tidak hanya Ma Chun yang menjadi korbannya tetapi, orang lain yang mendengarnya langsung berkeringat dingin, orang yang berani berbicara begitu kejam terlebih lagi sosoknya yang masih tampak berusia belasan tahun dengan tubuh kurus kerempeng suatu hal tidak terduga dan tidak bisa di percaya.

'Apa-apaan dia bukannya dia hanya anak lemah yang sering dibully disekolah, apa yang sedang dia lakukan saat ini??' Shang Yu tidak bisa menahan rasa penasaran dalam hatinya, bukan hanya itu dirinya sendiri pun bergetar. Baru kali ini, dia merasa sangat iri sekaligus marah karena ternyata dalam kurusnya itu, Su Jin menyimpan kekuatan besar.

Seperti Shang Yu, Lin Hua bahkan lebih menatap kagum dengan mata berbinar. 'Su Jin ternyata anak yang kuat, dia menyembunyikan kekuatannya dan membiarkan teman-teman sekelas bermain dengannya. Dia anak yang baik hati. Tapi, orang-orang jahat ini memang pantas mendapatkannya.'

Aura Su Jin, yang sebelumnya hanya seperti pemuda biasa dengan tubuh kurus serta lemah, ditambah pakaian kusutnya orang hanya bisa melihatnya sebagai anak lusuh dan miskin. Tidak akan ada yang berpikir jika ditubuhnya seperti ada kekuatan cukup besar untuk melawan sembilan orang hanya dengan tendangan dan pukulan saja.

"Aaakh!"

"Su Jin, berhenti jangan lakukan hal itu." Lin Hua mencoba menghentikan Su Jin. "Kamu yang bisa masuk penjara dan itu sangat merugikanmu, lebih baik kita yanh menyerahkan mereka pada polisi."

"I-iyaa...tolong maafkan aku. Aku tidak ingin mati d-dan tolong... jangan bawa juga aku ke polisi." Ma Chun yang berada di bawah kaki Su Jin, begitu menyedihkan. Dia menangis penuh ratapan tidak berdaya berbeda 90° dengan sikapnya sebelumnya yang seperti seorang bos jalanan.

Kepala Su Jin meliriknya, yang bertindak sengsara. "Bocah berengsek, kamu beruntung akan kulepaskan hanya kali ini saja." Dengan keluhan Su Jin melepaskannya, nepuk tangan yang sepertinya terkena debu. "Ayo, pergi!"

Lin Hua dan Shang Yu terkejut ketika mendengar ajakan tersebut, mereka saling menatap lalu melihat Su Jin yang sudah berbalik dan hendak berjalan pergi.

"Eeh-ah, i-itu Su Jin apa kita tidak akan melaporkan mereka pada polisi?" Lin Hua berjalan lebih cepat dan sejajarkan langkahnya dengan Su Jin. Tidak ketinggalan, dia pun yang mengambil tas belajaan Su Jin yang tergeletak begitu saja karena, tampak dilupakan dia membawakannya.

Shang Yu berwajah masam jelas cemburu dengan perhatiantidak terduga Lin Hua. Dia merasa tersaingi belum lagi setelah melihat jika, Su Jin lebih kuat darinya dan itu membuat Lin Hua terpukau tetapi, untuk saat ini dia akan mengalah terlebih dulu dan berpura-pura tidak tahu. Karena yang paling penting memberantas para penjahat saat ini, Shang Yu segera mengeluarkan ponselnya. "Bagaimana jika aku yang menghubungi polisinya."

"Tidak perlu, mereka tidak akan berani bertingkah lagi, aku yang akan mengurusnya," ujar Su Jin dengan senyum smirk jahat, beberapa saat lalu dia memikirkan sesuatu yang membuat niatnya untuk melaporkan orang-orang itu batal.

Mereka bertiga akhirnya bisa keluar dari jalan gang yang jarang dilewati orang ini, jika bukan Lin Hua yang memilih jalanan ini sebagai jalan tercepat, tidak mungkin mereka akan menemui masalah. Tetapi, di dunia ini tidak ada yang pasti jika, mereka tidak menemui para penjahat kecil ini mungkin saja dijalanan besar dan berbeda itu akan ada penjahat lainnya.

Shang Yu beberapakali melirik Su Jin dan dia tidak melepas pandangannya dari teman sekelasnya itu. "Su Jin, aku ingin bertanya?"

Su Jin tidak berniat menoleh tetapi, menjawab sahutan pertanyaan hanya dengan gumaman.

"Kalau kamu memang sekuat itu, kenapa di sekolah kamu mau saja di Bully oleh yang lain?"

Lin Hua pun mengangguk, dia juga penasaran dengan hal ini dan sangat senang saat Shang Yu bertanya. "Aku juga sama penasarannya tapi, juga sadar mungkin bukan Su Jin tidak ingin melawan tapi, anak-anak kaya dan sombong itu hanya menjadikan anak miskin seperti kita seperti boneka suruhan mereka saja."

"Lin Hua jadi,kamu berpikir aku juga seperti itu?"

"Eh, ah..." Lin Hua terkejut sendiri dengan ucapannya yang terasa menyinggung Shang Yu. "Kecuali, kamu Shang Yu meski, kamu sedikit sombong kamu tidak pernah menindas siapapun.

Pikiran Su Jin seketika jatuh ke dalam kenangan yang bukan miliknya, tidak jauh berbeda dengan kehidupannya di rumah keluarga Su ternyata, Su Jin yang asli di dunia sering sekali mendapat gangguan dan itu sangat parah seolah merasakan pengalaman itu meresap di jiwanya lalu kemudian, tiba-tiba Su Jin yang sudah kembali ke kenyataan tertawa keras. Bukan hanya menganggap kedua anak di depannya konyol berpikir dia sudah menyembunyikan kekuatannya padahal, Su Jin yang asli memang pengecut juga orang lemah dan hal yang paling membuatnya tertawa tentu saja teringat jika karakter Su Jin memang diciptakan untuk kesenangan dan balas dendam Feng Bai.

Melihat Su Jin yang malah tertawa membuat dua orang lain terheran-heran. "Kenapa kamu malah tertawa?" Shang Yu merasa terganggu dengan tawanya tersebut.

"Apa aku juga tidak boleh tertawa?" Su Jin kembali pada suasana biasa.

Lin Hua, yang sebelumnya masih menatap Su Jin dengan tawanya berujar, "Bukannya tidak boleh tapi, heran. Kenapa kamu malah tertawa? Apa ada yang lucu dengan pertanyaan tadi?"

"Tidak, jadi aku hanya ingin tertawa. Apa itu cukup? Ya, sudah kita berpisah di sini saja..."

"Su Jin!"

"Biarkan saja." Shang Yu, menahan tangan Lin Hua membiarkan Su Jin pergi.

Su Jin tidak peduli lagi, ditempat mereka sudah menjadi lingkungan jalan utama dan dia mengambil arah yang berbeda dari mereka, karena menghabiskan waktu bersama kedua orang itu dia sama sekali belum berhasil menjual barangnya meskipun, dia mempunyai uang saat ini bukan berarti dia akan membawa barangnya kembali ke rumah. "Apa aku tidak bisa menemukan toko antik di sini?"

Keberuntungan itu ternyata tidak jauh pergi begitu saja. Baru saja Su Jin bertanya-tanya tetapi, belum lama dia melihat sebuah toko antik sederhana, yang dia pikir toko seperti itu di sini cukup menjadi toko dia menjual barangnya.

"Permisi," serunya sambil melenggang masuk.

Si Pemilik toko, yang sudah cukup berumur baru saja berdiri dari bawah etalase. "Ada yang anda butuhkan? Lihatlah banyak hal di sini."

"Tidak perlu, aku hanya ingin menjual sesuatu apa kamu ingin membelinya?"

Pemilik toko bernama Jiang Bo menyipitkan matanya dan segera menaikan kembali kacamatanya yang sempat turun. "Memangnya apa yang ingin kamu jual?"

Su Jin langsung merogoh saku jaketnya dan memgeluarkannya terlihat sebuah pagoda tingkat tujuh dengan versi mini tetapi, jelas memiliki nilai tinggi saat dilihat pertama kali.

"I-ini darimana kamu mendapatkannya?" Jiang Bo ingin menyentxuhnya tetapi, Su Jin segera menariknya kembali.

"Jangan menanyakan hal yang tidak perlu, kamu mau membelinya atau tidak?"

"Apa kamu pikir itu barang antik yang berharga."

"Ini tidak hanya antik tapi, cukup berharga, aku tidak akan berbohong untuk mendapatkan untung jika tertarik segera lakukan penawaran." Suara Su Jin tegas dan tampak berwibawa membuat Jiang Bo lebih terkejut dari barang antik yang dikeluarkannya padahal, dia yakin pemuda di depannya tidak lebih dari usia duapuluh tahun. "Baiklah, bagaimana seperti ini." Jiang Bo tidak lagi basa-basi menulis harga yang dia berikan di secarik kertas.

"Dua ratus? Hanya segini. Apa kamu pikir bisa membodohiku? Kalau kamu tidak berniat serius aku pergi."

"J-jangan pergi." Jiang Bo menjadi sangat gugup, "aku akan berikan haega yang sesuai tapi, biarkan aku memeriksanya."

Su Jin berpikir sesaat dengan menimang-nimang usul pemilik toko tersebut. Kemudian, menyorongkannya kembali untuk dilihat Jiang Bo. "Berhati-hatilah memegangnya, ini sangat indah juga berharga."

Jiang Bo tidak bedari lalai, pemuda di depannya memberi aura luar biasa yang tidak bisa dibantah. Memegang benda itu sangat hati-hati. Jiang Bo terpana saat tiba-tiba saja pagoda itu menyala memantulkan cahaya ke mana-mana tetapi hal tersebut tidak berlangsung lama. "Aku akan membeli barang ini."