Gino mengatupkan mulutnya rapat. Perkataan dari Gian yang ditujukan untuk dirinya dan Gina yang sepertinya sadar tapi berat untuk membuka mata, tetapi masih bisa untuk mendengar.
Apa yang diucapkan Gian, benar-benar masuk tepat sasarnkearah hatinya. Membuat tubuhnya yang sudah lemas akan apa yang terjadi hari ini semakin lemas. "Setiap Gino nelepon Mama, pasti ditolak terus."
Gian menghela nafas kasar, ia menatap kearah langit-langit kamar rumah sakit yang kini mereka bertiga tempati. "Iya, kakak tau," balas Gian pelan. Sangat terdengar sejali nada yang keluar dari mulut anak sulung tersebut dipenuhi oleh luka.
"Kak .... " suara lirih yang amat seraak tersebut sukses membuat Gian dan Gino mengalihkan pandangan menjadi terpusat kearah Gina.
"Haus," ujar Gina langsung ketika tenggorokannya sangat sulit untuk mengeluarkan suara. Gino yang mendapatkan permintaan tersebut dengan cekatan mengambil minum yang berada di nakas kecil dekat ranjang.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com