webnovel

His secret

Dua insan terlihat duduk bersama di sebuah bangku seberang lift.

"Jadi dua hari ini pria asing itu tidak kembali karena kamu mengikutiku?" Kana terdengar menaikkan nada bicaranya pada Taehyung setelah Taehyung melarang Kana untuk ke kamarnya di lantai 5 karena ada pria asing yang sedang menunggunya. Ucapan Kana benar. Pada kenyataannya dua hari ini sebenarnya berada di sekitar Kana tanpa Kana sendiri sadari.

"Aku tidak ada pilihan lain" jawab Taehyung datar.

"Aku tidak mengerti, kenapa kamu tidak ikut dengan Emi saja tadi." Taehyung menyerang balik. Saat ini mereka layaknya sepasang kekasih yang sedang saling menyalahkan satu sama lain.

"Kamu tahu sendiri kan dirimu sedang dalam bahaya Minji-a" Taehyung menatap wanita itu dengan tatapan khawatir. Namun Kana yang sedang merasa kesal tidak melihatnya. Ia pikir Taehyung akan benar-benar mendukung pilihannya. Tidak tahunya ternyata sama saja.

"Aku sudah pernah bilang aku belum bisa percaya denganmu Kim Taehyung-ssi"

"Aku tidak peduli. Saat ini yang terpenting adalah keselamatanmu Minji-a."

Kana lalu berdiri. Ia merasa benar-benar ingin mengakhiri percakapannya dengan Taehyung saat ini. "Saat ini aku adalah kelinci di antara seekor harimau dan seekor singa. Jadi bagiku tak ada bedanya aku akan terjatuh di tangan harimau atau singa." Jelas Kana seakan menjelaskan situasinya saat ini.

Memang benar, Kana tidak peduli ia akan berada di tangan pria itu atau Taehyung. Karena ia benar benar belum mengerti siapa yang lebih bahaya, Taehyung atau pria itu.

Taehyung merasakan kepalanya berdenyut. Ia tidak mengerti harus dengan cara apa ia meyakinkan Kana. Ia terus memikirkan bagaimana caranya agar ia bisa membuat Kana percaya. Tak ayal ia kini terlihat menundukkan kepala sementara Kana terlihat mulai berniat untuk beranjak pergi.

Membayangkan dirinya kehilangan Kana lagi setelah berhasil menemuinya lantas membuatnya akan melakukan apa saja untuk melindungi Kana.

"Kamu hanya sedang takut Minji-a. Kamu hanya ingin menghindar. Kamu hanya tidak ingin mempercayai semuanya."

Kana terlihat tidak peduli. Ia mengambil gagang kopernya dan berniat untuk melangkah pergi dari Taehyung sebelum Taehyung berhasil meraih tangan Kana dan menahannya untuk pergi.

"Aku akan membuatmu percaya padaku" tegas Taehyung.

Ketika Kana tersadar, ia sedang dalam posisi yang membuat darahnya berdesir kencang lantas wajahnya memerah seketika. Ia tidak sadar mengapa tiba-tiba ia berada di depan Taehyung, menyandarkan salah satu tangannya ke bahu Taehyung dan salah satu tangan lain sedang memegang leher Taehyung. Bibir mereka hanya berjarak beberapa sentimeter saja.

Kana dapat melihat dengan jelas bibir Taehyung yang terlihat pucat. Ia dapat pula merasakan hangatnya deru napas Taehyung di udara malam hari Tokyo yang dingin.

Kana mencerna apa yang baru saja terjadi.

Taehyung menunjukkan smirknya.

"Apa kamu sedang ingin menggodaku?" Goda Taehyung pada Kana yang masih membatu meski Taehyung sebenarnya juga merasa gugup saat ini, ia hanya berusaha menutupinya. Ia berlagak cool padahal dalam dirinya seperti ada bom yang ingin meledak rasanya.

Refleks, Kana pun melepas leher dan bahu Taehyung lalu berdiri tegap. Kana otomatis menjadi salah tingkah.

"Tentu saja tidak!" Jawabnya.

Ia berpikir keras mengapa ia bisa dalam posisi seperti itu tadi. Apa yang merasuki diriku, batinnya. Ia sama sekali tidak ingat dirinya melakukannya. Seraya dirinya salah tingkah dan mencoba menjelaskan bahwa dia tidak berniat menggoda Taehyung.

"Hipnotis?" Celetuk Kana."Kamu pasti tadi menghipnotisku" Ia lalu teringat kejadian di bus tempo lalu dan ketika seorang pria asing sedang menyanderanya. Kana berpikir bisa saja saat itu Taehyung melakukan keahliannya itu.

"Mind controlling." Taehyung mengkoreksi, lantas membuat pegangan Kana pada gagang kopernya melemas.

"Aku lapar. Bisakah kita membahas ini sambil melahap beberapa makanan?"

Taehyung berdiri, sambil terkekeh menatap Kana yang tampak kebingungan.

Ia lantas merebut koper milik Kana dan membawanya.

Namun Kana tak kunjung berjalan. Ia tampak masih mematung di tempatnya.

"Kamu tidak ingin ikut denganku?"

Taehyung yang sudah beberapa langkah di depan Kana menengok ke arahnya.

"Atau kubuat kau mengikutiku?" Goda Taehyung lagi membuat Kana tersadar lalu berjalan mengikuti Taehyung

"T-tidak lucu"

Kana terlihat menyusul Taehyung yang masih menunggunya.

Setelah memesan beberapa burger dan french fries.

Taehyung terlihat melahap habis 2 burger dan seporsi french friesnya.

Kana hanya bisa menatapnya heran. Porsi makan Taehyung memang luar biasa. Ia bisa makan 5x dalam sehari.

"Kemampuanku benar benar memakan banyak tenaga" bela Taehyung menyadari tatapan mata Kana kepadanya, setelah menggelondorkan makanan gigitan terakhirnya dengan air mineral.

"Aku ke sini tidak untuk menemanimu makan saja kan?" Celetuk Kana tidak sabar. "Aku juga sudah membayar ini semua untukmu agar kamu mau berbicara" celetuk Kana lagi pelan. Taehyung hanya bisa terkekeh melihat wajah kesal Kana.

"Aku bisa mengendalikan semua orang hanya dengan berpikir. Seperti hipnotis, seperti sulap, aku hanya perlu memikirkan apa yang ingin kulakukan pada orang itu." Ucap Taehyung tiba-tiba setelah mentertawai sikap Kana yang menurutnya menggemaskan.

Kana menatap Taehyung lekat-lekat untuk mengamati ekspresi yang ada di wajahnya. Ia takut jika Taehyung hanya sedang bercanda padanya. Tapi sayangnya Taehyung sedang tidak terlihat bercanda. Raut wajah Taehyung begitu serius. Bahkan setelah ia menertawainya.

"Itulah mengapa aku bisa mengalahkan pria itu tanpa sedikitpun terluka, aku membuatnya hilang kesadaran. Hanya dengan kepalaku."

"Yang terjadi sebelum ini lebih masuk akal daripada ini kan Minji-a."

Taehyung membuka jaket hitamnya lalu menunjukkan bekas seperti bekas luka bakar di tangan kirinya. Luka bakar yang membuat Kana saat itu tak sadarkan diri dan bermimpi aneh.

"Yang membuatku seperti ini adalah ayahmu yang menyuntikkan serum ajaib itu ke pembuluh darahku."

Lanjut Taehyung.

Kaki Kana terasa lemah meski saat ini ia sedang terduduk. Seakan akan baru saja jiwanya terhisap oleh dementor.

Semua terasa tidak masuk akal tapi apa yang ia alami tadi saat di depan lift memang sudah tidak masuk akal. Sebenarnya Kana tidak ingin mempercayainya namun ia masih ingin mendengarkan kelanjutan cerita Taehyung.

"Aku bisa menceritakan garis besarnya sekarang, jika kamu mau mendengarkanku."

"Aku bermimpi aku berteman dengan seorang anak kecil laki-laki saat itu. Aku bermain dengannya. Apakau itu benar-benar kamu?"

Taehyung mengangguk.

"Aku hanya akan menceritakan garis besarnya saja. Dulu ayahku dan ayahmu berteman sangat dekat. Ayah kita adalah seorang Ahli Bedah Saraf di daerah Seoul. Sejak SMA mereka selalu bersama tidak disangka hal itu terjadi sampai ketika mereka bekerja. Mereka berada di Rumah sakit yang sama."

Taehyung terlihat menyeruput colanya lalu melanjutkan ceritanya pada Kana yang mendengarkan dengan khusyuk.

"Minat mereka pun sama. Biomedik dan biomolekular. Hanya saja ayahmu jauh lebih pintar di bidang itu. Hingga ayahmu berulang kali pergi ke luar negeri untuk mengikuti penelitian dan paper. Bahkan mungkin dunia telah mengakui keahlian ayahmu."

"Ayahku hanya minat sebagai klinisi dan berada di ruang operasi. Fokus ayah adalah mencari uang dengan cara berinteraksi dengan masyarakat. Namun ayahmu seperti memiliki ambisi lain yang lebih besar."

"Pada akhirnya ayahmu cuti bekerja sebagai Ahli Bedah Saraf di Rumah Sakit Seoul dan ia memilih menjadi peneliti dan pengajar di Universitas Seoul. Tak jarang ayahmu mengikuti lomba paper hingga ke Eropa dan selalu memenangkannya hingga mendapat penghargaan dari pemerintah dan tak jarang sekali dua kali ayahmu masuk ke media berita. Saat itu pula kadang ayahmu menitipkanmu pada ayahku."

"Lalu suatu hari, ayahmu merasa tidak cukup jika hanya mengikuti lomba dan penelitian saja. Dengan penghasilannya yang saat itu 5x lipat lebih banyak daripada ahli bedah saraf pada umumnya, ayahmu membentuk sebuah laboratorium untuk dirinya sendiri. Dari sanalah hal gila mulai terjadi."

"Ia menciptakan serum-serum yang mempengaruhi sistem saraf manusia. Aku tidak tahu sekarang, mungkin beliau sudah menciptakan yang lebih dari itu."

Taehyung lalu terdiam sesaat. Kana tidak tau jika menceritakan hal itu akan melelahkan bagi Taehyung. Taehyung terlihat beberapa kali menundukkan kepalanya ke arah bawah. Kana pun sebenarnya tidak ingin tergesa-gesa mendengar cerita selanjutnya. Hanya saja ia ingin mencoba menebak alur cerita dari Taehyung.

"Lalu ada beberapa orang yang menginginkan ayahku demi kepentingan mereka?" Tebak Kana. "Salah satunya adalah pria itu?" Kana masih menebak.

"Kamu cerdas ya" respons Taehyung.

"Hanya asal menebak saja"

"Kamu benar hanya saja mereka tak seperti yang kau bayangkan. Mereka banyak, kuat dan tak terlihat. Sampai sekarang tidak ada yang tahu siapa pemimpin mereka hanya saja pemimpin mereka terkenal sebagai seseorang yang sangat jenius."

"Mind controlling. Sayangnya entah bagaimana caranya mereka bisa mengetahui proyek besar ayahmu ini dan hingga sekarang mereka mungkin masih menginginkannya."

"Karena proyek itu kamu kehilangan ibumu dan harus mengalami semua ini."

Taehyung menghela napas panjang setelah menyelesaikan ceritanya.

Ia sedikit menatap iba pada Kana.

"Aku ragu untuk mengatakannya padamu karena mungkin setelah kau tahu, kamu akan membenci ayahmu dan mungkin juga aku dan ayahku."

"Meski semua itu adalah kenyataan yang harus kau hadapi."

Kana hanya diam. Ia membereskan dirinya lalu berdiri dari kursinya menghasilkan suara berdecit ringan.

"Terimakasih sudah menceritakannya. Sedikit tidak masul akal tapi dari awal bertemu denganmu memang banyak hal tidak masuk akal jadi aku akan mempercayaimu untuk saat ini."

Taehyung pun ikut berdiri lalu ia tersenyum pada Kana. "Kita akan kembali ke apartemenku. Pria itu mungkin sekarang sedang berada di depan kamarmu. Menginaplah di kamarku. Aku akan tidur di luar."

Taehyung kini menyeret koper milik Kana. Kana memaksa untuk membawanya sendiri tapi Taehyung terlalu kekeuh untuk membantunya. Sesampainya di depan kamarnya, Taehyung menekan pin kamarnya hingga kunci pintu terbuka.

Tampak kamar apartemen Taehyung yang tak begitu luas namun sudah ideal. Sebuah ruang tengah, kamar mandi, kamar tidur dan sebuah dapur.

Yang cukup mengherankan bagi Kana ternyata selama ini apartemen Taehyung berada di dekat rumah susun milik Kana. Kana tidak ingin berpikir tidak-tidak tapi kenyataan bahwa ternyata hidupnya dan Taehyung saling berkaitan tak ayal membuat Kana berpikir mungkin saja Taehyung sudah mengamatinya sejak lama.

Kana memasuki ruangan lalu terduduk di sofa ruang tengah setelah Taehyung mempersilakannya untuk duduk.

Sebuah figura kecil tertata rapi di sebelah tv pun menarik perhatian Kana. Ia dapat melihat sosok lelaki kecil dengan seorang lelaki paruh baya di sampingnya. Sosok lelaki kecil itu mirip seperti yang ada di mimpi Kana. Lelaki kecil dengan potongan rambut bob dan kacamata bundarnya.

"Apakah ini ayahmu?" Tanya Kana.

Taehyung mengiyakan.

Kana melihat ke arah foto itu lama lalu memejamkan matanya.

Taehyung hanya terkekeh. "Hentikan. Kamu tak akan ingat apapun dari melihat foto itu."

Taehyung membawakan segelas air putih lalu meletakkannya ke meja.

"Kamu butuh sesuatu yang lebih besar untuk mengingatnya. Mungkin sesuatu yang membuatmu ingin melupakan semuanya."

"Kita akan ke Korea minggu depan." Kana terlihat menghabiskan air minumnya setelah mengucapkan kalimat itu dengan penuh keyakinan.

Kana melirik ke arah Taehyung yang tidak terkejut. Raut wajahnya aneh, sesuatu yang Kana tidak bisa jelaskan. Seperti ada sesuatu yang mengganjal pikirannya. Padahal sebelumnya Taehyung lah yang terlihat bersemangat.

Tanpa menggubris kalimat Kana, Taehyung lalu berdiri dan berjalan menuju kamar tidurnya setelah menyesap cairan bening itu dari gelasnya.

"Tidurlah di kamarku. Aku akan tidur di luar." Kata Taehyung datar. "Jika perlu kuncilah dari dalam, jika kau benar-benar tidak percaya denganku."

Setelah mengucapkan terima kasih, Kana memasuki kamar dan merebahkan tubuhnya ke kasur.

Banyak yang telah terjadi hari ini, membuat Kana lantas tidak merasa mengantuk. Ia kini mulai mempercayai Taehyung namun entah mengapa sikap Taehyung baru saja membuat Kana bingung.

Apa yang terjadi pada Taehyung?