Aileen dan mereka semua telah berkumpul malam ini, sesuai dengan janji Aileen jika malam ini akan ada latihan musik di rumahnya.
Dan mereka yang telah berniat datang pun ternyata benar datang, dan bagusnya Rasya juga turut hadir disana tentu saja kedatangan Rasya membuat Aileen sedikit bersemangat.
Mungkin saja Aileen mulai merespon Rasya sekarang, hanya saja Aileen masih berusaha mengingkarinya karena takut salah arti untuk semuanya.
"Afra gak datang ?"
Bisik Marsya pada Indri, tidak ada jawaban pasti karena Indri hanya mengangkat kedua bahunya sekilas.
lagi pula untuk apa mereka memikirkan itu, Afra pasti masih cukup sadar diri untuk bisa mengerti Aileen, tidak mungkin Afra datang jika tanpa undangan Aileen sendiri.
Marsya mengangguk saja, terserah yang penting Marsya sudah sempat mengajak Afra untuk ikut gabung malam ini.
Marsya melirik Rasya disana, lelaki itu terlihat sangat tampan malam ini, Marsya tidak bisa menutupi lagi perasaan yang ada untuk Rasya sekarang.
Marsya tidak tahu apa mereka merasa atau tidak tentang perbedaan Marsya terhadap Rasya, tapi selama Rasya belum benar-benar menjadi milik Aileen apa salahnya jika Marsya juga berjuang untuk perasaannya sendiri.
Marsya tak berniat merusah persahabatannya, hanya saja Marsya tidak mampu untuk mengatur arah hatinya saat ini, dan semua terarah pada Rasya.
Ditengah fokusnya Aileen berlatih menyanyi, Marsya dan Rasya justru saling lempar tatapan, entah kenapa dimata Rasya pun malam ini Marsya terlihat istimewa, meski memang masih tetap Aileen yang paling istimewa baginya.
Nadya dan Putri saling sikut, mereka menyadari perbedaan antara Marsya dan Rasya saat ini, ternyata memang benar jika Marsya juga tertarik pada Rasya padahal Marsya tahu jika tujuan Rasya adalah Aileen.
Putri menggeleng, bukankah itu adalah sebuah kesalahan, Marsya hanya akan memecah kebersamaan mereka selama ini hanya karena sosok Rasya.
Memang benar mereka tahu jika Aileen tidak begitu merespon Rasya, tapi mereka juga yakin jika tanpa Aileen sadari telah ada setitik kenyamanan saat bersama Rasya.
Aileen menghentikan nyanyiannya dan itu berhasil menarik perhatian mereka semua, tentu saja ada sedikit tepuk tangan meriah dari mereka yang membuat Aileen tersenyum.
Aileen melirik Rasya yang tengah memperhatikannya, keduanya tersenyum bersamaan sampai akhirnya Aileen berpaling dan kembali berlatih.
Marsya menghembuskan nafasnya sekaligus, sangat tidak suka Marsya dengan semua itu, tidak seharusnya Rasya memperhatikan dan tersenyum juga pada Aileen.
Kenapa tidak berikan senyuman itu pada Marsya saja agar perasaannya bisa semakin berbunga, tapi ya sudahlah mau bagaimana lagi karena kesadaran Marsya masih ada untuk menyadari tujuan Rasya adalah Aileen.
Rasya menepuk pundak putri dan meminta izin ke kamar mandi sebentar, tentu saja Putri mengiyakannya karena Aileen juga tidak akan mungkin melarangnya.
Rasya pergi dan Aileen pun menyadari itu, tapi sepertinya tidak begitu mengganggu fokusnya karena Aileen tahu arah jalan Rasya adalah kamar mandi.
Melihat kepergian Marsya rupanya membuatnya sedikit berbunga, Marsya turut pergi meninggalkan mereka semua bahkan tanpa pamit.
Kepergian Marsya berhasil menanrik perhatian Aileen dan mereka semua, apa mungkin untuk saat ini fikiran mereka terarah pada hal yang sama.
Aileen menggeleng, biarkan saja bukankah Rasya bukan siapa-siapa baginya, siapa pun berhak mendekati Rasya tanpa batasan apa pun, karena yang berhak membatasinya adalah Rasya sendiri bukan Aileen atau pun yang lain.
Aileen masih bertahan dengan fokusnya sampai selesai dengan beberapa lagu, tapi ingatannyan tak bisa berpaling dari kepergian Rasya dan Marsya tadi.
Kemana mereka berdua kenapa sampai sekarang belum juga kembali, apa mereka lupa jalan untuk kembali kemana Aileen berada sekarang.
Aileen tersenyum setelah berhasil menyelesaikan lagu terakhirnya, untuk sesaat Aileen berbincang dengan teman bermusiknya, sampai akhirnya Aileen tidak bisa lagi menahan rasa penasarannya tentang Marsya dan Rasya sekarang.
"Haus ya, aku ambil minum dululah"
Ucap Aileen pada mereka semua, sahabat Aileen baru teringat dengan itu, padahal biasanya mereka yang siapkan minum untuk Aileen.
"Maaf Leen"
Ucap Nadya, Aileen tersenyum dan menggeleng untuk apa meminta maaf lagi pula Aileen bisa membawanya sendiri.
Aileen lantas bangkit dan berlalu meninggalkan mereka, sepertinya mereka tidak sadar dengan ketidak hadiran Marsya dan Rasya setelah cukup lama.
Mereka asyik berbincang tanpa peduli dengan kepergian Aileen, dan mungkin memang benar mereka lupa dengan sosok Marsya dan Rasya.
----
Aileen berjalan perlahan, perasaannya tidak bisa diingkari jika Aileen memang penasaran dengan mereka berdua.
Pergi kesatu arah yang sama dan bahkan bersamaan, dan sampai sekarang mereka masih belum kembali.
Aileen seketika menghentikan langkahnya, saat melihat tas Marsya dbalik tembok sana, langkah Aileen terayun perlahan mendekati tas tersebut.
Entah apa alasannya karena sekarang Aileen ingin memergoki apa yang sedang mereka lakukan, semakin dekat Aileen melihat tangan Rasya yang meyingkirkan tas tersebut.
Aileen merasa jantungnya mendadak bergemuruh, perasaan apa yang hinggap saat ini padanya kenapa harus sampai seperti itu degupannya.
Aileen memejamkam matanya sesaat, tanpa ragu Aileen berdiri menghadap keduanya, mata Aileen membulat.
Apa yang sedang dilihatnya saat ini, bisa sekali mereka melakukan hal itu di rumah Aileen.
Aileen melihat Rasya mencium Marsya disana, kedua tangan Rasya mengunci tubuh Marsya di tembok, Aileen menggeleng kenapa tubuhnya terasa dingin tapi emosi seakaan menggerayangi jiwanya.
Aileen menunduk beberapa saat, berusaha menepis apa yang sekarang dirasakanngnya, apa pun itu Aileen harus ingat jika Rasya bukan siapa-siapa dan siapa pun berhak mendekatinya, termasuk Marsya sekali pun tapi kenapa harus seperti itu hal yang Aileen lihat dari keduanya.
"Aileen, lama sekali kamu bawa minum, Firman haus katanya"
Teriak Indri dari jauh disana, Marsya dan Rasya tersentak setelah mendengar suara Indri, dan semakin syok lagi saat sadar jika Aileen ada di dekatnya.
Keduanya terlihat gelapan, ini jawaban dari rasa penasaran Aileen tentang dua orang itu, kenapa rasanya ada rasa asing yang menyelinap masuk ke hatinya.
"Aileen, sejak kapan kamu disini ?"
Aileen mengangkat kedua alisnya mendengsr pertanyaan Rasya, sejak kapan itu apa penting bagi Rasya sekarang.
"Leen, aku bisa jelaskan"
Aileen menggeleng, penjelasan apa yang akan Marsya utarakan, kenapa Aileen rasanya malas untuk mendengarkannya.
"Aileen aku tidak bermaksud ...."
"Mana minumnya ?"
Suara Indri berhasil memotong kalimat Marsya, Aileen tersenyum dan berlalu begitu saja tapa mengatakan apa pun juga.
"Aileen"
Panggil Rasya yang kemudian menyusul Aileen, Indri mengernyit melihat Rasya yang berlari mengejar Aileen.
"Ada apa ?"
Marsya tak menjawab, Indri menatapnya bingung, ada apa dan kenapa ekspresi Marsya terlihat panik saat ini.
"Sya, ada apa, kok panik gitu ?"
Marsya menggeleng dan turut pergi meninggalkan Indri.