Sepanjang haru, sejak pulang dari acara tadi, Raefal uring-uringan tidak jelas. Sepertinya, pria itu masih menyimpan dendam pada si pembawa acara.
Cyra yang melihat betapa uring-uringan nya sang suami hanya terkekeh pelan. Yang bisa dia lakukan hanyalah mengusap lengan Raefal, berharap dapat mengurangi amarah suaminya tersebut.
"Udah ih! Dendam banget kayaknya." Kata Cyra yang saat ini sedang menyiapkan makan malam.
Raefal di belakangnya memeluk erat sang istri. Dia mendumel tidak jelas di telinga Cyra. "Kesel tau, seenaknya jelek-jelekin kamu."
"Ya Allah, Mas… udah ah, Cyra bosen dengernya." Kesal Cyra yang lama-lama mulai bosan mendengar ocehan suaminya.
Di sisi lain, Raefal pasrah. Dia berusaha untuk meredam masalah ini sedangkan tangannya terus mengerat di pinggang sang istri.
"Mas, Cyra mau pindah dulu, masukin in—" saat Cyra berbicara, dering telepon membuatnya berhenti berucap. Tangannya segera menyambar ponselnya sendiri, melihat nomor ibu mertuanya di sana.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com