Plak!
Setibanya di rumah dan berdiri di depan pintu, Zefa langsung memberikan sebuah tamparan yang cukup keras di pipu Johan dan menatap wajah pria yang sedang menoleh karena tamparanya dengan ekpresi dingin.
Johan yang kaget langsung menoleh kearah Zefa. "Apa yang kau lakukan? Bagaimana mungkin kau bisa menampar orang yang sedang terluka sepertiku?" tanya Johan dengan tinggi.
"Bodoh, seharusnya kau mengikuti perkataanku dan jangan membangkang. Jika Ibu dan Ayah tahu atau mungkin jika orangtuamu mengenai keadaanmu. Apa yang harus kukatakan pada mereka?" Zefa membelalakan mata serta menarik kerah baju Johan.
Melihat mata Zefa yang melebar tanpa ekspresi membuat Johan sedikit ngeri. Dia menjauhkan wajah lalu menjawab, "Ya kau katakan yang sebenarnya saja, tidak perlu cemas dengan apa yang terjadi."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com