webnovel

Bestfriend With Too Much Benefits

Zoey Aretta Risty adalah seorang aktris terkenal berusia 27 tahun, semasa karirnya yang terus meroket dia memiliki sahabat yang selalu ada untuk mendukungnya. Sahabatnya sejak SMA. Seorang pria yang menghilangkan segala kepolosan Zoey, lebih tepatnya mereka bersama menghilangkan rasa penasaran dari kepolosan mereka menuju obsesi yang memuaskan. Jeffrey Keenan Abigail adalah direktur finance perusahaan property, pewaris tertinggi dalam perusahaan keluarga J Corp. Dirinya merupakan pria yang selalu dituntut untuk bisa lebih dari siapapun dan Zoey lah seseorang yang bisa membuatnya berada dalam kenyamanan. Jeffrey yang selalu dipilihkan jalan hidupnya oleh Ayahnya, murka. Bagaimana pun caranya kali ini Jeffrey tidak ingin menuruti Ayahnya. Jeffrey akan menentang sebuah perjodohan dari Ayahnya atas nama memperluas bisnis. Tentu dengan berbagai cara Jeffrey menentang Ayahnya, hingga ia memilih jalan yang tak terduga dengan mengajak Zoey untuk menikah dengannya. Selama bertemu dengan Jeffrey, apa yang dilakukannya tanpa disadari terus mengikuti Jeffrey. Apapun yang dilakukan, Zoey akan meminta pendapat dari Jeffrey termasuk mengambil keputusan dalam karirnya. Tetapi, kali ini jelas berbeda. Meski Zoey senang bermain dalam hubungan tapi jika menikah maka dia hanya ingin satu kali seumur hidup bersama dengan orang yang dicintainya. Lalu, bagaimana sekarang dia disaat Jeffrey memberikannya pilihan seperti ini?

Namnam_Meow · Realista
Classificações insuficientes
17 Chs

Chapter 9 : Is it right?

Hari ini sesuai dengan pembicaraan dua hari sebelumnya, Clarissa datang mengunjungi keluarga Jeffrey dengan membawa berbagai Vitamin untuk kedua orang tua Jeffrey dan cemilan lainnya. Clarissa bersama dengan Dion dan kedua orang tua Jeffrey mengobrol bersama di ruang keluarga.

"Permisi, Tuan muda Jeffrey baru saja tiba" ucap salah seorang pelayan memasuki area ruang keluarga menghentikan canda tawa. "Jeffrey datang?" Clarissa berdiri dengan senang.

"I-iya..tapi…itu.." pelayan tersebut gagap ingin berkata. "Ada apa?" Jeremy bertanya heran.

"Aku akan menemui Jeffrey" ucap Clarissa berjalan keluar ruang keluarga namun langkahnya terhenti melihat Jeffrey jalan menghampirinya, tidak sendiri.

"Oh lo udah datang? Kedua orang tua gue ada di dalam?" Jeffrey bertanya. Clarissa menganggukan kepala menjawab tetapi matanya tertuju pada seorang wanita yang berdiri di samping Jeffrey. Ia tidak asing dengan wajah wanita itu. Sepertinya Clarissa pernah lihat.

"Ah! Aku pernah melihatmu di bandara, kau menjadi model parfum" ucap Clarissa pada Zoey. "Iya, Aku Zoey" ucap Zoey tersenyum.

"Tapi, Jeffrey kamu berteman dengan seorang artis?" pandangan Clarissa beralih pada Jeffrey yang memberikan tatapan datar.

"Hm, ayo masuk" ucap Jeffrey melangkahkan kakinya disusul Zoey dan Clarissa.

Kehadiran Jeffrey di ruang keluarga menjadi pusat perhatian. Semua mata menatapnya terkejut terlebih dengan kehadiran Zoey di sampingnya. Pun Clarissa melangkahkan kakinya kembali duduk.

"Aku tidak akan lama di sini, aku juga sudah dengan jelas mengatakan pilihan apa yang aku pilih. Dan sekarang, sesuai Papa bilang, aku boleh membatalkan perjodohan jika aku membawa seseorang untuk dinikahi" ucap Jeffrey meraih tangan Zoey untuk berdiri di sampingnya.

"Aku sudah membawa perempuan yang akan aku nikahi" ucap Jeffrey lagi menggenggam tangan Zoey dengan erat.

"Jeffrey, kamu bilang tidak memiliki orang yang kamu cintai, kamu juga bilang akan memutuskan pacarmu" ujar Clarissa berusaha untuk tenang meski dirinya sudah sangat kesal merasa tidak dihargai oleh Jeffrey.

"Aku memilikinya sekarang, aku menikahi Aretta karena aku mencintainya, aku juga sudah memutuskan pacarku, dan Aretta bukan pacarku" ucap Jeffrey. Terlihat wajah kedua orang tua Jeffrey sudah pusing menghadapi putra mereka. Terlebih Jeremy yang siap untuk meluapkan emosi marah. Mendengar kalimat Jeffrey, Zoey ikut terkejut seperti ini tidak ada di dalam naskah, meski sudah diduga tetap saja mengejutkan.

"Jeff, apa maksud lo. Gue minta lo untuk berpikir dengan benar apa pilihan lo bukan seperti ini" ucap Dion yang juga sudah terlampau kesal dengan jalan pikiran Jeffrey.

"Kali ini saja biarkan aku memilih" ucap Jeffrey menatap pada kedua orang tuanya.

"Kenapa kamu ingin menikahinya karena mencintainya? Lelucon apa yang sedang kamu utarakan, Jeffrey" ujar Jeremy, sang Ayah dengan rahang sudah mengeras. Sejak tadi dia sudah menahan emosinya dengan tangannya yang mengepal.

"Nak, kamu mengenal Jeffrey kan? Kamu tidak asal dibawa oleh Jeffrey?" ucap Hana, Ibu Jeffrey. Zoey tahu ini serius tetapi dia ingin tertawa apa Jeffrey sejahat itu di mata orang tuanya sampai membuat ibunya berpikir begitu.

"Aku mengenal Jeffrey sejak SMA.." ucap Zoey sedikit gugup. Dia memang pernah bertemu dengan keluarga Jeffrey sekali saat awal kenal dan Zoey mengingat tanggapan Hana yang positif padanya, tetapi Zoey belum pernah bertemu dengan Ayahnya. Mungkin Jeffrey memang menyimpan Zoey untuk keadaan seperti ini. Jika Jeremy sudah kenal Zoey sebagai sahabatnya maka rencana mereka akan gagal.

"Kalau kamu mau bercanda keluar saja sana" ucap Jeremy yang sudah malas bertemu anaknya. "Aku tidak bercanda, aku akan menikahinya" ucap Jeffrey lantang. Zoey menoleh pada Jeffrey dan berpikir saat itu pria di sampingnya sangat keren seperti peran utama di dalam drama yang pernah ia perankan.

"Sayang, tenang dulu. Kita bicarakan baik-baik, kita tanya mereka okay.." ucap Hana yang lebih tenang dari Ayahnya meski di dalam sang Ibu sudah geram.

"Kalian tidak pernah berpacaran apa maksudnya langsung menikah begini?" ucap Hana bertanya.

"Karena Aretta orang yang tepat untuk aku nikahi" jawab Jeffrey. "Kamy tau kan sayang menikah itu bukan untuk bermain" ucap Hana dengan lembut. Jeffrey menggigit bibir bawahnya, Ia jadi merasa bersalah dengan sikap lembut Ibunya. Tidak. Jeffrey harus tetap pada tujuan utamanya, membuat orang tuanya percaya bahwa Jeffrey tidak perlu perjodohan.

"Kenapa kamu mau menikah dengan Jeffrey?" Jeremy berkata pada Zoey.

"A-aku.." Zoey melirik pada Jeffrey meminta bantuan, jawaban apa yang tepat untuk pertanyaan itu.

"Jeffrey mengajak aku menikah dan.. aku menerimanya" ucap Zoey menjawab. Seluruh mata kini tertuju kembali pada Jeffrey. Jeremy memegangi kepalanya yang terasa sakit memikirkan kelakuan putranya.

"Aku tidak bisa mempercayai kalian, jika ingin bercanda jangan di sini" ucap Jeremy berdiri. Ia memilih untuk pergi dari ruangan.

"Aku benar mengatakannya, kami sudah lama kenal dan kami cukup dekat, pagi itu Jeffrey mengajak aku menikah di kamarnya.." ucap Zoey keceplosan mengatakan di kamar Jeffrey. Tetapi tanggapan orang tuanya tidak begitu berlebihan, apa sudah tau anaknya pria liar?.

"Bagaimana Jeffrey mengajakmu menikah? Dia tidak mungkin mengajak seorang perempuan menikah dengan mudah" ucap Dion memancing ingin mendengar lebih dari pernyataan Zoey.

"Pertanyaan itu tidak penting. Sudah terbukti aku memang mengajak Zoey menikah dan dia setuju. Aku memilih Zoey untuk aku nikahi karena hanya dia yang selama ini ada untukku saat aku membutuhkannya, dia juga mendengarkan apa mau aku, dia terus berada bersamaku dan dia mengerti apa yang aku inginkan" ucap Jeffrey.

Zoey tahu kalimat itu memiliki arti pada saat mereka melakukan hubungan intim. Tetapi yang tidak memahami hubungan Jeffrey dengan Zoey akan tersentuh merasa sikap Zoey itu selalu ada untuk Jeffrey yang membutuhkannya dalam senang maupun duka. Kenyataannya, saling membutuhkan bagi mereka adalah dalam hal memuaskan hasrat.

"Buktikan pada kami kalau kalian sedang tidak berpura-pura hanya karena ingin menghentikan perjodohan" ucap Jeremy berdiam di tempat setelah mendengar perkataan Jeffrey.

"Papa, apa dengan saya yang membawa Aretta datang ke sini tidak cukup membuktikan kesungguhan saya untuk menikah?" ucap Jeffrey menghadap Ayahnya.

"Kamu bisa saja berpura-pura, aku sudah tahu bagaimana dirimu. Tiba-tiba saja membawa seorang wanita yang belum pernah kau temui kepada orang tuamu lalu berkata ingin menikahinya saat aku menantangmu tentang perjodohan. Jika sikapmu seperti ini aku akan mempercepat pertemuan selanjutnya dengan keluarga Clarissa dan menikahkanmu dengan Clarissa" ucap Jeremy.

Zoey merasakan genggaman tangan Jeffrey pada tangannya semakin kuat. Ia tersadar Jeffrey sudah menahan emosinya, semua yang ada di rumah ini tidak menganggap perkataan Jeffrey sungguhan dan tidak ada yang mempercayai Jeffrey. Meski Zoey tahu ini hanya berpura-pura tapi tanggapan keluarga Jeffrey benar-benar aneh menurutnya. Apa selama ini Jeffrey tinggal bersama orang-orang yang membuatnya sulit memilih keinginannya begini?.

"Clarissa..lo gak akan mengatakan sesuatu? Gue udah bilang sama lo, gue tidak ingin perjodohan ini" ucap Jeffrey menatap pada Clarissa.

"Lo gak usah buat Rissa tertekan, Jeff" ucap Dion memberi tatapan pada Jeffrey.

"Dion, lo kan yang bilang gue ada kesempatan memilih dan ini pilihan gue. Kalian tidak akan menerima pilihanku?" ucap Jeffrey menatap satu per satu orang yang berada di ruangan. Kecewa, kecewa, dan kecewa. Hal seperti sudah sering terjadi. Tidak ada yang mendengarkan Jeffrey dan menganggapnya seperti anak kecil tidak memiliki tujuan.

"Pilihan lo gak salah tetapi cara lo dalam menunjukan pilihan lo yang salah" ucap Dion.

"Aku akan tetap menikahi Zoey" ucap Jeffrey.

"Apa alasannya?" Hana kini bertanya. Jeffrey pun terdiam. Ia juga tidak tahu harus menjawab apa lagi, berbohong pada Ibunya membuat nyali Jeffrey menciut.

Zoey menarik nafasnya dalam-dalam lalu ia keluarkan sebelum mengeluarkan kalimatnya.

"Baik, aku akan jujur kenapa Jeffrey mengajak aku menikah dan ini pasti sangat mendadak untuk kalian. Aku minta maaf tidak sempat memperkenalkan diri dengan baik, aku adalah seorang aktris, Zoey, aku harus menikah dengan Jeffrey segera, kami tidak ingin mendapatkan rumor yang tidak baik jika perutku semakin membesar nanti dan bayi ini akan dipertanyakan keberadaan Ayahnya" ucap Zoey mengejutkan semua orang termasuk Jeffrey.

"Maksudmu apa?" Clarissa bertanya.

"Aku..aku hamil anak Jeffrey" ucap Zoey menundukan kepalanya seakan ingin mengeluarkan air mata.