webnovel

BAB 4 : Arti Sebuah Kehidupan

Apa itu kehidupan… Apakah orang seperti aku tak boleh mengetahuinya, kenapa aku dilahirkan di dunia ini hanya untuk belajar, bekerja mencari nafkah dan tak tau apa itu arti sebuah kehidupan, apakah aku memang tak pantas tau apa itu sebuah kehidupan, ketika aku sendiri tak ada yang menemani, kenapa aku tak bisa apa apa kenapa aku hanya bisa bergantung kepada kedua orangtuaku, sekolah aku dibiyayai orang tuaku, bekerja pun aku hanya ikut orangtuaku. Apa aku tak pantas punya jalan kehidupan sendiri, apa aku tak pantas hidup yang mengenal apa itu sebuah kehidupan.

"herman cepat ambilkan dokumen ayah di ruang dokumen" perintah ayah singkat.

"iya yah..!" segera aku turun ke lantai dua untuk mengambil dokumen yang ayah pinta.

Tak kusangka sangka ketika aku melewati jendela kaca di lantai dua itu aku melihat seseorang yang sedang mengambil plastik sampah yang berceceran di halaman kantor. Aku pun memperhatikanya beberapa saat, ternyata pemuda itu tak asing bagiku, ternyata ia adalah firman teman ku waktu di sma dulu, aku pun segera turun menghampirinya

"firman…!"

Firman terpaku ketika melihatku mendekatinya.

"her herman…"

Setelah kami ngobrol cukup lama di bawah pohon di depan kantor aku segera kembali ke kantor dan dengan membawa

Alamat rumah firman.

Alangkah buruk nasip firman, padahal dulu ia seorang yang pandai di kelasku, aku pun dulu sering meminta diajari soal metematika, akan tetapi lihatlah sekarang, rumah reot, sudah ditambal dimana mana dan atap rumahnya pun sudah banyak yang bolong.

"yah beginilah rumahku herman, setelah ayah dan ibuku meninggal aku hidup sebatang kara dan lihat lah aku sekarang tak bisa mengurus diriku sendiri"

Sembari aku melihat keluar jendela aku bertanya pada firman. "fir bantulah aku, setelah aku pikir pikir semalam suntuk, fir kumohon bantulah aku mencari jalan hidupku yang baru, aku tak ingin hidup terus bergantung pada kedua orangtuaku…!, aku juga ingin tau apa itu arti sebuah kehidupan"

Firman pun terdiam sesaat. Tiba tiba ia menepuk dadaku.

"herman… Kisah baru, jalan baru, kehidupan baru itu datangnya dari sini, dari hati" firman segera berdiri

"firman lihatlah awan hitam yang menutup bulan itu. Andaikan awan tak menutupi bulan itu bulan itu pasti tau bagaimana bumi itu, pergilah kau ke luar dari kota ini dan jalanilah hidupmu mulai dari nol, pasti kau kan punya kehidupan baru, kisah baru, dan kau akan tau apakah itu sebuah kehidupan"

Terimakasih tuhan, terimakasih firman sekarang aku tau apa itu arti kehidupan. Walaupun aku harus bekerja keras untuk tau apa itu sebuah kehidupan, mulai dari aku pergi ke suatu desa terpencil, disana aku dapat merasakan ramah tamahnya orang pedesaan, betapa mereka hidup bahagia walaupun dalam kesusahan. Dan mencari pekerjaan, yang awalnya sangat sulit aku lakukan akan tetapi berkat kau aku bisa hidup mandiri dan tau apa itu sebuah kehidupan. Kehidupan itu seperti simfoni yang indah kadang bahagia kadang sedih alunan simfoni itu. Terimakasih tuhan, terimakasih firman terimakasih semua.