webnovel

Mencari Makanan.

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Rumah sakit biasanya buka jam 8 pagi.

Tetapi hari ini, pada pukul 7 pagi, rumah sakit sudah mulai ramai.

Bus pertama tiba di halte Rumah Sakit Umum. Para penumpang turun dari bus.

Sebagian besar orang tua yang turun dari bus itu datang ke rumah sakit untuk memeriksakan kesehatan mereka dan menjenguk keluarga. 

Pukul 7:30. 

Jalan menuju Rumah Sakit Umum telah ditutup.

Tempat parkir rumah sakit sudah penuh. Mayoritas kendaraan yang memenuhi tempat parkir tersebut adalah mobil pribadi yang datang untuk menemui dokter dan menjemput keluarga yang sakit. 

Setelah pukul 8 pagi.

Bagian depan jalan rumah sakit telah dipenuhi oleh banyak orang.

Berbagai tempat sarapan dan penjual makanan ringan tiba-tiba dipenuhi dengan orang-orang.

Mereka semua datang untuk membeli sarapan. Mereka makan roti bakar dan minum susu kedelai yang panas untuk menghangatkan perut…

Inilah kehidupan sehari-hari manusia pada umumnya, yang selalu diwarnai dengan kesibukan masing-masing.

Namun di balik kesibukan itu, mereka memiliki kehidupan masing-masing. Setelah mencari nafkah, mereka berkumpul kembali bersama keluarga, tanpa perlu khawatir akan keluarga yang terpecah-belah dan pertarungan seperti yang dialami Fang Zheng… betapa indahnya perdamaian itu!

Di seberang gang Rumah Sakit Umum, ada sebuah hotel.

Kamar nomor 304.

Fang Zheng berdiri di belakang tirai. Ia melihat dunia berangsur pulih dan kembali sibuk. Setelah mengingat semua peristiwa baru-baru ini, tiba-tiba ia merasa sangat emosional.

Ada perdamaian, baru ada gadis!

Ada perdamaian, baru ada game!

Ada perdamaian, baru ada makanan!

Baginya, semua yang bertolak belakang dengan perdamaian adalah ajaran yang tidak benar!

Sejak tengah malam, Fang Zheng hanya bersembunyi di kamar ini sambil mengawasi rumah sakit dari jauh. Tapi sampai sekarang, dia masih belum melihat arwah yang keluar dari rumah sakit tersebut.

"Sepertinya kemunculan arwah terakhir kali itu hanyalah sebuah kecelakaan."

Sayangnya, ia harus bersiap-siap untuk kembali ke rumahnya terlebih dahulu.

Dia harus kembali ke rumahnya sebelum siang hari, karena jika tidak, maka waktu latihan selama tiga jam yang berharga ini akan terbuang sia-sia.

Terakhir kali datang ke rumah sakit itu, Fang Zheng hanya berdiri sebentar di pintu, namun penjaga segara datang untuk melakukan penyelidikan yang ketat. Oleh karena itu, Fang Zheng membatalkan rencananya untuk memasuki rumah sakit dan menyelidiki kebenaran tentang arwah dan kitab itu.

… 

Restoran Prasmanan BBQ Amerika.

"Xiaohe, kau tidak perlu melakukan apa-apa hari ini. Kau hanya perlu mengawasi tamu di meja nomor 16. Kalau dia berani menyembunyikan sepotong tulang ayam atau membuang-buang makanan, langsung katakan padaku! Aku akan mendendanya sampai bangkrut!"

Wajah manajer sangat suram. Tatapan matanya tampak sangat garang, seolah-olah ia ingin memakan orang. Bahkan orang yang melihatnya sampai merinding ketakutan. 

"Manajer, tamu di meja nomor 16 tidak akan menyembunyikan tulang ayam," kata seorang pelayan.

"Bagaimana kau bisa tahu?" Mata manajer itu tampak seperti mata singa yang marah.

"Saya telah mengawasinya sejak dia memasuki restoran. Cara makan orang itu hampir lebih buruk daripada cara makan dinosaurus. Ia langsung menelan seluruh tulang ayam. Bahkan ia juga memakan daging kepiting bersama dengan cangkangnya." Pelayan itu tidak bisa menahan diri untuk bergosip.

"Tamu ini adalah orang terbersih dan paling tidak boros yang pernah kulihat. Bahkan, ​​kami tidak dapat menemukan satu pun tulang atau sepotong daging cincang di atas meja. Manajer, menurutmu... apakah di restoran ini ada hantu kelaparan?" Tiba-tiba pelayan itu ketakutan.

"Hantu kelaparan apa! Pernahkah kau melihat hantu yang makan prasmanan, memakai kacamata hitam dan topi? Ia bersikap seperti selebritas yang takut dikenali penggemarnya saja!" Sang manajer memarahi pekerjanya.

"Tapi ini adalah pertama kalinya aku melihat seseorang memakan kepiting bersama dengan cangkangnya. Rasanya seperti sedang memakan kaca saja..." kata pelayan itu.

Manajer pun terkejut, lalu ia melihat ke belakang dengan baik-baik. 'Cara makannya benar-benar sangat buruk!' 

Fang Zheng mengambil sepotong ayam bakar dan langsung menelannya setelah dua tiga kali kunyahan.

Seekor lobster seberat 2 pon tersaji di depan Fang Zheng. Dia langsung memakannya beserta cangkang dan kepala lobster. Ia langsung menelannya setelah beberapa kali kunyahan.

Sang manajer tertegun saat melihat adegan ini,.

Sebelumnya, manajer melihat meja nomor 16 selalu bersih. Dia hanya melihat piring kosong tanpa ada tulang yang tersisa, tidak seperti tamu lain yang akan membuang tulang sembarangan di atas meja. Sang manajer mengira bahwa pelayan telah membersihkannya dengan cepat.

Kemudian, manajer itu akhirnya mengerti. 'Sehari terasa seperti setahun'.

Dalam satu menit, porsi makanan tamu di meja nomor 16 bisa sebanding dengan porsi makanan satu keluarga. Yang paling penting, ia telah makan selama beberapa jam.

Pukul 21.30 malam. Akhirnya, manajer telah berhasil melewati waktu yang sangat sulit.

Kemudian, mereka mengundang Fang Zheng keluar dari restoran dengan sopan. 

"Manajer, ayam bakar buatan restoran Anda rasanya sangat enak. Makanan ini mengingatkanku pada masa kecilku. Aku masih ingat bahwa aku adalah orang pertama di desa yang memakan tulang ayam KFC." Fang Zheng berkata.

Manajer bertanya dengan penasaran, "Bagaimana dengan daging ayamnya?"

Fang Zheng melirik sang manajer. "Saat itu adalah hari ulang tahun bibiku. Aku mengambil uang sakuku selama sebulan, dan dengan mengendarai sepeda, aku membawa bibiku ke kota untuk makan ayam KFC." 

"Kalau begitu, kau benar-benar sangat berbakti." Manajer berkata sambil tersenyum.

"Tidak, bibiku lebih muda aku tiga tahun." Fang Zheng berkata dengan sungguh-sungguh.

Manajer tak bisa berkata apa-apa.

"Manajer, restoran Anda membuatku mengingat kembali masa kecilku. Anda berhasil mendapatkan pelanggan tetap. Bisakah kau membiarkanku masuk ke restoran selama satu jam lagi untuk menikmatinya?" Fang Zheng berkata dengan tulus.

Manajer masih terdiam.

"Maaf, Tuan, restoran kami sudah tutup." Wajah manajer langsung suram. Ia langsung menutup pintu rapat-rapat.

'Mulai besok... tidak, mulai sekarang, aku akan menyuruh koki untuk tidak memasak ayam bakar lagi!' pikir manajer. 

Di luar toko, Fang Zheng memandang rembulan. 

Setiap kali berlatih, dia pasti kelaparan. Dia baru kenyang setelah makan selama enam atau tujuh jam. Inilah yang membuatnya merasa tertekan.

Karena ini sangat membuang waktu.

Dia harus menemukan cara lain untuk menyelesaikan masalah kelaparan ini setiap kali latihan. Jika tidak, tingkat efisiensi latihannya akan terlalu rendah.