webnovel

Gosip

Di pagi yang cerah, Rania telah sampai di sekolah tanpa motornya seperti biasa. Pagi ini banyak siswa maupun siswi yang menyapanya. Ada yang tersenyum sambil menundukan kepala, aya yang hanya tersenyum, dan ada juga yang menyapa nya dengan mengatakan selamat pagi. Awalnya Rania heran dan bingung,namun ia tak mau ambil pusing dan tetap melanjutkan langkahnya.

Dia memang cantik, wajar jika diperebutkan oleh ketua osis

Dia kan bidadari sekolah, dia juga pintar. Siapa yang tidak mau padanya?

Aku yakin pasti Rania dan Rafly pacaran

Mereka bener-bener pacaran?

Wajar sih semua orang suka sama Rania. Dia kan cantik.

Itulah kata-kata yang terdengar jelas di telinga Rania saat ia melewati koridor sekolah. Gosip macam apa ini? Rania dan Rafly bahkan tak sedekat itu. Gerutu Rania di dalam hatinya.

Saat masuk ke ruang kelas, teman-temannya juga membicarakan hal yang sama. Dan Rania benar-benar malas mendengar nya.

"Ran, lo sama Rafly beneran pacaran? " tanya Santi, teman sekelasnya yang merupakan bendahara osis.

"iya bener? " sambung Fitri, anggota osis juga. Sementara Rasti dan Nadia yang duduk sedikit lebih jauh dari Rania hanya memperhatikan dan diam-diam menguping pembicaraan Rania karena penasaran.

"kalian dapet gosip dari mana sih? Gue sama Rafly tuh gak pacaran" ucap Rania tegas

"tapi kemaren---" belum sempat Santi meneruskan ucapannya, Rania sudah menyela nya.

"udah ah gue pusing " ucap Rania lalu menenggelamkan kepalanya di meja sambil menutup telinganya.

Kala itu, tiba-tiba orang yang mereka bicarakan muncul. Suasana menjadi hening. Dan dengan lantangnya tanpa keraguan,Rafly memanggil nama Rania sehingga membuat satu kelas menyoraki mereka. Jujur, Rania sangat kesal. Dengan sikap Rafly yang seperti ini justru akan membuat semua orang mengira jika mereka benar-benar pacaran. Dengan langkah terburu-buru,Rania pun segera keluar untuk berbicara dengan Rafly.

"lo gak papa kan? " tanya Rafly

"lo tuh kenapa sih,Raf? Ada apa sama lo? Lo tahu gak, dengan sikap lo yang terus-terusan kayak gini sama gue malah makin ngebuat mereka ngira kalau kita ini pacaran " jawab Rania kesal dan tak habis pikir

"terus kenapa kalau mereka ngira kalau kita pacaran? " tanya Rafly

"karena kita anggota osis, Raf, dan---"

"ohh jadi karena kita osis, kita gak boleh pacaran gitu? " Rafly memotong ucapan Rania dengan cepat.

Rania semakin tak habis pikir dengan semua pertanyaan Rafly sehingga membuatnya tak sadar menggelengkan kepala sejak tadi.

"lo kenapa sih? Kok lo jadi baperan gini?" tanya Rania kemudian

"karena gue suka sama lo" jawab Rafly dengan tegas dan tanpa keraguan.

Rania sempat dibuat mematung akibat jawaban Rafly tadi.

"lo mau kan jadi pacar gue? " tanya Rafly

Rania tak menjawab dan tak ingin menjawab pertanyaan Rafly. Ia pun segera meninggalkan Rafly. Namun sayangnya Rafly menghentikan langkahnya sambil memanggil Rania.

"gue mohon" pinta Rafly

"gue gak bisa"

"kenapa? "

Rania tetap melanjutkan langkahnya dan kembali masuk ke kelas tanpa memedulikan Rafly yang beberapa kali berteriak memanggilnya

Tiga jam telah berlalu, teriakan perut mulai mengajak pemiliknya untuk melahap makanan lezat. Kantin pun mulai ramai dikunjungi para pengunjung tiada henti. Namun berbeda dengan Rania yang sedari tadi ke sana kemari mencari seseorang.

Rania telah mengunjungi kelas 12 IPS 4,kantin,dan juga lapangan bola, namun orang yang dicari masih belum menunjukan batang hidungnya sedikit pun.

Saat sedang duduk di tepi lapangan bola, Rasti dan Nadia lewat. Lalu menghampiri Rania yang tampak kebingungan.

"lo kenapa, Ran? " tanya Nadia

"kalian kan deket tuh sama kedua temen Ali. Kalian pasti tahu dong dimana biasanya mereka nongkrong? " tanya Rania

"kenapa emang? Lo mau ke sana?" tanya Nadia.

"jangan-jangan lo lagi nyari Ali yah? " tanya Rasti

Rania pun menganggukan kepala sebagai jawaban dari pertanyaan Rasti.

"kita berdua baru aja dari sana. Tapi Ali hari ini gak masuk, Ran" ucap Rasti

"kenapa? " tanya Rania

"biasa, dia suka bolos" jawab Nadia

"tapi lo ngapain nyari dia? Tumben. Atau jangan-jangan---" Rasti memotong ucapannya untuk menerka-nerka apa yang terjadi.

"cieeee cieeee" goda Nadia

"udah ah. Gue duluan yah" dengan wajah malu-malu, Rania pun pergi meninggalkan Rasti dan Nadia yang masih menggodanya walaupun jarak mereka sudah cukup jauh.

.

.

.

.

.

.

.

Setiap tanggal 22 Desember, keluarga Natta Aryoputra selalu sibuk menyiapkan surprise untuk ibunda tercinta mereka. Dimana hari itu ia dapat memperingati hari ibu untuk orang spesial dalam hidup mereka. Randy, Rania, dan Renzy saat ini sedang sibuk dengan pekerjaan nya masing-masing. Ada yang meniup balon, membersihkan rumah, mendekorasi, dan ada juga yang menghias kue. Sementara Natta, sang ayah, hanya melihat-lihat pekerjaan ketiga anaknya itu sambil tersenyum tiada henti.

Natta adalah seorang kepala sekolah di salah satu sekolah terbaik di Jakarta. Dan namanya cukup terkenal karena beliau pernah dinobatkan sebagai kepala sekolah terbaik di Indonesia. Sedangkan istrinya, Dewi yang juga merupakan seorang guru musik, saat ini sedang menjalankan tugas dan kewajibannya.

Kenatta Randy Putra, yang akrab disapa Randy itu merupakan anak sulung keluarga Natta. Sekarang ia sedang melanjutkan study nya di perguruan tinggi terbaik di Indonesia dan berhasil masuk di jurusan Managemen. Sedangkan si bungsu, Kinatta Renzy Putra, anak manja kesayangan sang ayah, sedang belajar di sekolah menengah yang berbeda dengan Rania. Namun tak begitu jauh.

Saat matahari mulai menenggelamkan dirinya, wanita cantik yang baru saja keluar dari taksi langsung memasuki rumahnya karena tubuhnya yang sudah lelah. Namun tiba-tiba saat ia membuka pintu------

"surprise!!!!!! Selamat hari ibu, Bunda!!! "

Ketiga anaknya tiba-tiba muncul kemudian memeluknya dengan erat. Dewi yang awalnya kaget langsung tersenyum bahagia. Saat Natta muncul di belakang, Dewi pun bergantian memeluk suaminya sekarang.

Setelah itu, Dewi mulai masuk ke dalam dan melihat dekorasi rumah yang sangat indah. Dan saat sampai di meja makan, semua makanan kesukaannya telah tersaji dengan sempurna dan di tengah-tengah terdapat kue yang sangat cantik. Ketiga anak dan suaminya itu kini memperlakukan nya bak seorang putri.

"makasih yah sayang. Bunda seneng banget" ucap Dewi sambil meneteskan air matanya karena terharu. Ketiga anaknya pun kini langsung memeluk ibundanya lagi.

"aku sayang bunda" ucap Randy

"aku juga sayang bunda" sambung Renzy

"Rania juga sayang banget sama bunda" sambung Rania

Kini giliran Natta yang juga bergabung memeluk sang istri dan anak-anaknya.

"ayah juga sayang bunda. Dan ayah sayang kalian" ucap Natta yang membuat keluarga kecil itu tersenyum bahagia.

Karena tak ingin terus larut dalam edisi berpelukan, akhirnya mereka pun mulai memakan makanan yang telah disiapkan Rania.

"Yah, Bun, aku mau minta ijin, besok aku ada acara di kampus, karena aku panitia, jadi kayaknya malam ini Randy harus ke kampus lagi" ucap Randy meminta izin

"ya bagus dong. Kamu ini lelaki, calon pemimpin. Jadi ya harus banyak kegiatan kampus kayak gini biar pengalaman kamu makin banyak" ucap Natta menyetujui dan Dewi hanya menganggukan kepala.

"Renzy juga bakalan ikutan olimpiade MIFA, Yah" ucap Renzy dengan girangnya

"nahh gitu dong. Dan harus kayak gitu. Itu baru namanya anak ayah" Natta yang mendengarnya langsung senang dan girang.

Sementara itu, Rania yang belum mengatakan tentang olimpiade matematika kepada ayahnya itu hanya bisa terdiam sambil memainkan sendoknya.

"bagaimana dengan kamu Rania? Kapan olimpiade matematika itu? Apa ayah perlu panggilkan guru les buat kamu? " tanya Natta

Rania tak tahu harus menjawab apa. Beberapa kali ia selalu gagal dan selalu mengecewakan ayahnya. Tapi apa daya, itulah kemampuan yang ia punya. Rasanya, Rania ingin menangis. Namun ia coba untuk menahannya.

"maafin Rania, Yah-----olimpiade itu---Rafly yang wakilin" jawab Rania penuh ragu

Ekspresi wajah Natta langsung berubah seketika. Emosi,kemarahan,dan kekecewaan mulai tampak di wajahnya.

"kenapa Rafly yang wakilin? " tanya Natta tegas

"maafin Rania, Yah" jawab Rania dengan menundukan kepala. Dan seketika itu suasana pun menjadi hening dan penuh ketegangan.

"ayah gak perlu kata maaf. Ayah cuma ingin kamu belajar yang rajin. Jangan terus leha-leha. Dan kalahkan Rafly. Berapa kali ayah bilang kamu harus belajar, belajar, dan belajar. Atau jangan-jangan selama ini kamu gak pernah belajar yah? Kamu boongin ayah? " tanya Natta murka

Satu tetesan bening berhasil mengalir dan melewati pipi Rania sekarang. Melihat hal itu, Dewi, Randy, dan Renzy berusaha menghentikan ucapan Natta agar tidak selalu memojokan Rania. Namun sayang, Natta orang yang sangat keras dan tegas. Ia selalu menginginkan anaknya selalu menjalani apa yang diperintahkannya.

"maafin Rania, Yah" ucap Rania kemudian pergi menuju kamarnya.

Acara hari ini menjadi kacau karena Natta yang sama sekali tak mau mengalah karen ego nya.

.

.

.

.

.

.

.

.

Jangan lupa tinggalkan jejak ya!!