"Istri elo udah tidur?" tanya Dion melihat Raka yang baru keluar dari kamar dengan cara mengendap-endap.
"Sssttt."Raka melotot dan memberi kode untuk diam pada Dion.
"Elo sih. Punya mulut tuh diam aja napa. Laki-laki apa cewek elo itu, cerewet amat?" Abraham menggampar lengan Dion.
"Sakit tahu."
"Idih elo udah kayak cewek aja." sinis Abraham mendengar gaya bicara Dion.
"Kalian pada bisa diam gak." Raka masih melihat kedua sahabatnya berselisih di waktu yang tidak tepat. Mungkin biasanya dia diam saja tapi melihat Bela sudah pulas tidurnya, dia tidak akan membiarkan mereka berselisih panjang.
Seketika kedua sahabat Raka terdiam. Mereka tahu maksud Raka mendiamkannya pasti itu karena Bela. Melihat mereka terdiam meskipun mulut mereka masih berkumat kamit membuat Raka mengherdikkan bahunya acuh.
"Udah gue tebak." Raka sinis pada cawan dan toples yang diatas meja sudah tidak bersisa.
"Maaf bro. Lapar kita." ucap Abraham paham dengan tatapan Raka padanya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com