webnovel

Tidak jodoh

Demi memenuhi impian kekasih hati, Fajar yang dijemput Ishak di bandara menuju kawasan Tangerang Selatan dimana terdapat lokasi strategis sekitar 50 ha untuk rencana pembangunan sekolah.

"Lumayan juga lokasi ini, sangat strategis. Aku yakin Mona akan senang mendengarnya jika lokasinya diberikan ke kita" Ucap Fajar saat turun melihat lokasi lahan.

"Iya benar, pak haji Yusuf juga memiliki lahan 100 ha di Tangerang kota" Sahut Ishak dari arah belakang.

"Kita temui aja pemilik lahannya" Ajak Fajar.

Selang 10 menit perjalanan sampailah mereka di rumah Haji Yusuf, rumah tidak terlihat mewah tapi tergolong besar dan luas.

"Assalamu alaikum"

"Waalaikum salam, mari silahkan masuk"

Kami berdua di persilahkan masuk oleh tuan rumah yang tak lain Pak Haji Yusuf.

"Silahkan duduk"

"Ini Fajar yang berniat membeli lahan" Ishak memperkenalkan Fajar pada Pak Haji Yusuf.

Seorang gadis masuk menghidangkan teh di atas meja.

"Mari, silahkan diminum tehnya"

Sekembalinya dari rumah pak Haji Yusuf, Fajar tak henti-henti mengutuk dirinya sendiri.

"Tawaran yang gila, aku gak bisa cak, kau tahu bagaimana perasaanku pada Ramona" Fajar nampak frustasi. Teringat bagaimana kata-kata Pak Yusuf kepada mereka berdua.

"Saya tidak akan menjual lahan itu tapi saya akan menghibahkan lahan itu beserta lahan yang berada di tangerang kota dengan syarat menikahlah dengan putriku Sahnaz".

"Kalau kau mencintai Ramona mengapa kau berjanji kepada pak haji Yusuf jika kau akan memberikan jawabnnya 3 hari kedepan ?" Tanya Ishak yang benar-benar tidak mengerti dengan cara berfikir temannya itu.

"Itu dia cak, kenapa aku tidak memperkenalkan saja jika aku sudah beristri" Sesal Fajar.

"Dan bodohnya lagi aku berjanji akan kembali lagi" Sambungnya.

Tiga hari yang dinanti tibalah sudah, Ramona menahan sakit yang teramat sangat di dada. Hari ini dia ujian tesis, Maya yang menemaninya sangat khawatir.

"Istigfar yang banyak, mungkin kau nerfous menghadapi ujian ini. Ayo semangat" Maya berbisik ke telinga Ramona dan menyerahkan sebotol air mineral untuk diminum sahabatnya itu. Ramona sangat berterima kasih, selain Nikita dia juga punya sahabat baik yakni Maya.

"Saya bersedia menikahi puteri bapak" Fajar mengambil keputusan Final karena selama 3 hari dia sholat Istikharah memilih diantara 2 pilihan, Ramona atau anak yatim piatu maka keputusan inilah yang diambilnya.

Entah doanya yang salah atau kecintaannya terhadap Ramona yang berlebihan sehingga dia harus mengambil jalan ini. Seakan dipermainkan oleh nasib seminggu lagi mereka akan melangsungkan pernikahan di Tangerang bertepatan dengan wisudanya Ramona.

"Apa ?" Ibu Zihan yang mendapat kabar dari anaknya jatuh pingsan. Saat siuman dilihatnya suaminya dan akbar berada disampingnya dengan perasaan khawatir.

"Kenapa bisa sampai begini umi ?"Tanya Pak Ilham. Ibu Zihan diam saja air matanya jatuh berlinang.

"Tadi Umi terima telepon dari kak Fajar tau-taunya langsung pingsan, tadi kak Fajar bilang akan segera datang malam ini"Jawab Akbar kepada Ayahnya.

"Fajar akan menikah" Ucap Ibu Zihan pelan nyaris tak terdengar.

"Ya emang dia mau menikah, kita semua kan tau itu" Ucap Pak Ilham.

"Bukan dengan Ramona" Ucap Ibu Zihan terisak.

"Hah ???" Baik suaminya maupun Akbar terkejut.

"Nah kan, doa Umi makbul" Ujar Akbar

"Huhuhu ....Umi gak doain dia menikah dengan orang lain, huhuuhu, umi doain dia menikah dengan Ramona" Umi Zihan terisak.

Pak Ilham sedang membayangkan kondisi Fajar saat ini,dia sangat dekat dengan anaknya itu dia bisa membayangkan apa yang dirasakan putranya.

"Makanya Umi lain kali kalo ngomong difilter dulu, karena ucapan ibu itu selalu menjadi doa bagi anaknya. Jadi biasakan untuk selalu mengucapkan yang baik-baik"Kata Pak Ilham penuh sesal.

Malampun tiba, Fajar datang dengan wajah frustasinya. Semua duduk di ruang keluarga seakan ingin menghakiminya.

"Abi tau, kau pasti punya alasan sehingga memutuskan hal ini"Pak Ilham memulai pembicaraan.

"Alasanku satu-satunya adalah mona bi"

"Lalu ?"

"Sebelum pulang ke semarang dia memintaku untum memilih anak-anak yatim piatu itu jika diperhadapkan pada dua pilihan, lagian aku sudah sholat istikharah tapi yang muncul dalam benakku anak-anak yatim bukan Ramona.

"Tuh kan bi, bukan umi yang salah, kalian semua seakan menyalahkan Umi"

"Gak ada yang salahin umi, ini pernainan nasib Fajar dan Ramona, keduanya emang gak jodoh, terus kapan rencana penikahannya ?" Pak Ilhami menengahi dan berusaha bijak menanggapi masalah.

"Senin depan"

Semua diam, hening. Keheningan itu dipecahkan oleh ulah usil Akbar.

"Gini aja Umi, gimana kalo aku yang nikahin Ramona" Usulnya dengan enteng.

"Apa katamu ?" Fajar berdiri meraih krah kemeja Akbar dengan marah.

"Hei...hei ini tidak benar, Fajar, Akbar apa yang kalian lakukan ? Pak Ilham segera menengahi keduanya.

"Setidaknya aku ingin melindunginya dan bukan menghianatinya tau..." Akbar menantang Fajar.

"Langkahi dulu mayatku" Fajar semakin emosi.

"Sudah...sudah...! Salahin umi saja, ini semua gara-gara Umi huhuhuhu !"Tangis ibu Zihan semakin menjadi-jadi. Tak tau dengan cara apa dia melerai kedua anaknya, dia jatuh pingsan.

Umi......