webnovel

Pesantren Kilat 2

Pembukaan pesantren kilat diawali dengan pembacaan kalam Ilahi, Ramona memilih duduk di barisan paling belakang, peserta yang terdiri dari 13 laki-laki dan 17 Perempuan sebayanya tak ada satupun dari mereka yang dikenalinya. Wajahnya menunduk mendengarkan dengan seksama pembacaan kalam Ilahi yang terdengar merdu dan syahdu. Dipalingkan wajahnya kesamping ketika seorang wanita sebayanya berkata.

"Merdu skali suaranya, tampan dan macho, andai dia telah beristri aku siap jadi yang kedua" Gadis berkerudung pink memakai kaus putih yang sama dengannya berucap sambil terlihat matanya menatap berbinar kedepan, tak urung Ramona mengikuti arah pandangan matanya.

oops...! Jantung Ramona terasa hendak copot, Qori itu tak lain adalah Fajar. MasyaAllah !! Benar apa yang dikatakan teman disebelahnya, tapi dia tak setuju jadi yang kedua, andai Fajar memilihnya dia tidak akan pernah mau melepaskannya untuk wanita lain. Ihhh...pikiran apa ini "Rutuknya.

Pembacaan kalam Ilahi selesai yang dilanjutkan dengan pembukaan Pesantren Kilat oleh Ketua Yayasan Al-Falah. Ramona tak lagi fokus pikirannya melayang entah kemana. Baik Ramona maupun Fajar saling menatap dalam diam membuat Ramona salah tingkah, diambilnya note book dan pulpen dari dalam tas untuk menutupi kegugupannya. Dia mencuri pandang dan lagi lagi tatapannya bersirobok dengan sorot tajam sang pemilik hati yang diam-diam diimpikannya.

"Busyet....duhai hati jangan begini, aku rasanya ingin pingsan" Ramona semakin tak karuan dibuatnya. Dia berpura-pura menulis, dan oops apa ini ? Goresannya malah gambar love, apa yang terjadi dengannya, benarkah dia mulai jatuh cinta ? Tak sadar jika tangannya menuliskan satu nama "Fajar" dan dia tersentak kaget tatkala note book yang ditulisnya diraih Fajar yang tiba-tiba entah sudah sejak kapan berada disampingnya.

Dia ingin mengambil kembali buku itu namun terdengar suara Fajar setengah berbisik. "Fokus kedepan". Ramona sangat malu dibuatnya, ingin rasanya dia keluar dari ruangan itu untuk mencari udara segar dan menutupi rasa malunya, tiba-tiba panitia menyerahkan note book padanya, dibukanya buku itu dengan gugup tapi kosong, rupanya Fajar menyimpan note book miliknya dan mengganti dengan yang baru. Materi yang dipaparkan setelah acara pembukaan tak lagi diikutinya dengan baik. Ramona merasa materi yang dibawakan begitu lama padahal di jadwal hanya tertulis 30 menit ini terasa seakan telah berjam-jam dan tak kunjung selesai.

"Sekarang waktunya isirahat, diharapkan besok peserta hadir tepat waktu" Begitu pengumuman itu disampaikan oleh panitia.

Ramona menarik nafas lega, dia segera bergegas menuju tempat penginapan yang telah disiapkan panitia, tidak jauh dari mesjid dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Seseorang menarik tangannya dan oops...! Sang pemilik hati rupanya.

"Ini aku kembalikan bukunya, semoga mimpi indah" Itu saja kata-kata yang keluar dari mulut Fajar yang membuat Ramona terasa terbang keawan.

Belum sempat Ramona mengucapkan terima kasih Fajar sudah pergi bergegas entah kemana. Mungkin Fajar menghindar jangan sampai peserta dan panitia yang lain melihatnya...Batin Ramona.

Dibukanya pintu kamar penginapan dengan perlahan, sudah ada peserta lain di dalamnya, menurut panitia dia berdua dengan Siti salah satu peserta yang berasal dari Kota G. Sekedar basa basi Mona menyapanya dan segera menempati 1 ranjang lagi yang tersedia untuknya.

"Santri di Al-Falah ?" Tanya Ramona memulai obrolan.

"Bukan, aku siswi kelas 2 SMA Islam Terpadu Kota G"

"Oh, aku kelas 3 SMANSA"

"Boleh tau, apa yang memotifasimu ikut kegiatan ini ?" Tanya Siti.

"I..itu..aku disuruh papa ikut" Jawab Ramona gelagapan, tak mungik baginya menyampaikan yang sebenarnya.

Dari obrolan itu Ramona tau alasan Siti ikut Pesantren Kilat karena kakak kelasnya tergabung dalam Persatuan Pelajar Islam yang menyelenggarakan kegiatan ini, dan akhirnya dia pun tau ini bukan kegiatan Pesantren cuman sebagian panitia dan pematerinya dari pesantren Al-Falah.

Sebelum tidur Ramona membuka perlahan buku catatan yang tadi ditulisnya, apa yang membuat Fajar menggantinya dengan yang baru membuatnya penasaran. Dan Hah... ?! matanya terbelalak tak percaya, itu tulisan tangannya sendiri bentuk love dan di dalamnya terukir nama Fajar, Ramona ingin menangis saking malunya, dirobeknya lembaran itu tapi ada tulisan lain dilembar berikutnya.

"Tak perlu dilukiskan karena akupun merasakan hal yang sama, kaulah cinta pertama diusiaku yang ke 20 ini ^_^ . @Fajar"

Ramona mendekap buku itu dan menciumnya, agar Siti tidak curiga, Ramona pura-pura membaca materi sekilas lalu berbalik membelakangi siti dan menyimpan buku itu di dalam tas ranselnya. Hatinya berbunga-bunga, semoga kaupun bermimpi indah bang, bisiknya perlahan dan tersenyum.