Darah sama sekali tidak pulang Selama beberapa hari. Aku menarik nafas. aku sangat sangat marah padanya.
Beraninya ia membunuh Noe, sebenarnya aku tau dia adalah iblis pembunuh. Tentu saja ia akan selalu membunuh.
Sejak aku bersamanya entah kenapa pikiran itu semakin lenyap.
aku lupa ia adalah iblis pembunuh..
Yang sangat dingin, lebih dingin dari es...
_
Aku berjalan mengelilingi kota. Kota ini sangat damai. Banyak penjaga disini.
Aku melihat mayat Noe yang masih terbaring kaku. Tidak ada yang mempedulikan nya karena ia hanyalah budak. menunggu hingga menyatu dengan tanah.
Tes
hatiku terasa sakit, kasihan sekali Noe. Ia dibuang oleh keluarganya, menyatu dengan nasib yang malah memojokkan nya.
Senyum nya itu sungguh membuatku terluka..
Tak tak
aku berjalan mendekati mayat Noe, kemudian melihat wajahnya yang kaku dan pucat.
Ada yang aneh dari mayat Noe, yaitu selain darah di hidung nya tidak ada lagi bekas luka.
Tapi, kenyataan itu tetap membuat ku tidak percaya lagi pada darah.
Darah membencinya, mungkin saja ia membunuh Noe dengan racun. lagipula ia hanyalah iblis pembunuh yang telah membunuh banyak orang.
Betul, ia hanyalah iblis pembunuh..
_
Deg
mataku terasa memutih. Banyak bangkai bertumpukan jauh dari tempat tinggal kami.
Kakiku berjalan cepat. Mayat itu sangat kasihan. penuh bekas sayat dan bau yang mengerikan.
Aku menutup hidung. Aku lihat seorang wanita yang sangat anggun. Rambutnya panjang menutupi pinggangnya.
Saat ia berbalik, bisa kulihat wajahnya sangat cantik bak putri.
Matanya berwarna hitam sangat dingin, rambutnya bercahaya.
"Kenapa kau melihat ku seperti itu, manis...?", ucapan nya tiba tiba membangunkan ku.
Oh..dia Wanita yang menawan ketika melepas ikat rambutnya.
Aku menggeleng dan menundukkan wajah, aku masih sangat membencinya. terutama kenyataan bahwa ia membunuh Noe.
Wanita itu tidak berbicara lagi, saat aku mengangkat wajahku. bisa kurasakan hawa dingin menusuk kulitku.
Aku melihat wajah nya yang penuh dengan darah.
Pisau yang berlumuran darah di pegang nya. Dia benar benar terlihat seperti monster pembunuh.
Takut..
Aku segera berbalik pergi,...dia tidak bergerak hanya melihat ku menjauh.
Hawa dingin itu, entah kenapa terasa .... menyedihkan..."
_
_
_
"Rui...ada apa?" tanya laut membangunkan ku..aku mengayunkan wajah kecilku dengan sayu.
Akhirnya aku mulai membuka diri.., "Darah... , gadis itu membunuh Noe.."
Laut terlihat bingung dan mendekati kaki ku..."Apa maksudmu?"
"Dia membunuh Noe di hadapanku, aku tau ia membenci Noe. Tapi..kan"
Laut terlihat terdiam dan mengelitik kakiku. rambutku berhembus angin.
"Noe itu berharga??",.."Iya, darah tau aku menyayangi Noe dari padanya..."
Laut mengayunkan airnya hingga membasahi rambutku. Aku berdiri dengan marah. Bisa bisanya ia bercanda saat ini..
"Dinginkan dirimu, menurutku walaupum ia adalah gadis tanpa emosi. Baginya kau berharga baginya..,"
Aku menghiraukan basahnya air di rambutku. Berharga.. apa aku benar benar berharga baginya.
Lagipula gadis sekecil ku...
"Tapi..dia membunuh Noe, .." kataku pelan.."Mungkin saja kau salah paham.."
Salah paham, apa Noe tidak dibunuh oleh darah. Lalu kenapa dia ada disitu saat Noe mati!!. Sungguh tidak masuk akal.
"Aku..tidak akan bisa mempercayainya laut..."
"Terserah mu..Rui, aku tidak tau kau akan percaya atau tidak. Cobalah percaya pada orang lain . Banyak yang menyayangi mu loh Rui"
Mata biruku membesar, Seorang yang berbeda dari yang lain . aku dibenci semua orang.
Apa aku benar benar dicintai,?
Apa aku salah paham pada darah?
Saat itu ia melindungi ku, ia datang padaku...percaya padanya...
Percaya...
"Maaf laut, aku pergi dulu, " kataku menjauh dari pantai.
Laut menyurutkan airnya, sembari berkata.."Selamat jalan.."
_