"Bangsat! Bener-bener nggak nyangka gue,
lo bisa serendah ini," ucap Ann berapi-api.
Matanya mendidih. "Nyesel gue, pernah
anggap lo sahabat."
Tampak dari ponsel Ann, Clara sengaja
menguap. "Dengerin ocehan lo bikin gue
ngantuk tau nggak."
"Gue nggak peduli!" pekik Ann yang masih
diliputi kemarahan. "Hapus--"
Belum sempat Ann meneruskan kalimat,
teleponnya sudah diputus duluan oleh
Clara. Yang mana, tentu saja membuat
Ann semakin berhasrat mencabik-cabik
wajah Clara-jika saja orang itu berada di
depannya sekarang.
Gadis itu hampir saja meluapkan
kekesalan dengan membanting
ponselnya, kalau saja Rania tidak
langsung menyambar ponsel tersebut dan
menyembunyikannya di balik punggung.
"Ann, tenang dulu," ujar Rania.
"Marah-marah nggak akan bikin masalah
lo selesai. Mending sekarang lo duduk
dulu deh. Tenangin diri. Kita pikirin
solusinya sama-sama nanti."
"Minum dulu." Tata menyodorkan
sebotol air mineral dingin yang barusan
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com