Luna menggaruk rambut pelan, "Mm... Aku bilang, apa boleh yah, aku duduk di sebelah kamu, di situ? Emang kamu gak marah?"
Sakti emosi. Menarik paksa tangan Luna, agar segera duduk di sebelah dirinya. "Lama! Lo tuh siput apa manusia sih, sebenernya?"
Luna menatap Sakti dengan wajah polos. "Siput. Kamu suka panggil aku siput kan? Jadi, berarti aku itu siput. Benarkan Sakti?"
Sakti menghembuskan napas panjang. Gadis ini, sangat menguras emosi. Pintar soal pelajaran, kenapa sesat dalam pergaulan? Emang, Luna tidak pernah bermain gaul dengan orang? Hingga pertanyaan seperti ini saja, wanita ini menjawabnya dengan wajah tanpa dosa.
"Lo, satu-satunya cewek yang selalu bikin gue kesel. Sekarang, gue minta lo, buat tutup mulut. Gue mau pokus makan, jangan ganggu!" sentak Sakti, langsung melanjutkan acara makannya.
Luna cemberut. Dia menunduk, dan membiarkan Sakti pokus makan. Dan, siapa sangka jika... Pada waktu ini, perut Luna kembali berbunyi.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com