Leo menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku celananya. Dihisapnya rokok kuat-kuat dan menghembuskannya perlahan, sehingga asap putih memenuhi wajahnya yang terlihat dingin dengan mata yang menatap tajam ke depan.
Angin malam yang berhembus cukup kuat tidak membuat Leo merasakan dingin sedikit pun karena hati dan pikirannya sedang dikuasai amarah.
"Kuncoro, bersiaplah dengan semua yang telah kamu lakukan padaku. Pengkhianatan yang kamu lakukan tidak bisa aku maafkan, tabu bagiku untuk memaafkan seorang pengkhianat!"
Leo kembali menghisap rokoknya kuat-kuat, pandangannya jatuh pada rimbunnya pohon yang ada di bawah. "Kuncoro, rumah kecil menunggumu," ucap Leo dengan senyum sinis muncul dari sudut bibirnya. "Kamu akan menjadi penghuni selanjutnya."
Setelah menghabiskan rokok satu batangnya, Leo kembali masuk ke dalam kamar dengan mengunci pintu balkon terlebih dahulu. Dilihatnya Kiara yang sedang tertidur pulas. "Wajahnya tenang sekali."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com