webnovel

18. Belum Saatnya

"Muka lo dari tadi kok merah terus, Kei? Lo nggak lagi kena alergi, kan?" tanya Milli saat mereka pulang.

"Nggak kok," jawab Keira pendek. Sebenarnya ia masih syok dengan ulah Zein tadi. Sampai kini, jantungnya masih berdebar-debar tidak karuan. Rasanya Keira ingin memegangi pipinya yang hangat terus-terusan.

"Bos, kita mau ke mana abis ini?"

Terdengar suara Alvin di bawah tangga. Mata Keira langsung bergerak cepat. Ia segera menemukan geng berbahaya itu di bawah sana. Lalu tertangkaplah sosok Zein di matanya. Cowok itu sedang memainkan ponsel dan entah tersenyum pada siapa.

Gawat, pikir Keira. Hatinya kian berdebar kencang melihat Zein tersenyum seperti itu. Ia segera memutar otak supaya tak berhadapan dengannya. "Mil, gue duluan yaa!" Keira langsung berlari cepat begitu sampai di ujung tangga.

"Loh, Kei!" Milli tentu keheranan melihat aksi temannya yang tak biasa itu. "Tuh anak kenapa sih? Dari jam terakhir kok sikapnya nggak jelas deh," gumamnya.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com