Alina berjalan dengan sesuai yang di tunjukan oleh kakaknya, Kevan. Sesampai pintu yang di maksud oleh Kevan, Alina melihat pintu yang berukuran sedikit pendek itu sejenak. Dengan sedikit takut, tangannya bergerak meraih engsel pintu, dan membuka pintu itu dengan gerakan perlahan.
Ketika pintu itu terbuka, Alina sedikit kagum dengan kantin yang ada di kampus ini. Kantin yang sangat besar, dan luas. Wanita itu mengamati seluruh isi kantin yang tidak terlalu ramai dan matanya menjadi terfokus pada seorang cewek yang duduk di paling ujung, dengan buku tebal yang ada di hadapan, juga sandwich.
Alina terus mengamati cewek itu, tanpa ia sadari air matanya itu turun, menetes sampai tangannya itu. Saat melihat cewek itu, ntah kenapa hatinya terasa sangat sesak karena yang Alina lihat adalah sosok Alena yang sedang membaca buku.
Mata Alina mengedipkan beberapa kali untuk memastikan kalau orang itu benar-benar Alena, saudara kembar yang sangat ia rindu kan.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com