"Dua hari?" Tanya Dian lagi, sambil menutup botol obat dan memasukkannya kembali kedalam kotak P3K.
"Huh, kamu tahu darimana?" Dave tersenyum masam.
Sungguh percakapan suami istri yang sangat singkat yang pernah ada di muka bumi ini, mungkin.
"Ya sudah, kamu tidur lagi. Aku kedapur dulu, mau buatin kamu minuman jahe." Ujar Dian sambil membereskan obat-obatan dan merapihkannya.
"Sayang …" Dave memegang tangan Dian. Meskipun sakit, Dave masih bisa menekan pergelangan tangan Dian dengan tenaganya yang kuat. "Tinggallah sebentar beberapa menit lagi. Kepalaku masih pusing." Jawab Dave dengan matanya yang lemah menatap Dian.
Dian mengatupkan bibirnya.
"Aku tidak akan berbuat apa-apa padamu. Aku hanya ingin ditemani tidur." Seolah Dave tahu isi hati Dian yang bimbang sehingga pria itu pun mengatakannya lagi.
"Baiklah, kamu tidur saja. Aku akan menunggu di sofa." Jawab Dian sambil berdiri dan menuju sofa terdekat.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com