Luna masih sibuk menyiapkan sarapan ketika ia mendengar ketukan pintu berulang kali di depan rumah, ia melirik Aodan yang masih tidur di kamarnya dengan selimut yang menggulung tubuhnya, seperti sebuah kepompong.
"Aodan? Tolong buka pintu, siapa tahu itu Istvan?"
Aodan tidak menjawab, justru menutup kepalanya dengan bantal.
Luna mendengkus, sama seperti biasa kalau Aodan malas, ia tidak akan mendengar perintah Luna, padahal wanita itu tidak membiarkan Aodan untuk tidur di ranjangnya, tapi laki-laki itu selalu punya seribu satu cara agar Luna bisa lengah dan menguasai tempat tidurnya di hari yang mendung ini.
Luna ingin membuat makanan yang simple karena ia juga malas, mungkin membuat roti lapis telur dan daging saja.
TOK … TOK … TOK ….
Pintu kembali diketuk, kali ini lebih kencang. Luna mengerutkan keningnya dan meletakkan roti ke atas meja, berjalan ke depan.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com